Jumat, 18 Desember 2020

Uji Klinis Vaksin COVID-19 di Bandung, Sudah Sampai Mana Sekarang?

 Penantian panjang vaksin COVID-19 sudah semakin menampakkan titik terang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memastikan vaksin tersebut akan disediakan gratis untuk semua.

Namun hingga saat ini, belum ada satupun produk vaksin yang mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Termasuk vaksin Sinovac yang uji klinisnya dilakukan di Bandung, Jawa Barat.


Untuk bisa memberikan Emergency Use Authorization (EUA), BPOM membutuhkan data interim uji klinis fase 3, yakni data pengamatan selama 3 bulan setelah penyuntikan.


"Untuk hasil uji klinik di Indonesia, saat ini data tersebut sedang dalam proses penyiapan laporan oleh peneliti di Unpad dan Bio Farma sebagai sponsor uji klinik," tulis BPOM dalam keterangan persnya, seperti dikutip Kamis (17/12/2020).


"Setelah laporan diserahkan ke Badan POM, maka akan dilakukan evaluasi terhadap laporan hasil uji klinik untuk melihat hasil yang dapat membuktikan khasiat dan keamanan vaksin dengan membandingkan manfaat dan risiko sebagai dasar pemberian EUA," lanjut keterangan tersebut.


Meski EUA sudah dikeluarkan, aspek keamanan, khasiat, dan mutu vaksin tetap harus dipenuhi berdasarkan data-data dukung yang memadahi. Karenanya, pengamatan akan diteruskan untuk pengamatan efek samping dan efikasi jangka panjang.

https://cinemamovie28.com/movies/the-secret-suster-ngesot-urban-legend/


5 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Saat Terinfeksi Corona


Selama masa pemulihan, pasien yang terinfeksi virus Corona harus menjaga pola makan agar imunitas tetap terjaga. Selain itu, pasien COVID-19 juga harus menghindari makanan tertentu yang dapat memperlambat proses penyembuhan.

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan ketika terkena COVID-19, pasien harus mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C, vitamin D, mineral, dan zinc. Makan makanan dengan nutrisi tersebut bisa membantu memulihkan COVID-19 lebih cepat, sebaliknya daftar makanan berikut harus dihindari karena bisa menyebabkan peradangan dan mengganggu proses penyembuhan.


Dikutip dari Eat This, ini lima makanan yang sebaiknya dihindari pasien COVID-19.


1. Makanan dalam kemasan

Makanan dalam kemasan mengandung natrium, pengawet, aditif, dan tambahan gula yang dapat menyebabkan peradangan.


"Makanan olahan dengan kadar gula tinggi, asam lemak omega-6, natrium, dan aditif bermutu rendah dapat memicu peradangan," ujar ahli diet Sydney Greene.


Greene menjelaskan saat tubuh mengalami peradangan, sistem kekebalan akan terbebani sehingga membuatnya lebih rentan terhadap penyakit. Hindari makan dalam kemasan yang memiliki natrium dan zat aditif tinggi, seperti keripik kentang maupun makanan kemasan lainnya.


2. Terlalu banyak daging merah

Meskipun tidak terinfeksi virus Corona, konsumsi daging merah sebaiknya dibatasi karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi. Kandungan tersebut dapat meningkatkan peradangan.


Saat dalam masa penyembuhan COVID-19, penting untuk mengonsumsi makanan yang mengurangi peradangan. Ganti asupan lemak dari daging dengan mengonsumsi lemak nabati seperti alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan salmon.


3. Makanan yang digoreng

Makanan yang digoreng termasuk makanan cepat saji mengandung banyak lemak. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan yang digoreng dapat merusak sistem kekebalan tubuh.


Selain itu, makanan yang digoreng juga dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL), yang terkait dengan penyakit kardiovaskular.


"Saat digoreng, makanan menjadi lebih padat secara kalori, karena bagian luar makanan kehilangan air dan menyerap lemak (atau) minyak," kata ahli diet Ashley Kitchens. Sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang digoreng saat kamu berada dalam masa pemulihan COVID-19.

https://cinemamovie28.com/movies/suzzanna-buried-alive/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar