Rabu, 03 Juni 2020

Saat Burung Bersarang di Pesawat yang Diparkir di Bandara (2)

Sejak akhir Maret, sebagian besar armada AirAsia Group yang berjumlah 282 pesawat telah terparkir di beberapa bandara di Asia. Di antara jumlah tersebut terdapat 28 unit pesawat yang terparkir di 4 lokasi di Indonesia sejak 1 April 2020 yaitu Jakarta, Denpasar, Medan, dan Surabaya.
Sejak akhir Maret, sebagian besar armada AirAsia Group yang berjumlah 282 pesawat telah terparkir di beberapa bandara di Asia. Di antara jumlah tersebut terdapat 28 unit pesawat yang terparkir di 4 lokasi di Indonesia sejak 1 April 2020 yaitu Jakarta, Denpasar, Medan, dan Surabaya.Perawatan pesawat AirAsia Foto: AirAsia
AirAsia telah mengaktifkan prosedur parkir jangka panjang (Long Term Parking Procedures) yang merupakan bagian pedoman perawatan pesawat atau Aircraft Maintenance Manual (AMM) yang dipersyaratkan oleh pabrikan pesawat Airbus. Pedoman yang ketat tersebut menjelaskan tentang prosedur dan perawatan rutin yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan dan kelaikudaraan pesawat selama periode parkir jangka panjang.

"Pertanyaan pertama yang kami tanyakan kepada diri kami adalah, di mana kami akan menyimpan ke-282 pesawat ini? Bandara basis operasi atau hub terbesar kami berada di Kuala Lumpur dan Bangkok, tapi bahkan Bandara KLIA2 dan Don Mueang tidak mempunyai tempat parkir yang cukup untuk menampung semua pesawat kami," dia menanyakan.

"Di Kuala Lumpur, kami berhasil memecahkan masalah ini dengan memarkirkan sebagian pesawat di terminal kargo; sementara di Bangkok jumlah tempat parkir benar-benar terbatas dan tidak mencukupi, itu pun setelah beberapa pesawat kami akhirnya diparkirkan di taxiway yang telah disulap menjadi area parkir sementara oleh otoritas bandara," katanya.

"Namun, setelah mempertimbangkan banyak hal kami memutuskan untuk memindahkan beberapa pesawat kami ke hub terdekat lainnya seperti Phuket International Airport dan Utapao Rayong-Pattaya International Airport," dia menjelaskan.

Tim juga harus mengidentifikasi masa parkir yang diperlukan untuk setiap pesawat, karena prosedur perawatan yang harus dilakukan terhadap pesawat ini berbeda-beda tergantung kategori masa parkir; kurang dari sebulan, satu hingga enam bulan, atau enam bulan hingga setahun.

"Hampir semua pesawat kami yang terparkir tergolong ke dalam kategori pertama dan kedua. Sebagian kecil tetap dibiarkan aktif untuk sewaktu-waktu dapat digunakan membantu misi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, atau untuk operasi kargo dan sewa." ucap Banyat.

Bagi grup maskapai yang mengoperasikan ratusan penerbangan per hari, masa hibernasi ini menjadi kesempatan yang langka untuk dapat melakukan program pembersihan menyeluruh serta perbaikan interior kabin pesawat.

Semua bagian atau panel yang dapat dilepas akan dibuka dan dibersihkan secara menyeluruh termasuk panel dinding kabin, area awak kabin atau biasa disebut 'galley', toilet, dan bahkan panel atas di ruang kemudi pesawat. Karpet dan tirai akan dicuci dan seluruh permukaan di dalam kabin seperti sandaran tangan dan meja akan dilap menggunakan cairan desinfeksi berkualitas tinggi.

"Merawat armada pesawat dalam jumlah yang besar bukan pekerjaan yang mudah, bahkan untuk mengistirahatkan pesawat-pesawat ini butuh perencanaan kerja yang memakan waktu panjang dan koordinasi yang penuh kehati-hatian antara tim teknisi dan petugas darat," ujar Banyat.

"Kami beranggapan, masa istirahat ini adalah satu langkah untuk maju ke depan, ketika pandemi ini berakhir, kami akan siap membawa tamu-tamu kami terbang kembali, dan untuk sekarang kami sedang melakukan pekerjaan penting yaitu memastikan pesawat aman dan terawat dengan baik untuk tamu kami," Banyat menambahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar