Selasa, 16 Juni 2020

RI: Corona Tak Sangat Bahaya, Tingkat Kematian di Bawah MERS dan SARS

Pemerintah Indonesia mengimbau agar masyarakat tetap tenang menghadapi perkembangan situasi wabah virus Corona. Virus dari Wuhan itu tak lebih berbahaya dari MERS dan SARS yang pernah mewabah beberapa tahun silam.
"Penyakit ini bukan penyakit yang baru dalam tataran pemahaman kita, karena ini adalah penyakit influenza, hanya virus penyebabnya yang baru," kata juru bicara pemerintah soal penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di COVID-19 Media Center, Gedung Bina Graha, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

Yurianto mengatakan COVID-19 pada dasarnya masih satu keluarga dengan influenza. Menurutnya, masyarakat tak perlu menganggap COVID-19 sebagai sesuatu yang sangat berbahaya.

"Kemudian juga tidak terlalu penting kita anggap sebagai sesuatu yang sangat berbahaya," kata Yurianto.

COVID-19 juga masih satu keluarga dengan MERS dan SARS yang tingkat kematiannya lebih tinggi. Oleh sebab itu, maka tak perlu menganggap COVID-19 sebagai virus yang sangat berbahaya.

"Karena kalau dilihat dari angka kematiannya (COVID-19) masih di kisaran 2% sampai 3%, jika kita bandingkan dengan MERS, atau kita bandingkan dengan SARS yang jauh lebih tinggi (tingkat kematian orang yang terjangkit)," kata Yurianto.

Jahe dan Temulawak Langka Imbas Corona, Ilmuwan UI Kembangkan Propolis

 Ilmuwan Indonesia kembangkan propolis untuk pengobatan virus corona COVID-19. Penelitian ini dilakukan oleh Muhamad Sahlan dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI).
Propolis merupakan semacam getah yang dikumpulkan oleh para lebah madu dari berbagai pohon untuk menutupi atau memperbaiki celah pada sarangnya. Pada penelitian ini Muhamad Sahlan mengembangkan senyawa propolis yang berasal dari lebah Tetragonula biroi aff.

Menanggapi hal ini, ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan propolis memang terbukti bisa meningkatan daya tahan tubuh dan ini baik untuk mengobati dan mencegah penularan COVID-19.

"Kan sama seperti jahe dan segala macam lainnya. Beberapa studi awal mengatakan ini (propolis) efektif misalnya untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan lain-lain," kata Prof Ari, Kamis (5/3/2020).

Menurutnya Indonesia juga perlu turut ikut andil dalam memerangi COVID-19, terlebih berbagai sumber daya alam yang melimpah bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan penyakit ini.

"Oleh karena itu tujuan kita sebagai praktisi scientist dan ketika ada potensi yaitu dari alam kita, kenapa tidak dikembangkan?" kata Prof Ari.

1 WNI ABK Diamond Princess Dicurigai COVID-19, Diisolasi di RS Persahabatan

 Sebanyak 69 WNI ABK Diamond Princess sudah dievakuasi ke Pulau Sebaru. Satu di antaranya diisolasi ke RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, karena dicurigai suspect corona COVID-19.
"ABK Diamond Princess jumlah 69 orang yang kita jemput dan kemudian sekarang sudah berada di Sebaru dari 69 ini ada satu yang kita pisahkan meskipun kondisi fisiknya baik tapi kita mencurigai kemungkinan suspect dia tertular COVID-19 dan sekarang sudah kita isolasi di RS Persahabatan," kata Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto, di COVID-19 Media Center, gedung Bina Graha, Jl Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

Yuri juga menuturkan, 10 anggota tim medis yang melakukan penjemputan WNI ABK Diamond Princess ke Jepang menjalani observasi. Langkah itu dilakukan karena tim medis itu kontak dekat di negara terdampak corona.

"Data awal 10 anggota medis seluruhnya ini negatif dan hasilnya bagus," ujar Yuri.

Sebelumnya, Yuri mengatakan satu WNI ABK Diamond Princess harus ditahan dulu karena mengalami batuk sehingga harus diambil spesimen kembali.

"Mungkin masih ada satu yang kita tahan di kapal, karena beberapa hari lalu dia ngeluh batuk. Oleh karena itu, kita akan ambil lagi spesimennya. Kalau yang lainnya nggak, aman," ujar Yuri, Rabu (4/3).
https://kamumovie28.com/cast/ryota-kobayashi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar