Selasa, 06 Oktober 2020

Satu Lagi 'Obat COVID-19' yang Disetujui Penggunaannya oleh BPOM RI

  Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI (BPOM RI) telah menerbitkan izin penggunaan dalam kondisi emergensi Favipiravir kepada Industri Farmasi PT. Beta Pharmacon (Dexa Group) dengan merek dagang Avigan dan PT. Kimia Farma Tbk. Izin penggunaan ini diberikan sejak 3 September 2020 untuk mengobati pasien COVID-19.

Beberapa kandidat obat telah terbuktu menujukkan manfaatnya dalam menyembuhkan pasien COVID-19. Favipiravir, yang juga telah digunakan di beberapa negara lain, diberikan pada pasien COVID-19 derajat ringan-sedang yang dirawat di rumah sakit.


"Dengan tersedianya obat-obat tersebut diharapkan dapat meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian pasien COVID-19 yang menjadi target pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19," kata Kepala Badan POM, Penny K Lukito, dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (5/10/2020).


Selain Favipiravir, BPOM juga memberikan izin penggunaan pada obat Remdesivir kepada PT Amarox Pharma Global, PT Indofarma, dan PT Dexa Medika. Pemberian izin ini diharapkan dapat memberikan percepatan akses obat-obat yang dibutuhkan dalam penanganan COVID-19 oleh para dokter sehingga mempunyai pilihan pengobatan yang sudah terbukti khasiat dan keamanannya dari uji klinik.


"Semoga para dokter dan tenaga kesehatan lain bekerja sama untuk berpartisipasi aktif dalam pemantauan terhadap khasiat dan keamanan melalui kegiatan Farmakovigilans (pemantauan efek sampuing)," pungkasnya.

https://kamumovie28.com/coin-locker-girl/


Sempat Terisi 90 Persen, Tingkat Hunian RSD Wisma Atlet Mulai Menurun


 Koordinator RS Darurat Wisma Atlet, Mayor Jenderal TNI dr Tugas Ratmono, SpS, membeberkan update mengenai RS Darurat COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Disebutkan, saat ini hunian untuk pasien Corona di RSD Wisma Atlet Kemayoran menurun dibanding dengan minggu-minggu sebelumnya.

"Ada Tower 4 dan 5 untuk flat isolasi mandiri, dan Tower 6 dan 7 untuk penanganan pasien-pasien COVID-19 yang bergejala ringan dan sedang. Dan Tower 4 sudah terhuni 40 persen, kemudian tower 5 sekitar 60 persen. Lalu Tower 6 sekitar 59 persen, Tower 7 sekitar 66 persen," papar jelas dr Tugas dalam siaran pers di kanal Youtube BNPB #satgascovid19, Senin (5/10/2020).


Menurut dr Tugas, ini artinya hunian di Wisma Atlet tidak seperti minggu-minggu sebelumnya yang terisi hingga 90 persen. Dilihat dari dua minggu terakhir ada penurunan ke flat, kemudian cenderung grafiknya menurun.


Sebelumnya, dr Tugas menyebut hunian yang di Tower 4 dan 5 terisi sekitar 2.000 orang. Namun pada pagi ini sudah menunjukkan lebih rendah hunian di RSD Wisma Atlet Kemayoran.


"Mudah-mudahan huniannya semakin menurun dan sampai akhirnya tidak ada lagi yang masukan ke Wisma Atlet," tambah dr Tugas.


Selain itu, dr Tugas menyampaikan pesan kepada dokter untuk tetap semangat, tetap bahagia, dan selalu ikhlas dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam menangani pasien-pasien COVID-19.


656 Relawan Terima Suntikan Kedua Vaksin Corona, Adakah Efek Sampingnya?


Uji klinis vaksin Corona Sinovac tengah berlangsung. Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan ada 656 relawan yang disebut telah menerima suntikan kedua vaksin Corona Sinovac.

Sementara itu, orang yang telah mendapat suntikan tahap pertama sudah mencapai 1.319 relawan. Lantas adakah efek samping yang dilaporkan?


"Sudah ada 656 relawan yang sudah suntik kedua, sampai saat ini belum ada reaksi serius setelah relawan disuntik, demam juga tidak ada," kata Honesti dalam siaran langsung di akun Youtube Komisi VI DPR, Senin (5/10/2020).


"Sampai saat ini belum ada reaksi serius dari suntikan ini. Mudah-mudahan ini bisa berjalan lancar supaya Januari bisa kami sampaikan hasilnya ke BPOM, sehingga Januari bisa produksi. Insyaallah akhir Januari atau awal Februari bisa vaksinasi," lanjutnya.


Adapula 244 relawan yang sudah menjalani dua kali suntik vaksin Corona dan diambil plasma darahnya. Hal ini untuk melihat apakah sudah ada yang membentuk antibodi.


Honesti menjelaskan hasil uji klinis baru bisa dilaporkan dalam waktu 6 bulan. Uji klinis vaksin sendiri sudah dimulai sejak Agustus lalu dan ditargetkan bisa segera selesai Januari serta mendapat persetujuan BPOM.


"Uji klinis memakan waktu enam bulan, mudah-mudahan ini lancar sehingga Januari bisa sampaikan hasilnya dan segera kita registrasi ke BPOM, kalau seandainya setuju mereka akan mengeluarkan izin penggunaan sementara dalam kondisi emergensi (emergency use authorization)," jelasnya.

https://kamumovie28.com/born-to-be-blue/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar