Rabu, 22 Juli 2020

5 Bulan Berjalan, Ini Rata-rata Angka Kematian dan Sembuh Pasien Corona RI

 Tak terasa sudah lima bulan lamanya pandemi Corona berlangsung di Indonesia. Hingga Rabu (22/7/2020), siang, jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 89.869 orang.
Selama itu pula persentase angka kematian dan sembuh terus berubah dalam setiap bulannya. Sejauh ini di Indonesia sudah ada 48.466 pasien Corona yang dinyatakan sembuh dan 4.320 lainnya meninggal dunia.

Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dr Dewi Nur Aisyah mengatakan pada bulan Maret, pertama kalinya kasus virus Corona terdeteksi di Indonesia, angka kematian tertingginya mencapai 9,34 persen.

"Di bulan April angka rata-ratanya adalah 8,64 persen, kemudian di bulan Mei rata-ratanya semakin turun angka kematian kita di angka 6,68 persen," kata dr Dewi di siaran langsung BNPB melalui kanal YouTube, Rabu (22/7/2020).

"Di bulan Juni turun lagi di angka 5,56 dan terakhir di bulan Juli ini baru sampai di tanggal 19, ini 4,86 persen angka kematian kita," lanjutnya.

dr Dewi menjelaskan, angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia saat ini sedikit lebih tinggi dari rata-rata dunia, yakni 4,2 persen.

"Kita masih punya PR (tugas) bagaimana kita terus menurunkan angka kematian akibat COVID-19 yang ada di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dr Dewi menuturkan pada persentase angka sembuh pasien Corona di Indonesia justru mengalami peningkatan dalam setiap bulannya, dari Maret hingga Juli.

"Angka kesembuhan kita awalnya kecil, paling tinggi cuma 8,33 kemudian di bulan April ini angka rata-ratanya naik," jelasnya.

Berikut detail persentase rata-rata angka kematian dan sembuh pasien Corona di Indonesia, dikutip dari data BNPB per 19 Juli 2020:

Rata-rata angka kematian

- Maret: 4,89 persen
- April: 8,64 persen
- Mei: 6,68 persen
- Juni: 5,56 persen
- Juli: 4,86 persen

Rata-rata angka sembuh:

- Maret: 3,84 persen
- April: 9,79 persen
- Mei: 21,97 persen
- Juni: 37,19 persen
- Juli: 47,30 persen

Thermo Gun Sering Tak Akurat? Ini Bagian Tubuh Paling Ideal untuk Cek Suhu

Kerusakan otak karena penggunaan thermo gun di dahi dipastikan cuma hoax. Namun soal akurasi, pengukuran suhu tubuh di dahi memang bukan yang paling ideal.
"Yang paling bagus ya yang masuk ke mulut, tidak terpengaruh suhu di luar maupun di dalam ruangan," kata Dr dr Sonar Soni Panigoro, SpB-Onk, praktisi kesehatan dari RS Kanker Dharmais, kepada detikcom, Rabu (22/7/2020).

Pengukuran suhu tubuh paling ideal adalah di rongga tubuh seperti mulut dan dubur, karena paling mendekati suhu inti tubuh. Namun harus diakui, pengukuran pada bagian-bagian tersebut memang tidak praktis.

Soal pengukuran suhu di permukaan tubuh seperti dahi maupun tangan, dr Sonar menjelaskan ada kemungkinan tidak akurat akibat pengaruh lingkungan. Ini menjadi salah satu keterbatasan dalam mengukur suhu di permukaan tubuh.

"Kalau dicek lewat tangan, misalnya, tangan bisa saja kan beres pegang sesuatu, tangannya dimasukkan ke dalam jaket sehingga nanti hasil cek suhu tubuhnya tidak akurat 100 persen," jelasnya.

Soal kabar bahwa radiasi thermo gun merusak otak, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Achmad Yurianto, memastikan hal itu tidak benar dan bisa menyesatkan. Thermo gun bekerja dengan menangkap radiasi infra merah, bukan memancarkan laser.

"Statement soal merusak otak adalah statement yang salah. ini akan membahayakan semua orang dan justru kontraproduktif untuk mencegah agar penularan tidak terjadi," kata dr Yuri dalam siaran pers BNPB, Senin (20/7/2020).
https://nonton08.com/pleasure-guide-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar