Rabu, 16 Desember 2020

Pesta Seks Berkedok Acara Ultah di Tengah Pandemi Corona, 56 Orang Ditahan

 Polisi mengamankan hampir 60 orang dalam 'pesta ulang tahun' yang dirayakan di seberang rumah sakit yang merawat pasien COVID-19. Penangkapan ini dilakukan di sebuah rumah di Saint-Mard di provinsi selatan Belgia, Luksemburg, pada Minggu (13/12/2020).

Menurut pemiliknya, rumah tersebut memang akan disewakan selama akhir pekan pada sebuah keluarga yang beranggotakan empat orang. Tetapi, polisi menemukan sedikitnya 56 orang yang tengah melakukan aktivitas seksual di tempat tersebut.


Pihak polisi mengatakan, para tamu yang datang telah membayar untuk bisa hadir dalam pesta seks tersebut. Diketahui, pesta seks tersebut dilakukan untuk merayakan ulang tahun seorang wanita asal Prancis.


Bahkan di tempat penangkapan, polisi juga menemukan gas tawa, alkohol, hingga pendamping wanita. Peserta pesta yang datang saat itu juga diharuskan membayar sebesar € 250 atau setara dengan 4,3 juta rupiah.


Berdasarkan keterangan polisi, rumah yang dijadikan tempat pesta itu memang berada di seberang rumah sakit Edmond-Jacques. Itu adalah sebuah rumah sakit tempat orang-orang dirawat akibat COVID-19.


Pada bulan lalu, kepolisian Belgia juga menggerebek pesta seks yang melibatkan sebanyak 20 orang dan menyebabkan anggota parlemen Eropa Jozsef Szajer mengundurkan diri.


Szajer ini mengaku ikut serta dalam pesta seks tersebut dan melanggar aturan ketat pandemi yang diterapkan di Belgia. Tetapi, ia membantah bahwa salah satu peserta pesta tersebut menggunakan narkoba.

https://trimay98.com/movies/imperfect-2/


Anies Wajibkan Tes Antigen, Lebih Akurat dari Rapid Tes Antibodi?


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya akan mewajibkan rapid antigen kepada masyarakat yang mau masuk ke Jakarta. Khususnya, bagi yang datang melalui bandara.

"Setuju dengan arahan Menko Luhut, Gubernur Anies juga mengatakan akan mulai untuk memberlakukan rapid antigen kepada masyarakat yang masuk melalui bandar udara," bunyi keterangan Kemenkomarves, dikutip Rabu (16/12/2020).


Selama ini rapid berbasis antibodi jadi salah satu tes COVID-19 yang banyak digunakan oleh masyarakat jika ingin bepergian, khususnya melalui jalur udara. Namun rapid tes antibodi disebut kurang efektif dalam mendeteksi virus COVID-19 sehingga banyak pakar yang menyarankan persyaratan tersebut ditinggalkan.


Bagaimana dengan tingkat akurasi rapid antibodi Vs antigen?

Tes antigen

Tes diagnostik ini berguna untuk mendeteksi dengan cepat keberadaan infeksi COVID-19 aktif. Tes antigen bertujuan mencari protein yang terdapat di permukaan virus. Cara kerja ini berbeda dengan PCR test yang mencari material genetik pada virus corona penyebab COVID-19.


Mekanisme tes antigen tidak terlalu berat dengan bahan kimia lebih sedikit dibandingkan tes PCR. Hasil swab antigen lebih cepat dibandingkan tes PCR, namun hasilnya tidak terlalu sensitif.


Jika dibandingkan dengan tes antibodi, pemeriksaan dengan antigen lebih efektif sebab mampu mendeteksi keberadaan virus Corona yang aktif.


Tes antibodi

Tes ini mengidentifikasi antibodi yang menunjukkan infeksi sebelumnya dan peningkatan kekebalan terhadap virus melalui sampel darah.


Hal yang menjadi catatan adalah tes ini tidak dapat mendeteksi virus COVID-19 yang aktif. Antibodi membutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk berkembang setelah infeksi awal.


Rapid tes antibodi bukan untuk penegakan diagnosis, sehingga hasilnya tetap harus dikonfirmasi dengan RT PCR. Tes antibodi tidak memeriksa keberadaan virus, namun lebih menunjukkan apakah seseorang pernah terpapar COVID-19 atau tidak.


Pemeriksaan dengan tes antibodi memiliki kelemahan karena tes bisa memberikan hasil 'false negative' yakni tampak negatif meski sebenarnya positif. Ini terjadi bila tes dilakukan pada fase yang tidak tepat.

https://trimay98.com/movies/imperfect/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar