Senin, 27 Juli 2020

China Kembali Laporkan Lonjakan Kasus Virus Corona, Didominasi Asimptomatik

 China kembali laporkan lonjakan kasus penularan lokal Corona setelah empat bulan lebih mengklaim adanya penurunan kasus yang signifikan. Lonjakan kasus kali ini disebut yang terparah sejak munculnya epidemi di Provinsi Hubei.
Dikutip dari Bloomberg, dari 61 yang dilaporkan pada Senin (27/7/2020), 57 merupakan kasus penularan lokal dan 44 kasus di antaranya adalah kasus asimptomatik atau tanpa gejala.

Dari kasus tersebut, 41 pasien berada di Xinjiang. Sisanya ditemukan di sekitar Provinsi Liaoning, kota pelabuhan Dalian. Kasus-kasus yang terkait dengan Dalian juga telah menyebar ke kota lain.

Lonjakan infeksi ini menggarisbawahi kemungkinan bahwa patogen virus bisa jadi tak akan hilang, meski jika suatu negara mampu merespons kasus dengan cepat.

Meski China telah berhasil meredam gelombang pertama yang menginfeksi lebih dari 80 ribu orang, virus kembali muncul dan kluster terdeteksi di pasar makanan impor. Ini telah memicu lebih banyak reaksi di kalangan masyarakat China terhadap barang-barang makanan beku yang dikirim dari luar negeri.

Selama wabah di Beijing bulan lalu, jejak virus telah terdeteksi pada talenan dari vendor yang menangani salmon impor. Sejak itu, China telah berulang kali menemukan jejak virus dalam kemasan udang impor, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa infeksi COVID-19 berasal dari makanan impor yang terkontaminasi.

Tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa rantai pasok makanan dapat menularkan virus.

Ini Mitos-mitos Vaksin Corona yang Tak Terbukti Kebenarannya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin Corona COVID-19 masih dalam proses penelitian dan kemungkinan belum akan tersedia di tahun 2020. Prediksinya vaksin Corona paling cepat siap di awal tahun 2021, saat sudah melewati tahap uji klinis.
Terkait hal tersebut, meski vaksin corona belum tersedia, berbagai mitos tampaknya sudah lebih dulu menyebar di internet.

Apa saja mitos-mitos tersebut? Berikut rangkuman detikcom seperti dikutip dari BBC, Senin (27/7/2020):

1. Mengubah DNA
Satu video yang dibuat oleh seseorang bernama Carrie Madej mengklaim bahwa vaksin corona eksperimental yang diuji pada relawan bisa merusak DNA. Ia menyebut ini terjadi karena vaksin Corona dibuat tanpa mengikuti standar keamanan yang biasanya dilakukan pada proses pembuatan vaksin.

"Vaksin COVID-19 dirancang untuk mengubah kita menjadi organisme yang sudah dimodifikasi secara genetik," kata Carrie.

Beberapa ahli sudah membantah klaim Carrie. Satu peneliti dari Afrika Selatan, Sarah Downs, membuat video yang menjelaskan kekeliruan ini lalu dibagikan ke berbagai grup di media sosial.

"Mereka sekarang sudah lebih mengerti, ini membuat saya senang, karena awalnya banyak yang percaya," kata Sarah.

2. Uji klinis makan korban jiwa
Ketika sebagian vaksin Corona mulai menjalani uji klinis tahap I, mulai muncul cerita di media sosial tentang relawan mengalami efek samping berbahaya hingga akhirnya meninggal dunia. Cerita ini lagi-lagi dilatarbelakangi klaim bahwa vaksin dikerjakan terlalu cepat sehingga tidak mempedulikan protokol keamanannya.

Kepala grup pengembangan vaksin di Oxford, Profesor Andrew Pollard, menjelaskan vaksin Corona bisa dikembangkan relatif cepat karena tingginya minat sumber daya dan investasi yang dicurahkan. Selain itu para peneliti juga sudah memiliki data awal dari jenis virus Corona lain yang dulu sempat mewabah.

Dalam laporan uji klinis yang ada memang sekitar 16-18 persen relawan mengalami efek samping ringan seperti demam. Namun menurut peneliti efek samping ini bisa diatasi dengan pemberian parasetamol dan tidak ada relawan yang meninggal.

3. Vaksin penyebab kematian pandemi sebelumnya
Sempat beredar meme yang menyebut di pandemi flu Spanyol tahun 1918-an jutaan orang meninggal bukan karena penyakit itu, melainkan akibat pemberian vaksin. Hal ini kemudian dikaitkan dengan rencana pemberian vaksin Corona COVID-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut bahwa pada tahun 1918 belum ada vaksin.
https://cinemamovie28.com/one-piece-the-desert-princess-and-the-pirates-adventure-in-alabasta-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar