Rabu, 22 Juli 2020

42 Hari Bikin 'Adem' Siaran Update Corona, Sampai Jumpa Lagi dr Reisa!

 dr Reisa Broto Asmoro tak lagi menjadi anggota tim komunikasi publik gugus tugas percepatan penanganan COVID-19. Saat ini seluruh update harian Corona akan disampaikan oleh Prof Wiku Adisasmoto.
dr Reisa ditunjuk menjadi anggota tim komunikasi publik untuk penanganan COVID-19 sejak 8 Juni 2020. Sejak saat itu dr Reisa bersama dr Achmad Yurianto secara bergantian menyampaikan kondisi terkini terkait penanganan Corona di Indonesia.

Kini setelah Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dibubarkan, dr Reisa 'pensiun' dan tak lagi menyampaikan update penanganan virus Corona.

"Mulai hari ini saya tidak lagi mengedukasi melalui press conference harian. Tetapi InsyaAllah saya akan tetap meneruskan edukasi publik melalui platform yang berbeda," tulis dr Reisa dalam postingan di akun Instagram pribadinya yang dilihat detikcom, Rabu (22/7/2020).

Setelah Perpres mengenai dibubarkannya Gugus Tugas Percepatan COVID-19 diteken Presiden Jokowi pada 20 Juli, per tanggal tersebut dr Reisa dan dr Achmad Yurianto yang menjabat sebagai jubir dipurnatugaskan.

Terhitung dr Reisa telah menjadi anggota tim komunikasi publik untuk penanganan COVID-19 selama 42 hari. Meski demikian ia menyebut akan tetap meneruskan edukasi publik mengenai pedoman pencegahan penularan COVID-19.

"Mari tetap semangatttt menjalankan Adaptasi Kebiasaan Baru. Ingat, pandemi masih ada dan kita harus lebih waspada lagi," pungkas dr Reisa.

5 Bulan Berjalan, Ini Rata-rata Angka Kematian dan Sembuh Pasien Corona RI

 Tak terasa sudah lima bulan lamanya pandemi Corona berlangsung di Indonesia. Hingga Rabu (22/7/2020), siang, jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 89.869 orang.
Selama itu pula persentase angka kematian dan sembuh terus berubah dalam setiap bulannya. Sejauh ini di Indonesia sudah ada 48.466 pasien Corona yang dinyatakan sembuh dan 4.320 lainnya meninggal dunia.

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dr Dewi Nur Aisyah mengatakan pada bulan Maret, pertama kalinya kasus virus Corona terdeteksi di Indonesia, angka kematian tertingginya mencapai 9,34 persen.

"Di bulan April angka rata-ratanya adalah 8,64 persen, kemudian di bulan Mei rata-ratanya semakin turun angka kematian kita di angka 6,68 persen," kata dr Dewi di siaran langsung BNPB melalui kanal YouTube, Rabu (22/7/2020).

"Di bulan Juni turun lagi di angka 5,56 dan terakhir di bulan Juli ini baru sampai di tanggal 19, ini 4,86 persen angka kematian kita," lanjutnya.

dr Dewi menjelaskan, angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia saat ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata dunia, yakni 4,2 persen.

"Kita masih punya PR (tugas) bagaimana kita terus menurunkan angka kematian akibat COVID-19 yang ada di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dr Dewi menuturkan pada persentase angka sembuh pasien Corona di Indonesia justru mengalami peningkatan dalam setiap bulannya, dari Maret hingga Juli.

"Angka kesembuhan kita awalnya kecil, paling tinggi cuma 8,33 kemudian di bulan April ini angka rata-ratanya naik," jelasnya.

Berikut detail persentase rata-rata angka kematian dan sembuh pasien Corona di Indonesia, dikutip dari data BNPB per 19 Juli 2020:

Rata-rata angka kematian

- Maret: 4,89 persen
- April: 8,64 persen
- Mei: 6,68 persen
- Juni: 5,56 persen
- Juli: 4,86 persen

Rata-rata angka sembuh:

- Maret: 3,84 persen
- April: 9,79 persen
- Mei: 21,97 persen
- Juni: 37,19 persen
- Juli: 47,30 persen
https://nonton08.com/castles-chandra-gama-part-1-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar