Jumat, 11 Desember 2020

Perawat Ini Bagikan Kisahnya Jadi Relawan Uji Coba Vaksin COVID-19 Pfizer

 Seorang perawat anak di California yang menjadi salah satu relawan dalam uji coba kandidat vaksin COVID-19 Pfizer menceritakan pengalamannya. Ia mengalami hal yang tak terduga setelah menerima suntikan kedua dalam percobaan tersebut.

Perawat bernama Kristen Choi ini mengatakan meskipun dirinya masih belum yakin apakah yang disuntikkan kepadanya itu vaksin atau plasebo. Tetapi, melihat reaksi cukup kuat yang dialaminya, ia yakin bahwa dirinya menerima suntikan vaksin aktif.


"Setelah suntikan pertama, rasanya seperti suntikan biasa, suntikan flu atau yang lainnya. (Saya) sedikit sakit, tetapi tidak lebih dari itu," kata Choi yang dikutip dari Fox News, Jumat (11/12/2020).


Namun, hal berbeda dialami Choi saat menerima suntikan kedua. Ia mulai merasa menggigil hingga demam tinggi.


"Ketika saya pulang setelah belajar, beberapa jam kemudian saya mulai menggigil, sakit kepala, dan kelelahan. Saya mulai merasa semakin buruk sepanjang malam dan bangun dengan demam di tengah malam," jelas Choi.


"Itu terus meningkat sampai pagi, saat saya bangun dengan demam yang sangat tinggi 104,9 (40,5 derajat Celcius). Pada saat itu, saya minum Tylenol, minum air, dan untungnya efek sampingnya sebagian besar mulai membaik, hilang pada akhir hari pertama itu," lanjutnya.


Menurut Choi, tanda-tanda reaksi vaksin yang dialaminya itu sangat mirip dengan gejala COVID-19. Reaksi vaksin ini adalah sinyal bahwa sistem kekebalan tubuh mulai melawan virus.


"Saya sangat senang bisa berpartisipasi, dan saya akan melakukannya lagi jika saya memiliki kesempatan," ujar Choi.

https://movieon28.com/movies/the-quiet/


Hanya 5 Menit Berpapasan dengan Pasien Positif, Gadis Ini Tertular COVID-19


Ketika seorang siswa sekolah menengah atas di Jeonju, Korea Selatan, dinyatakan positif COVID-19 pada bulan Juni, banyak ahli kesehatan masyarakat menjadi bingung. Terlebih pada saat itu, Jeonju tidak memiliki kasus Corona dalam dua bulan, dan sudah lebih sebulan tidak terjadi penularan di Seoul, ibu kota Korsel.

Gadis itu tidak bepergian ke luar kota selama berminggu-minggu, dan kebanyakan hanya bolak-balik antara rumah dan sekolah. Jadi dari mana, dan dari siapa, dia terinfeksi?


Dikutip dari Business Insider, setelah penyelidikan mendetail, tim epidemiologi menyimpulkan bahwa siswa tersebut tertular COVID-19 saat makan di restoran. Gadis ini tertular COVID-19 dari seorang pengunjung bisnis luar kota, yang kemudian dinyatakan positif COVID-19, saat mampir di restoran yang sama.


Keduanya hanya berada di area selama lima menit dan tetap berjarak 20 kaki atau 6 meter. Mereka tidak pernah berbicara atau bahkan menyentuh kenop pintu yang sama.


Untuk melakukan investigasi penelusuran kasus, yang diterbitkan 23 November di Journal of Korean Medical Science, tim epidemolog menggunakan wawancara, riwayat kesehatan, catatan kartu kredit, rekaman video, dan data ponsel.


Mereka juga menciptakan kembali situasi di restoran, mengukur aliran udara, yang setara dengan hembusan kipas angin. Restoran tidak memiliki jendela yang terbuka atau jenis sistem ventilasi yang baik sehingga berisiko menyebarkan partikel COVID-19.


Para ahli epidemiologi menyimpulkan bahwa siswa tersebut terinfeksi melalui droplet yang didorong oleh aliran udara di restoran. Restoran lain di sepanjang lintasan aliran juga terinfeksi, tetapi mereka yang membelakangi angin tidak terinfeksi.


Pengujian genom memperkuat kesimpulan mereka, karena tipe genetik pasien cocok.


"Hebatnya, meski duduk agak jauh, aliran udara turun dari dinding dan menciptakan hembusan angin. Orang-orang yang berada di sepanjang garis itu terinfeksi," kata Dr. Lee Ju-Hyung, seorang ahli epidemiologi dan salah satu penulis penelitian.


"Kami menyimpulkan ini adalah transmisi droplet," lanjutnya.


Temuan tersebut menggambarkan bahwa definisi standar kontak dekat yakni dalam jarak 6 kaki atau 2 meter setidaknya selama 15 menit, belum tentu aman, terutama untuk pengaturan dalam ruangan.

https://movieon28.com/movies/berangkat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar