Senin, 27 Juli 2020

Gejala Graves Disease Autoimmune, Kondisi yang Diidap Jessica Iskandar

Artis cantik Jessica Iskandar kini tengah berjuang melawan penyakit yang diidapnya. Beberapa waktu lalu, Jessica disebut mengalami takikardia atau denyut jantung yang berdebar lebih cepat dari kondisi normal.
Namun, kini diketahui Jessica juga mengidap graves disease autoimmune.

"Kemarin dikasih tau dokter, bahwa sudah dipastikan sakit yang aku alami saat ini namanya graves disease autoimmune," jelas Jessica di channel YouTube miliknya, yang dikutip detikcom pada Senin (27/7/2020).

Graves disease autoimmune adalah salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan produksi hormon tiroid berlebih. Artinya, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang kelenjar tiroid.

Dikutip dari Mayoclinic, berikut adalah sejumlah gejala yang bisa dirasakan oleh pengidap graves disease autoimmune.

- Cemas
- Tangan bergetar
- Mudah berkeringat
- Berat badan menurun
- Gondok
- Siklus menstruasi berubah
- Libido menurun
- Sering buang air besar
- Kelelahan
- Detak jantung terlalu cepat dan tidak teratur
- Gangguan tidur

China Kembali Laporkan Lonjakan Kasus Virus Corona, Didominasi Asimptomatik

 China kembali laporkan lonjakan kasus penularan lokal Corona setelah empat bulan lebih mengklaim adanya penurunan kasus yang signifikan. Lonjakan kasus kali ini disebut yang terparah sejak munculnya epidemi di Provinsi Hubei.
Dikutip dari Bloomberg, dari 61 yang dilaporkan pada Senin (27/7/2020), 57 merupakan kasus penularan lokal dan 44 kasus di antaranya adalah kasus asimptomatik atau tanpa gejala.

Dari kasus tersebut, 41 pasien berada di Xinjiang. Sisanya ditemukan di sekitar Provinsi Liaoning, kota pelabuhan Dalian. Kasus-kasus yang terkait dengan Dalian juga telah menyebar ke kota lain.

Lonjakan infeksi ini menggarisbawahi kemungkinan bahwa patogen virus bisa jadi tak akan hilang, meski jika suatu negara mampu merespons kasus dengan cepat.

Meski China telah berhasil meredam gelombang pertama yang menginfeksi lebih dari 80 ribu orang, virus kembali muncul dan kluster terdeteksi di pasar makanan impor. Ini telah memicu lebih banyak reaksi di kalangan masyarakat China terhadap barang-barang makanan beku yang dikirim dari luar negeri.

Selama wabah di Beijing bulan lalu, jejak virus telah terdeteksi pada talenan dari vendor yang menangani salmon impor. Sejak itu, China telah berulang kali menemukan jejak virus dalam kemasan udang impor, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa infeksi COVID-19 berasal dari makanan impor yang terkontaminasi.

Tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa rantai pasok makanan dapat menularkan virus.

Ini Mitos-mitos Vaksin Corona yang Tak Terbukti Kebenarannya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin Corona COVID-19 masih dalam proses penelitian dan kemungkinan belum akan tersedia di tahun 2020. Prediksinya vaksin Corona paling cepat siap di awal tahun 2021, saat sudah melewati tahap uji klinis.
Terkait hal tersebut, meski vaksin corona belum tersedia, berbagai mitos tampaknya sudah lebih dulu menyebar di internet.

Apa saja mitos-mitos tersebut? Berikut rangkuman detikcom seperti dikutip dari BBC, Senin (27/7/2020):

1. Mengubah DNA
Satu video yang dibuat oleh seseorang bernama Carrie Madej mengklaim bahwa vaksin corona eksperimental yang diuji pada relawan bisa merusak DNA. Ia menyebut ini terjadi karena vaksin Corona dibuat tanpa mengikuti standar keamanan yang biasanya dilakukan pada proses pembuatan vaksin.

"Vaksin COVID-19 dirancang untuk mengubah kita menjadi organisme yang sudah dimodifikasi secara genetik," kata Carrie.

Beberapa ahli sudah membantah klaim Carrie. Satu peneliti dari Afrika Selatan, Sarah Downs, membuat video yang menjelaskan kekeliruan ini lalu dibagikan ke berbagai grup di media sosial.

"Mereka sekarang sudah lebih mengerti, ini membuat saya senang, karena awalnya banyak yang percaya," kata Sarah.
https://cinemamovie28.com/one-piece-giant-mecha-soldier-of-karakuri-castle-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar