Selasa, 06 April 2021

Goodbye! Periskop Resmi Ditutup

  Periscope, aplikasi yang mempopulerkan streaming langsung dari ponsel, resmi ditutup per 1 April 2021 setelah lebih dari enam tahun sejak diluncurkan. Sebagian besar fitur tidak dapat lagi diakses, dan eksistensinya telah dihapus dari toko aplikasi.


Twitter selaku pemilik Periscope sejak Maret 2015 menyebutkan bahwa penutupan dilakukan karena penggunaan platform ini menurun, dan aplikasi Periscope telah berada dalam status "mode pemeliharaan yang tidak berkelanjutan" untuk sementara waktu.


Dikutip dari The Verge, website Periscope akan tetap online dengan arsip siaran publik. Pengguna Periscope pun masih dapat mengunduh datanya melalui Twitter.


Cukup disayangkan Periscope harus tutup justru ketika aplikasi saat ini berlomba menarik perhatian dan banyak digunakan orang. Saat memulai debutnya pada Maret 2015, Periscope dan Meerkat menjadi fenomena. Live streaming kala itu sangat menarik dan membuat banyak orang penasaran mencobanya.


Meski Meerkat dirilis lebih dulu, Periscope dapat dengan cepat menyalip popularitasnya. Dengan dukungan Twitter, Periscope pun memimpin untuk urusan aplikasi live streaming.


Sayangnya, fenomena itu kemudian mereda dan menenggelamkan nama Periscope. Facebook getol mendorong layanan live streaming di platformnya sendiri.

Lebih menyakitkan lagi, pada Desember 2016, Twitter menambahkan kemampuan untuk melakukan live streaming langsung dari aplikasinya sendiri, sehingga membunuh Periscope sebagai aplikasi dan layanan yang berdiri sendiri.

https://tendabiru21.net/movies/xuan-zang/


Pria Ini Salahkan Apple Setelah Kehilangan Bitcoin Rp 8,7 Miliar


Seorang pria menyalahkan Apple setelah kehilangan bitcoin senilai USD 600.000 (Rp 8,7 miliar). Ia menyalahkan Apple karena telah mengizinkan aplikasi palsu dipasang di App Store yang kemudian mencuri mata uang kripto miliknya.

Phillipe Christodoulou, korban penipuan tersebut, mengatakan ia ingin mengecek saldo bitcoin-nya pada bulan Februari lalu. Ia kemudian membuka App Store untuk mencari 'Trezor', perusahaan yang membuat perangkat dompet mata uang kripto.


Christodoulou kemudian menemukan aplikasi dengan logo Trezor dan memiliki rating yang hampir sempurna. Setelah cukup percaya, ia langsung mengunduh aplikasi tersebut dan memasukkan kredensialnya.


Malangnya, aplikasi tersebut ternyata palsu dan dirancang mirip seperti aplikasi resmi agar mengecoh pemilik bitcoin. Christodolou pun kehilangan saldo bitcoin sebesar 17,1 BTC, atau setara dengan USD 600 ribu saat peristiwa tersebut terjadi.


"Mereka mengkhianati kepercayaan yang saya miliki pada mereka. Apple tidak boleh lolos begitu saja," kata Christodoulou kepada The Washington Post, seperti dikutip dari MacRumors, Kamis (1/4/2021).


Christodoulou marah karena Apple selama ini menjagokan ekosistem App Store yang disebut paling aman. Sebelum mengizinkan aplikasi masuk ke App Store, Apple selalu meninjau semua aplikasi untuk mencegah aplikasi palsu dan penipu agar tidak diunduh pengguna.


Apple mengatakan aplikasi Trezor palsu ini bisa lolos karena 'bait-and-switch'. Aplikasi ini memang mendaftar dengan nama Trezor serta menggunakan logo dan warna Trezor, tapi dalam deskripsinya disebut sebagai aplikasi kriptografi yang mengenkripsi file dan password iPhone yang disimpan.


Pengembang aplikasi palsu tersebut mengaku kepada Apple bahwa mereka tidak terlibat dalam mata uang kripto. Setelah didaftarkan, aplikasi itu mengubah deskripsinya menjadi dompet mata uang kripto, yang kemudian tidak bisa dideteksi oleh Apple.


Setelah diberi tahu oleh Trezor, Apple langsung menghapus aplikasi tersebut dan memblokir pengembangnya. Tapi tidak lama kemudian aplikasi Trezor palsu lainnya langsung masuk di App Store, dan langsung dihapus.

https://tendabiru21.net/movies/the-hollow-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar