Selasa, 16 Juni 2020

Bukan Masker, Ini Barang yang Harusnya Distok di Rumah Saat Heboh Corona

 Penyebaran cepat virus corona Covid-19 telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia. Banyak negara telah menutup akses keluar-masuk, maskapai global menangguhkan penerbangan dan pemerintah telah melarang pendatang yang dari negara endemik.
Kehebohan dan kekhawatiran akan penularan virus corona membuat masyarakat panik dan membeli masker untuk berjaga-jaga agar tidak tertular. Padahal memakai masker saat sedang sehat tidak terlalu berpengaruh, malahan disebut bisa bikin seseorang lebih rentan.

"Hal yang seharusnya tidak kamu lakukan adalah memakai masker dan sarung tangan," kata Timothy Brewer, seorang profesor epidemiologi di University of California Los Angeles.

Saat ini stok masker dikabarkan sedang menipis yang membuat masyarakat lebih khawatir. Padahal ada beberapa barang yang harus distok di rumah untuk cegah corona.

Meski WHO belum mengeluarkan status pandemi bagi virus corona, lebih baik untuk berjaga-jaga dengan mempersiapkan diri dan keluarga agar tetap aman di rumah. Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan sebelum pandemi, persediaan air minum dan obat-obatan harus tersedia selama dua minggu.

"Sediakan obat tanpa resep termasuk penghilang rasa sakit, obat sakit perut, batuk, pilek, minuman elektrolit dan vitamin," demikian dikutip dari CNN.

Jika minum obat setiap hari, misalnya punya penyakit diabetes dan hipertensi, pastikan persediaannya cukup untuk beberapa minggu. Perlu juga untuk membeli obat demam seperti ibuprofen.

Secara umum untuk kesiapsiagaan darurat, tak hanya karena virus corona, rumah perlu dibekali dengan stok obat-obatan ringan. Jangan lupa juga untuk membeli antiseptik cairan pembersih rumah yang mengandung alkohol.

RI: Corona Tak Sangat Bahaya, Tingkat Kematian di Bawah MERS dan SARS

Pemerintah Indonesia mengimbau agar masyarakat tetap tenang menghadapi perkembangan situasi wabah virus Corona. Virus dari Wuhan itu tak lebih berbahaya dari MERS dan SARS yang pernah mewabah beberapa tahun silam.
"Penyakit ini bukan penyakit yang baru dalam tataran pemahaman kita, karena ini adalah penyakit influenza, hanya virus penyebabnya yang baru," kata juru bicara pemerintah soal penanganan virus corona, Achmad Yurianto, di COVID-19 Media Center, Gedung Bina Graha, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

Yurianto mengatakan COVID-19 pada dasarnya masih satu keluarga dengan influenza. Menurutnya, masyarakat tak perlu menganggap COVID-19 sebagai sesuatu yang sangat berbahaya.

"Kemudian juga tidak terlalu penting kita anggap sebagai sesuatu yang sangat berbahaya," kata Yurianto.

COVID-19 juga masih satu keluarga dengan MERS dan SARS yang tingkat kematiannya lebih tinggi. Oleh sebab itu, maka tak perlu menganggap COVID-19 sebagai virus yang sangat berbahaya.

"Karena kalau dilihat dari angka kematiannya (COVID-19) masih di kisaran 2% sampai 3%, jika kita bandingkan dengan MERS, atau kita bandingkan dengan SARS yang jauh lebih tinggi (tingkat kematian orang yang terjangkit)," kata Yurianto.
https://kamumovie28.com/star/jasper-liu/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar