Rabu, 14 Oktober 2020

Tak Percaya Hasil Lab, 2 Pasien COVID-19 di Brebes Meninggal Usai Pulang Paksa

 Dua pasien positif COVID-19 asal Brebes, Jawa Tengah, meninggal dunia setelah pulang paksa dari rumah sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, menyebut, pasien ini memaksa pulang karena tidak percaya hasil laboratorium dan menganggap rumah sakit telah men-COVID-kan pasien.

Rumor mengenai isu rumah sakit banyak men-COVID-kan pasien, sedikit banyak telah mempengaruhi pikiran warga. Dampak paling banyak yang muncul adalah, pasien dan keluarga tidak mempercayai hasil laboratorium dan meminta pulang paksa meski hasil swab menyatakan positif.


Kondisi ini terjadi di Brebes, Jawa Tengah. Ada dua orang yang dinyatakan positif, namun tidak mempercayai hasil uji swab. Pasien kemudian memaksa pulang lantaran beranggapan telah di-COVID-kan oleh rumah sakit. Akibatnya, mereka meninggal dunia setelah beberapa hari berada di rumah.


Kepala Dinas Kesehatan Brebes, dr Sartono mengungkapkan, dua pasien positif COVID-19 yang meninggal setelah pulang paksa adalah L, Warga Desa Kemurang, Kecamatan Tanjung dan M (43) warga Kecamatan Ketanggungan.


"Intinya, dua pasien dan keluarganya ini tidak percaya hasil laboratorium. Dikiranya rumah sakit ini meng-COVID-kan. Jadi mereka minta pulang paksa. Namun apa yang terjadi, dua duanya meninggal dunia," ungkap Sartono kepada wartawan di lantornya, Selasa (13/10/2020) siang.


Lebih jelas, Sartono merinci, pasien L adalah wanita yang mengeluhkan gejala klinis batuk sesak nafas. Wanita ini kemudian dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal. Setelah dilakukan uji swab hasilnya menunjukkan positif corona.


"Namun, baik pasien dan keluarganya tidak percaya. Seakan akan, rumah sakit telah meng-COVID-kan. Terus pasien ngotot ingin pulang dengan alasan status positif corona hanya akal akalah pihak rumah sakit yang suka meng-COVID-kan," beber Sartono.


Pasien lain yang meninggal setelah pulang paksa adalah Nyonya M (43) warga Kecamatan Ketanggungan. Awalnya, dia dirawat di RS Bhakti Asih karena mengalami gejala batuk, flu dan demam tinggi.


Setelah dilakukan uji swab, pihak rumah sakit menyatakan, Nyonya M terkonfirmasi positif corona. Meski positif, pihak pasien tidak percaya dan minta segera pulang dengan alasan kondisinya sudah membaik.


"Keluarga ini tidak percaya dan memaksa pulang. Alasannya karena kondisi badan sudah mulai membaik. Padahal, pasien ini masih perlu perawatan medis. Kalau dia merasa lebih baik itu karena faktor masuknya oksigen saat di rumah sakit," terang Sartono.


Penolakan terhadap hasil laboratorium ini, kata Kepala Dinkes Brebes, terus berlanjut. Anggota keluarga yang terlibat kontak erat dengan pasien M ini menolak saat akan dilakukan tracing. Mereka tetap menganggap hasil swab ini merupakan akal akalan pihak rumah sakit.


"Laporan petugas di lapangan, mereka tidak mau mengikuti tracing, tidak mau diperiksa. Alasannya ya itu tadi, menganggap hasil uji swab hanya akal-akalan," pungkasnya.

https://nonton08.com/life-risking-romance/


Banyak Demonstran Omnibus Law Reaktif COVID-19, Satgas Prediksi Lonjakan Kasus


Di berbagai daerah di Indonesia beberapa hari ini ramai gerakan demonstrasi besar-besaran menolak Omnibus Law atau Undang-undang Cipta Kerja. Hal ini disebut Satgas Penanganan COVID-19 kemungkinan akan semakin meningkatkan kasus Corona di Indonesia.

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan dari sebagian demonstran yang diamankan oleh polisi dan TNI, diketahui beberapa menunjukkan hasil reaktif. Wiku memprediksi kemungkinan akan terjadi lonjakan kasus dalam waktu 2 minggu ke depan.


"Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang menunjukkan contoh kecil saja bahwa virus ini bisa menyebar dengan cepat dan luas. Angka ini diprediksi akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Selasa (13/10/2020).


Sebagai langkah antisipasi, Satgas COVID-19 mengimbau pihak universitas yang mahasiswanya ikut demonstrasi lanjutan agar didata dan dites. Nantinya bila hasil tes reaktif maka harus segera ditelusuri kontak dekat dan disiapkan lokasi isolasi.


Sementara untuk kelompok buruh disarankan membentuk Satgas COVID-19 di tingkat perusahaan. Satgas selanjutnya berfungsi sebagai koordinator antara kaum buruh dengan pemerintah setempat dalam melaksanakan screening pada siapa saja yang turut melakukan aksi demo.

https://nonton08.com/the-da-vinci-code/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar