Rabu, 14 Oktober 2020

Banyak Demonstran Omnibus Law Reaktif COVID-19, Satgas Prediksi Lonjakan Kasus

 Di berbagai daerah di Indonesia beberapa hari ini ramai gerakan demonstrasi besar-besaran menolak Omnibus Law atau Undang-undang Cipta Kerja. Hal ini disebut Satgas Penanganan COVID-19 kemungkinan akan semakin meningkatkan kasus Corona di Indonesia.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan dari sebagian demonstran yang diamankan oleh polisi dan TNI, diketahui beberapa menunjukkan hasil reaktif. Wiku memprediksi kemungkinan akan terjadi lonjakan kasus dalam waktu 2 minggu ke depan.


"Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang menunjukkan contoh kecil saja bahwa virus ini bisa menyebar dengan cepat dan luas. Angka ini diprediksi akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (13/10/2020).


Sebagai langkah antisipasi, Satgas COVID-19 mengimbau pihak universitas yang mahasiswanya ikut demonstrasi lanjutan agar didata dan dites. Nantinya bila hasil tes reaktif maka harus segera ditelusuri kontak dekat dan disiapkan lokasi isolasi.


Sementara untuk kelompok buruh disarankan membentuk Satgas COVID-19 di tingkat perusahaan. Satgas selanjutnya berfungsi sebagai koordinator antara kaum buruh dengan pemerintah setempat dalam melaksanakan screening pada siapa saja yang turut melakukan aksi demo.

https://nonton08.com/dark-watchers-the-women-in-black/


123 Demonstran Tolak Omnibus Law di 6 Provinsi Reaktif COVID-19, Ini Sebarannya


 Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan sebaran pendemo yang reaktif terhadap virus Corona saat aksi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja di sejumlah daerah kemarin. Total ada 6 provinsi yang sudah diidentifikasi.

"Berdasarkan hasil pantauan dari aksi minggu lalu, terdapat dua kelompok utama yang menyampaikan aspirasinya secara terbuka, yaitu kelompok mahasiswa dan buruh," ucap juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Selasa (13/10/2020).


Wiku menjelaskan, beberapa provinsi tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Sementara hasil tes di Jawa Tengah masih dalam tahap konfirmasi.


Sebagai langkah antisipasi, Wiku mengimbau bagi para pihak universitas dan perusahaan maupun aparat keamanan yang berjaga dalam demo tersebut untuk melakukan identifikasi serta testing untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin luas.


Berikut sebaran pendemo yang reaktif terhadap COVID-19 di 6 provinsi tersebut.


Sumatera Utara: 21 dari 253 pendemo reaktif

DKI Jakarta: 34 dari 1.192 pendemo reaktif

Jawa Timur: 24 dari 650 pendemo reaktif

Sulawesi Selatan: 30 dari 261 pendemo reaktif

Jawa Barat: 13 dari 39 pendemo reaktif

DI Yogyakarta: 1 dari 95 pendemo reaktif

"Angka ini diprediksi akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan, karena peluang adanya penularan COVID-19 dari para demonstran lainnya," tutur WIku.


123 Demonstran Tolak Omnibus Law di 6 Provinsi Reaktif COVID-19, Ini Sebarannya


Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan sebaran pendemo yang reaktif terhadap virus Corona saat aksi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja di sejumlah daerah kemarin. Total ada 6 provinsi yang sudah diidentifikasi.

"Berdasarkan hasil pantauan dari aksi minggu lalu, terdapat dua kelompok utama yang menyampaikan aspirasinya secara terbuka, yaitu kelompok mahasiswa dan buruh," ucap juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Selasa (13/10/2020).


Wiku menjelaskan, beberapa provinsi tersebut, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Sementara hasil tes di Jawa Tengah masih dalam tahap konfirmasi.


Sebagai langkah antisipasi, Wiku mengimbau bagi para pihak universitas dan perusahaan maupun aparat keamanan yang berjaga dalam demo tersebut untuk melakukan identifikasi serta testing untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin luas.


Berikut sebaran pendemo yang reaktif terhadap COVID-19 di 6 provinsi tersebut.


Sumatera Utara: 21 dari 253 pendemo reaktif

DKI Jakarta: 34 dari 1.192 pendemo reaktif

Jawa Timur: 24 dari 650 pendemo reaktif

Sulawesi Selatan: 30 dari 261 pendemo reaktif

Jawa Barat: 13 dari 39 pendemo reaktif

DI Yogyakarta: 1 dari 95 pendemo reaktif

"Angka ini diprediksi akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan, karena peluang adanya penularan COVID-19 dari para demonstran lainnya," tutur WIku.

https://nonton08.com/gantz/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar