Minggu, 26 Juli 2020

Dilelang, Resep Obat Pakai Muntahan Kodok dari Sir Isaac Newton

Nama Sir Isaac Newton terkenal sebagai ilmuwan yang menemukan hukum gerak dan gravitasi. Tapi, tahukah kamu bahwa ia ternyata juga sempat bereksperimen membuat obat yang resepnya kini dianggap cukup unik karena memanfaatkan muntahan kodok.
Diketahui Newton membuat resep ini untuk menghadapi penyakit pes yang pada tahun 1.660-an belum ada obatnya. Dalam dua halaman kertas, Newton menulis instruksi agar menggantung terbalik kodok di perapian selama tiga hari.

Selama periode itu kodok akan memuntahkan isi perutnya yang dideskripsikan sebagai "tanah bercampur berbagai jenis serangga". Muntahan ini harus ditambung di wadah terbuat dari lilin berwarna kuning.

Newton lalu membuat bangkai kodok yang sudah mati menjadi bubuk, dicampur ke muntahan, lalu dibuat menjadi bentuk padat. Obat yang dihasilkan bisa dipakai di "area yang sakit".

Dikutip dari Live Science, halaman kertas yang berisi resep dan instruksi obat dari Newton tersebut kini dilelang.

Pes sendiri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Obatnya adalah antibiotik yang ditemukan oleh seorang peneliti bernama Alexandre Yersin pada tahun 1894.

Peneliti China Desak Trump Minta Maaf Atas Klaim Corona dari Lab Wuhan

Seorang ilmuwan terkemuka di laboratorium Wuhan mendesak permintaan maaf dari Donald Trump. Ketua Pusat Penyakit Menular di Institut Virologi Wuhan, Shi Zhengli, mengecam pemerintah AS karena menghentikan pendanaan untuk penelitian bersama dengan para ilmuwan Amerika.
Shi juga telah menyangkal tuduhan bahwa anggota timnya telah melakukan kontak dengan virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 sebelum terdeteksi di kota akhir tahun lalu, dengan mengatakan klaim Trump bahwa Corona bocor dari lab Wuhan benar-benar bertentangan dengan fakta.

"Ini membahayakan dan mempengaruhi pekerjaan akademik dan kehidupan pribadi kita. Dia berhutang permintaan maaf kepada kami," kata Shi dalam wawancara dengan Science, dikutip dari South China Morning Post.

Shi dijuluki 'wanita kelelawar' setelah melakukan sejumlah penelitian mengenai Sars-CoV-2 pada kelelawar. Shi dan kepala aliansi EcoHealth dari AS, Peter Daszak, telah bekerjasama mempelajari bagaimana virus Corona berpindah dari kelelawar ke manusia dan sejauh ini telah membuat beberapa penemuan penting.

Namun klaim virus Corona berasal dari lab Wuhan membuat kerjasama itu dihentikan.

"Kami tidak memahami adanya penghentian dukungan pendanaan untuk kolaborasi kami dan merasa hal itu benar-benar tidak masuk akal," tegasnya.

Sejauh ini, Trump dan beberapa pejabat AS lainnya masih terus membuat pernyataan tanpa bukti bahwa virus Corona berasal dari lab Wuhan dan peneliti di sana sengaja 'meloloskan' virus.

Asal-usul COVID-19 sendiri hingga saat ini masih belum diketahui. Para peneliti umumnya percaya Corona berasal dari kelelawar yang menulari manusia. Kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut telah mengirimkan tim ke Wuhan untuk mempelajari sumber awal virus Corona yang kini jadi pandemi.
https://nonton08.com/fantasy-of-the-girls/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar