Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menyebut dasar pemilihan vaksin COVID-19 harus memenuhi beberapa faktor seperti memenuhi unsur aman, efektif, dan mutu. Hal inilah yang menjadi penentu pemerintah memilih vaksin Sinovac.
Adapun dasar pemilihan vaksin COVID-19 harus memenuhi beberapa faktor seperti vaksin yang terpilih harus memiliki unsur keamanan khasiat dan mutu yang terjamin oleh lembaga yang berwenang. Selain itu, harus dapat dibuktikan dari serangkaian pengujian yang dimulai dari pengujian praklinis, uji klinis tahap satu, dua dan tiga.
"Jika melihat timeline ataupun proses pengembangan, calon vaksin COVID-19 dari Sinovac termasuk satu dari 10 kandidat yang paling cepat dan sudah masuk ke uji klinis tahap 3. Selain itu, metode pembuatan vaksin menggunakan platform inactivated virus sudah dikuasai Bio Farma," kata Honesti dalam keterangan tertulis, Jumat (11/12/2020).
Hal itu diungkapkannya dalam Keterangan Pers 'Perencanaan Distribusi dan Quality Control Vaksin COVID-19' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (8/12) lalu.
Lebih lanjut dijelaskannya, dari sisi platform ataupun metode pembuatan vaksin menggunakan platform inactivated atau virus yang sudah dimatikan dan sudah terbukti pada jenis-jenis vaksin lainnya. "Platform atau metode tersebut sudah dikuasai oleh Bio Farma," tegasnya.
Kemudian faktor penentu lainnya adalah sistem mutu yang dimiliki oleh Sinovac yang sudah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Dalam kerja sama antara Bio Farma dengan Sinovac, terdapat juga transfer teknologi dalam hal pengujian-pengujian yang dibutuhkan.
Sebagaimana diketahui, pada Minggu malam (6/12/20) lalu, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 single dose Sinovac buatan China tiba di Indonesia. Jumlah total vaksin Sinovac yang akan didatangkan Bio Farma adalah 3 juta dosis
Setelah datang 1,2 juta dosis pada 6 Desember, 1,8 juta dosis akan datang pada akhir Desember atau awal Januari 2021. Selain vaksin jadi, Desember 2020 ini, Bio Farma juga menerima 15 juta dosis bahan baku vaksin. Kemudian tambahan 30 juta lagi bahan baku vaksin pada Januari 2021.
Vaksin tersebut dikemas dalam tujuh kontainer Envirotainer khusus demi menjaga kualitas vaksin selama terbang dari Beijing ke Jakarta. Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, vaksin dibawa ke Bio Farma, Bandung untuk proses quality control dan kemudian pendistribusian. Setelah mendapat izin penggunaan dan sertifikasi halal, maka proses vaksinasi akan dilakukan.
https://movieon28.com/movies/eiffel-im-in-love-2/
Corona Dunia Tembus 70 Juta Kasus, Indonesia Kini Peringkat Berapa?
Pandemi Corona sudah berjalan satu tahun, Corona dunia sudah menembus lebih dari 70 juta. Kasus COVID-19 di beberapa negara masih terus mencatat peningkatan kasus Corona.
Bahkan di antara negara yang berhasil menekan gelombang pertama Corona, kini kembali menghadapi lonjakan kasus di gelombang kedua hingga ketiga.
Amerika Serikat masih negara yang paling terdampak COVID-19 dengan mencatat ratusan ribu kasus COVID-19 setiap harinya. Meski begitu, perkembangan vaksin COVID-19 pun terus menyampaikan kabar baik, seperti vaksin Corona Pfizer dan Moderna yang melaporkan efektivitas lebih dari 90 persen.
Bagaimana dengan Indonesia?
Dalam sepekan terakhir, kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat hingga sempat mencetak rekor 8.369 kasus baru pada Kamis (3/12/2020). Meski saat itu Satgas COVID-19 menyebut lonjakan terjadi karena sistem pencatatan dan laporan terkait kasus COVID-19 belum optimal.
"Angka yang sangat tinggi ini disebabkan karena sistem yang belum optimal untuk mengakomodasi pencatatan, laporan, dan validasi data dari provinsi secara realtime," jelas juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito kala menanggapi rekor kasus Corona.
Indonesia sendiri berada di peringkat keempat dengan kasus Corona tertinggi di Asia. Melampaui Irak, Bangladesh, dan Filipina.
Data worldometers Corona per Kamis (10/12/2020) juga menunjukkan Indonesia berada di peringkat ke-19 tertinggi di dunia. Catatan kasus baru COVID-19 terakhir sebanyak 6.033 kasus dengan total hampir 600 ribu kasus yaitu sebanyak 598.933.
Berikut detail kasus Corona tertinggi di Asia.
India
Kasus baru: 34.666 kasus
Total kasus: 9.796.992 kasus
Turki
Kasus baru: 30.424 kasus
Total kasus: 1.748.567 kasus
Iran
Kasus baru: 10.343 kasus
Total kasus: 1.083.023
Indonesia
Kasus baru: 6.033 kasus
Total kasus: 598.933
Irak
Kasus baru: 1.380
Total kasus: 571.253
Bagaimana perkembangan kasus Corona di dunia? Negara manakah yang melaporkan kasus paling tinggi? Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar