Selasa, 27 Oktober 2020

Libur Panjang Cuti Bersama, dr Reisa: Berlibur di Rumah Saja!

 Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan, pilihan terbaik untuk memanfaatkan waktu libur panjang cuti bersama di akhir Oktober dan awal November 2020 nanti dengan di rumah saja.

"Pilihan terbaik adalah berlibur di rumah saja. Sebagian besar kita telah melakukan ini selama lebih dari 8 bulan. Pilihan ini adalah yang paling aman," jelas dr Reisa dalam keterangan pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (23/10/2020).


Selain itu, dr Reisa menyebut kebersihan rumah juga harus diperhatikan sehingga seluruh anggota keluarga dapat menikmati masa liburan dengan aman dan nyaman


"Rumah dibersihkan dan disinfeksi secara rutin. Pastikan peredaran udara segar dan lancar dalam rumah. Caranya, membuka ventilasi atau jendela. Biarkan sinar matahari masuk dan butuh bekerjasama dengan seluruh anggota keluarga untuk memastikan rumah rapi dan bersih," ujar dr Reisa.


dr Reisa juga memberikan sejumlah rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan disela berlibur di rumah saja. Mulai dengan menonton film dan konser virtual.


"Atau menikmati tayangan online yang menarik, dari konser musik film dan banyak lagi. Anda bisa juga membuat permainan seru bersama anggota keluarga sampai kegiatan olahraga bersama," saran dr Reisa.


"Untuk olahraga, kami pernah menginformasikan soal pedoman dari Kementerian Pemuda dan Olahraga di antaranya, olahraga di rumah sebagai opsi terbaik. Yoga, senam atau mempraktikkan berbagai tips stretching dan angkat beban," pungkas dr Reisa.

https://indomovie28.net/fundamentals-caring-2016-2/


Terapi Plasma Disebut Tak Efektif Tekan Kematian COVID-19, Ini Hasil Studinya


 Studi baru menemukan terapi plasma darah yang sebelumnya menjadi salah satu opsi untuk pengobatan COVID-19 tak efektif mencegah keparahan penyakit atau mengurangi risiko kematian pasien.

Studi yang dimuat dalam jurnal BMJ menunjukkan bahwa efektivitas dari terapi plasma darah sangat terbatas.


Studi ini mengikutsertakan sekitar 464 pasien COVID-19 bergejala sedang di India. Sebanyak 253 pasien di antaranya dipilih secara acak untuk menerima perawatan plasma darah. Sementara 229 pasien lainnya hanya mendapatkan perawatan standar.


Hasilnya, plasma darah hanya ditemukan memperbaiki gejala kelelahan dan sesak napas. Namun, terapi tersebut tidak bisa mengatasi gejala demam dan batuk pada pasien. Hal ini bisa dilihat dari jumlah pasien yang membutuhkan ventilator, yang tidak jauh berbeda antara kedua kelompok.


Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa terapi plasma darah tidak terlalu efektif menekan risiko kematian pasien pada kedua kelompok. Angka kematian pasien pada kelompok plasma darah (15 persen) justru lebih besar daripada pada kelompok non-plasma darah (14 persen).


Meski demikian, studi ini memiliki beberapa keterbatasan. Perlu dibutuhkan lebih banyak penelitian lagi untuk menentukan apakah temuan serupa akan muncul pada kelompok pasien yang lebih besar.


Mengomentari hasil studi tersebut, ahli epidemiologi Martin Landray mengatakan bahwa uji coba yang dilakukan di India tersebut terlalu kecil untuk memberikan jawaban yang jelas.


"Percobaan yang lebih besar diperlukan untuk hasil yang lebih jelas," kata Landray.


Terapi ini dilakukan dengan menggunakan plasma darah yang diambil dari penyintas COVID-19. Antibodi dalam plasma darah diklaim dapat membantu respons imun untuk melawan penyakit pada pasien yang masih dinyatakan positif.

https://indomovie28.net/flying-colors-2015/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar