Kamis, 31 Desember 2020

Studi: Pasien Alami Gejala COVID-19 Tak Biasa, Cegukan 7 Hari Berturut-turut

 Sebuah studi yang belum peer reviewed pada Juni lalu menunjukkan seorang pria berusia 64 tahun mengalami cegukan selama lebih dari 72 jam sebagai gejala COVID-19. Ia lantas dilarikan ke IGD untuk segera mendapat bantuan.

Usai dirontgen, ada tanda dirinya mengalami penyakit paru-paru serius, dan hasil tes menunjukkan ia positif COVID-19. Pria ini pun tak pernah mengeluhkan gejala COVID-19 umum seperti batuk atau demam.


Kasus serupa sebelumnya diungkap The American Journal of Emergency Medicine pada pria berusia 62 tahun. Ia mengalami cegukan selama empat hari berturut-turut dan tidak ada gejala lain yang dialami pasien COVID-19 ini.


Catatan para peneliti menunjukkan pemeriksaan fisik pasien seluruhnya dalam kondisi baik. Namun, usai melakukan rontgen dada dan CT scan, ditemukan ada 'bercak putih' atau ground glass opacities di seluruh bagian paru-parunya dan dinyatakan terinfeksi Corona.


Menurut para peneliti, studi kasus ini menunjukkan, meski beberapa gejala jarang ditemui, penting bagi profesional medis untuk menangani semua gejala atipikal secara serius sebagai kemungkinan terinfeksi virus Corona.


"Laporan kasus ini menyoroti dua masalah penting: pertama, menekankan pentingnya evaluasi mendetail pada mereka yang mengalami cegukan, minimal mengambil riwayat menyeluruh, pemeriksaan fisik, mendapatkan pekerjaan laboratorium dasar, dan melakukan rontgen dada," tulis tim di balik studi tersebut.


"Kedua, dokter harus menjaga infeksi COVID-19 pada perbedaan mereka karena lebih banyak kasus ditemukan melalui presentasi yang tidak biasa," lanjutnya.


Lantas kapan harus waspada jika cegukan jadi tanda kondisi serius?

Dikutip dari Best Life, National Health Service (NHS) menyarankan untuk segera mencari perhatian medis jika cegukan berlangsung selama 48 jam. Namun, tentu saja sebagian besar kasus cegukan yang saat ini ditemui berasal dari pengaruh dari stres, makan atau minum terlalu cepat, terlalu banyak minum alkohol dan faktor lainnya.


Adapun gejala COVID-19 tak biasa yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.


1. Ruam kulit

Dalam studi April yang diterbitkan The British Journal of Dermatology, para peneliti meminta data dari semua dokter kulit di Spanyol terkait pasien COVID yang mengalami ruam dalam dua minggu sebelumnya. Total ada 375 kasus, kemudian para peneliti membagi menjadi lima kategori ruam.


Ini ciri-ciri yang paling sering ditemukan.


Benjolan kecil, datar, atau menonjol


Ruam merah di jari kaki dan tangan

Ruam gatal yang terlihat mirip dengan iritasi.

2. Mata merah

Gejala COVID-19 lainnya adalah mata merah. Dokter mata Alexandra Williamson, OD, baru-baru ini mengatakan kepada Cleveland Clinic, "Secara anatomis, mata terhubung ke saluran hidung melalui saluran nasolakrimal, di mana air mata kita mengalir ke dalam sinus. Dan hubungan itu memungkinkan virus Corona COVID-19 menyebabkan masalah di kedua tempat," tuturnya.

https://tendabiru21.net/movies/ordinary-love/


EUA Vaksin Astrazeneca di Inggris Terbit, Ini Benefit buat Indonesia


Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan National Health Regulatory Authority (NHRA) Inggris telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 dari Astrazeneca. Hal itu, kata Retno, memberikan dampak positif bagi proses vaksinasi nasional di Indonesia.

Retno menjelaskan NHRA Inggris memiliki mekanisme reliance dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Melalui mekanisme tersebut, registrasi untuk vaksin di Indonesia dapat menggunakan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh NHRA Inggris. Hal itu akan mempercepat penerbitan izin atau EUA untuk vaksin Astrazeneca di Indonesia.


"Melalui proses reliance ini proses penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) atas vaksin Astrazeneca di idonesia akan lebih mudah. Hasil Emergency Use Authorization di Inggris ini dapat dijadikan basis dan review dikeluarkannya emergency use authorization di Indonesia," jelas Retno dalam keterangan pers kedatangan vaksin Sinovac batch kedua di Bandara Sokearno Hatta, Kamis (31/12/2020).


Retno menambahkan pemerintah bersama stakeholder terkait terus berupaya agar EUA vaksin COVID-19 bisa diterbitkan sesegera mungkin. Hal itu akan mempercepat pendistribusian vaksin kepada masyarakat Indonesia.


"Sebagaimana yang dijelaskan kepala BPOM kemarin upaya terkoordinasi dengan semua pihak dan lembaga terkait baik di Indonesia dan di luar negeri terus dilakukan untuk mempercepat proses Emergency Use Authorization. Tentunya proses ini tidak akan mengompromikan aspek keamanan, efektivitas, dan kualitas vaksin," ungkap Retno.


Sebagai informasi, sebanyak 1,8 juta vaksin dari Sinovac tiba di Indonesia pada Kamis (31/12) siang. Dengan datangnya tambahan vaksin tersebut secara kumulatif sudah 3 juta dosis vaksin Sinovac yang tiba di Indonesia.

https://tendabiru21.net/movies/breaking-the-waves/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar