Rabu, 04 Maret 2020

Lagi Banyak Sampah di Pantai, Pemprov Bali: Jangan Khawatir

Baru-baru ini kiriman sampah menyerbu pesisir Pantai Kuta hingga Petitenget di Bali. Pemprov Bali meminta wisatawan jangan khawatir.

Bahkan, beberapa pantai sampai harus ditutup untuk kegiatan berenang maupun surfing. Tapi, Pemerintah Provinsi Bali memastikan sampah itu tertangani.

"Terkait sampah itu kitalah yang menangani. Adanya satu mindset pola pikir, bukan Bali saja. Dalam kaitan seperti ini sampah itu jadi isu, bukan Bali saja, tapi keseluruhan kita pemerintah ini mengatasi sudah seperti bagaimana pun timbulan sampah plastik mengelola sampah dalam sisi semuanya, itu sudah dilakukan," kata Kabiro Humas Setda Provinsi Bali I Dewa Gede Mahendra Putra di Denpasar, Bali, Senin (28/1/2019).

Dewa mengajak seluruh masyarakat dan wisatawan untuk menjaga kebersihan Bali. Dia pun mempersilakan para wisatawan tetap datang ke Pulau Dewata.

"Jadi jangan khawatir ke Bali. Memang berbicara sampah bukan konteks pemerintah saja ini juga memerlukan perhatian masyarakat sendiri, sosialisasi jelas, apa yang kami lakukan. Akan tetapi paling pokok bagaimana kita mengatur itu di rumah tangga masing-masing, pemerintah ketegasan sudah pasti, melalui perda/pergub/maupun perbup," urainya.

"Sampah ini yang memerangi kita sendiri, masyarakat maupun pihak lain swasta. Kita tidak menginginkan rumah kita kotor. Mari kita bersama-sama mengurangi sampah ini, kekhawatiran ini. Sampah saya kira tidak menjadi satu hal yang gawat, atau dikhawatirkan," ucap Dewa.

Lewat Tenun Ikat Ekuador Kerja Sama dengan NTT

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Ekuador, Amerika Selatan. Ini dalam hal pengembangan usaha tenun ikat.

"Kerja sama ini akan dilakukan dengan belajar bersama dan promosi bersama berbagai produk tenun ikat dari Ekuador dan NTT," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu di Kupang, Senin. Ia menjelaskan, rencana kerja sama itu telah dikemukakan Duta Besar (Dubes) RI untuk Ekuador Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono saat kunjungan ke NTT beberapa hari lalu, seperti dilansir Antara, Senin (28/1/2019).

Ia mengatakan, Pemerintah Ekuador bersama Dubes akan berkunjung ke NTT dan menggelar seminar tentang pengembangan tenun ikat. Marius mengatakan, pemerintah provinsi setempat siap mendukung kerja sama ini dengan memfasilitasi para pelaku usaha tenun ikat kedua negara untuk mendiskusikan secara intens terkait pengembangan tenun ikat.

Selain itu, lanjutnya, akan digelar fashion show berbagai produk busana tenun ikat. Rencananya bertepatan dengan pelaksanaan festival tenun ikat di Pulau Sumba tahun 2019.

"Bapak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) juga menyepakati ini. Mudah-mudahan awal Agustus nanti bisa diselenggarakan bersama di Sumba," katanya.

Lebih lanjut, Marius mengatakan, produk tenun ikat dari Ekuador sudah terkenal di berbagai belahan dunia, padahal sekitar 600 tahun silam mereka belajar di Indonesia. Saat ini, lanjutnya, beragam corak dan motif tenun ikat dari Ekuador sudah diakui dunia melalui UNESCO, organisasi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan.

"Padahal ratusan tahun lalu mereka belajar dari Indonesia. Inilah kenapa kita juga perlu belajar dari mereka bagaimana pengembangannya lewat rencana kerja sama ini," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar