Sabtu, 25 Juli 2020

Niat Disinfeksi Lantai Pakai Hand Sanitizer, Pria Ini Didenda Rp 42 Juta

Beberapa sanksi terkait pelanggaran protokol kesehatan memang diterapkan di beberapa negara. Mulai dari denda jutaan rupiah, hingga hukuman keras yang terjadi di Korea Utara, dihukum kerja paksa saat ketahuan tidak pakai masker.
Namun, baru-baru ini seorang pria didenda hingga 24 juta karena menumpahkan hand sanitizer di lantai lift Bishan, Singapura, pada Jumat (24/7/2020). Pria bernama Low Ken Lum (50) mengaku bersalah atas tindakan tersebut.

Meski begitu, ia menjelaskan hal tersebut dilakukan semata-mata untuk mendisinfeksi lantai lift menggunakan hand sanitizer. Namun, tindakannya ini dinilai merugikan fasilitas umum.

Sebab, ia menumpahkan hand sanitizer milik fasilitas umum yang ada pada lift tersebut. Rupanya, tindakan yang sama juga pernah ia lakukan sebelumnya.

Dikutip dari Channel News Asia, sekitar jam 4.36 pagi setempat, 21 Maret lalu, Low memakai hand sanitizer di lift dan menuangkan cairannya begitu saja ke lantai. Dia juga merobek dua poster di lift dan melemparkannya ke lantai sebelum keluar lift.

Beberapa hari kemudian tepatnya pada 27 Maret, Low memasuki lift dan melakukan hal yang sama, menuangkan hand sanitizer ke lantai dan menghancurkan dua poster. Tindakannya ini tertangkap kamera CCTV.

Low mengklaim bahwa ia berniat menuangkan hand sanitizer ke lantai untuk 'mendisinfeksi lift', tetapi ia juga kedapatan membawa pulang hand sanitizer untuk stoknya sendiri.

Terkait poster-poster yang dirusak, Low mengaku ia merobek poster tersebut karena ia menilai poster tidak dipasang dengan benar. Ia mengklaim dirinya ingin memasang poster tersebut dengan benar tetapi lupa melakukannya.

Tindakan Low dinilai menyebabkan sejumlah kerugian, demikian sebut Dewan Kota Bishan-Toa Payoh. Atas tindakannya tersebut ia dikenakan denda hingga 42 juta rupiah.

Wakil Jaksa Penuntut Umum Tan Wee Hao meninggalkan hukuman ke pengadilan terkait denda. Dia menilai alasan Low tidak masuk akal untuk menyalahgunakan properti publik yang telah ditempatkan di lift untuk digunakan warga selama pandemi COVID-19.

Low bersikeras mengatakan kepada pengadilan bahwa dia tidak berniat jahat. Menurutnya, ia ingin 'membunuh sebanyak mungkin virus' karena lift tersebut disebut bau dan tidak higienis.

Atas tindakannya, Low bisa dituntut hukuman penjara hingga dua tahun, didenda, atau keduanya.

Persentase Kematian Pasien Corona di Indonesia Disebut Turun, Ini Sebabnya

Kasus baru virus Corona jumlahnya masih terus bertambah dari hari ke hari. Namun, tak disangka angka kematian pasien COVID-19 per bulannya sudah mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Menurut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, persentase kasus kematian yang tertinggi terjadi pada bulan Maret 2020 dengan jumlah maksimum sebesar 9,34 persen, dan rata-rata angka kematian sebesar 4,89 persen.

Pada April, angkanya masih meningkat menjadi 9,5 persen, dengan rata-rata 8,64 persen. Namun di bulan selanjutnya, angka persentase tersebut mengalami penurunan. Hal ini terjadi mulai bulan Mei hingga Juli 2020.

"Bulan Mei sudah menurun, dengan jumlah maksimumnya 7,66 persen dengan rata-rata 6,68 persen. Sedangkan pada bulan Juli ini, maksimumnya sudah menurun cukup banyak, yaitu menjadi 5,08 persen dengan rata-ratanya 4,86 persen," jelas Wiku dalam konferensi pers di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (24/7/2020).

Wiku juga menyebutkan rata-rata angka kematian pasien COVID-19 di dunia, yaitu sebesar 4,2 persen. Dalam hal ini, posisi Indonesia sudah mendekati persentase rata-rata angka kematian dunia tersebut. Tetapi, bagaimana ini bisa terjadi?

Wiku mengatakan, turunnya persentase angka kematian pasien Corona hingga bulan ini terjadi karena manajemen kasus pasien yang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Bahkan ruang isolasi, tempat tidur di ruang isolasi, hingga jumlah rumah sakit rujukan pun meningkat.

"Kita semua belajar dan kalau kita lihat, jumlah ruang isolasinya pun sekarang sudah meningkat menjadi 23.519. Jumlah bed isolasinya (tempat tidur) di Indonesia meningkat menjadi 188.510," kata Wiku.

"Bahkan jumlah rumah sakit rujukan meningkat, sampai dengan sekarang sudah ada 839 rumah sakit rujukan di Indonesia," lanjutnya.

Tak hanya itu, jumlah tenaga kesehatan kini pengetahuan tentang penanganan pasien Corona pun sudah semakin tinggi. Selain itu, Wiku mengungkapkan bahwa para tenaga medis sudah mulai terbiasa menangani COVID-19 dan semakin baik lagi.
https://kamumovie28.com/black-clover-episode-44-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar