Pemerintah menggandeng sejumlah pabrikan farmasi internasional untuk memproduksi vaksin COVID-19, salah satunya Sinovac Biotech Ltd, perusahaan farmasi kelas dunia yang bermarkas di China.
Produk vaksin yang disiapkan oleh Sinovac, Coronavac telah memulai uji klinis di Indonesia sejak awal Agustus lalu dan kini memasuki fase ketiga. Tak hanya Indonesia, Brasil pun telah mendahului proses uji klinis vaksin Sinovac pada Juli. Turki turut menyusul pada September, dan tak ketinggalan juga Bangladesh.
Hasil uji klinis fase ketiga yang dilakukan oleh Bio Farma bersama dengan Universitas Padjajaran menunjukkan hasil positif.
"Pihak Bio Farma dan tim riset dari Unpad memastikan sejauh ini tidak ada laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius pada relawan, berdasarkan monitoring selama satu bulan pasca penyuntikan. Artinya, aspek keamanan Coronavac dari Sinovac masih terpantau aman. Namun, efektivitas vaksin yang diproduksi Sinovac ini tetap harus menunggu tahapan uji klinis vaksin ketiga rampung sepenuhnya." demikian dikutip dari rilis resmi KPCPEN, Senin (21/12/2020).
Untuk mempercepat program vaksinasi COVID-19 nantinya, pemerintah Indonesia telah mendatangkan sedikitnya 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi Sinovac. Produk tersebut telah tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020. Selanjutnya, sebanyak 1,8 juta dosis vaksin yang sama akan tiba pada Januari 2021. Sebanyak 45 juta dosis bahan baku (bulk) juga akan menyusul.
Tak hanya teruji positif di Indonesia, kualitas vaksin Sinovac juga diakui oleh negara-negara tetangga. Salah satunya Singapura, melalui rilis resmi di situs pemerintah disebutkan adanya kerja sama pengadaan vaksin antara Singapura dengan Sinovac. Filipina juga kini tengah bernegosiasi untuk mendatangkan sedikitnya 25 juta dosis vaksin COVID-19 dari Sinovac pada Maret 2021 mendatang.
Dengan banyaknya negara yang juga ikut memesan vaksin Sinovac serta uji klinis yang berjalan lancar di Indonesia, maka masyarakat diharapkan tidak khawatir dengan keamanan vaksin COVID-19 yang akan dipakai dalam program vaksinasi nasional nanti. Pemerintah telah memastikan bahwa apapun vaksin COVID-19 yang disuntikkan kepada masyarakat nantinya, telah mendapat izin dari BPOM dan MUI serta melalui evaluasi yang ketat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah menegaskan bahwa vaksinasi COVID-19 akan diberikan secara gratis sepenuhnya kepada masyarakat. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah, maka sudah sepatutnya masyarakat untuk terlibat dalam program vaksinasi COVID-19 demi memulihkan kesehatan dan ekonomi nasional.
https://maymovie98.com/movies/accident-man/
DKI Tertinggi, Ini Sebaran 6.848 Kasus COVID-19 RI 21 Desember
Pemerintah melaporkan penambahan kasus baru COVID-19 yang terkonfirmasi pada hari Senin (21/12/2020). Ada penambahan 6.848 kasus, sehingga total pasien terkonfirmasi saat ini sudah mencapai 671.778 kasus semenjak virus Corona mewabah di Indonesia.
DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus paling tinggi sebanyak 1.466 kasus, disusul Jawa Tengah sebanyak 997 kasus dan Jawa Timur sebanyak 837 kasus baru per 21 Desember.
Detail perkembangan virus Corona Senin (21/12/2020), adalah sebagai berikut:
Kasus positif bertambah 6.848 menjadi 671.778
Pasien sembuh bertambah 5.073 menjadi 546.884
Pasien meninggal bertambah 205 menjadi 20.085
Tercatat sebanyak 37.445 spesimen diperiksa hari ini di seluruh Indonesia, sedangkan jumlah suspek sebanyak 67.509.
Sebaran 6.848 kasus baru Corona di Indonesia pada Senin (21/12/2020).
DKI Jakarta: 1.466 kasus
Jawa Tengah: 997 kasus
Jawa Timur: 837 kasus
Jawa Barat: 716 kasus
Sulawesi Selatan: 559 kasus
Kalimantan Tengah: 296 kasus
Kalimantan Timur: 211 kasus
Banten: 190 kasus
DI Yogyakarta: 186 kasus
Kepulauan Riau: 154 kasus
Bali: 135 kasus
Lampung: 132 kasus
Sumatera Barat: 122 kasus
Kalimantan Utara: 99 kasus
Sulawesi Utara: 99 kasus
Sumatera Utara: 90 kasus
Riau: 76 kasus
Sumatera Selatan: 66 kasus
Nusa Tenggara Barat: 57 kasus
Bengkulu: 54 kasus
Maluku Utara: 54 kasus
Kalimantan Selatan: 43 kasus
Papua Barat: 43 kasus
Papua: 32 kasus
Sulawesi Tengah: 26 kasus
Bangka Belitung: 21 kasus
Maluku: 21 kasus
Jambi: 19 kasus
Aceh: 18 kasus
Nusa Tenggara Timur: 13 kasus
Sulawesi Barat: 10 kasus
Sulawesi Tenggara: 6 kasus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar