Senin, 06 Juli 2020

Cerita Ibu yang Tak Mau Lagi Beberes Rumah, Pilih Hidup Seperti Pria

Seorang ibu asal Australia mengaku bahwa lockdown telah mengubah pemikirannya. Wanita bernama Mandy Nolan tak mau lagi beberes rumah, dan memilih untuk hidup seperti pria.

Komedian asal Australia itu mengatakan bahwa dia tadinya adalah wanita yang cukup perfeksionis dengan kebersihan rumah. Namun selama lockdown Mandy jadi benci bersih-bersih rumah.
Baca juga: Sontek 4 Cara Menjaga Rumah Tetap Bersih dan Nyaman

"Selama COVID aku kehilangan ketertarikan untuk bersih-bersih karena tidak ada satupun yang datang. Aku sadar bahwa itu hal terbodoh untuk dipedulikan, dan pada akhirnya tidak membuatku bahagia," ungkap Mandy di unggahan di Facebooknya.

Mandy mengaku kini lebih santai untuk urusan rumah. Dia tidak ingin lagi punya rasa bersalah karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

"Kenapa hanya wanita yang dihakimi dengan kebersihan rumah dan pria tidak?" Mandy mempertanyakan.

Biasanya dia mengelap debu, nyapu dan ngepel, kini dia memilih untuk membaca buku, menari, tidur dan bercinta. "Pekerjaan rumah membunuh kita. Mencuri waktu berharga. Aku tidak ingin melakukannya lagi," tulisnya.

"Ketika suamiku merapikan tempat tidur dan dia tidak melakukan sesuai level rapiku. Aku tidak ingin membetulkannya lagi. Aku belajar untuk meninggalkannya," tambah Mandy.

Mandy mengungkapkan bahwa dia tidak ingin stres lagi karena pekerjaan rumah. Dia kini mengadaptasi konsep 'manset' atau mindset pria.

"Aku telah menghabiskan banyak waktu untuk pekerjaan yang tidak penting. Untuk itu aku memutuskan untuk bertransisi seperti pria. Ya, lebih banyak berpikir seperti pria atau manset," ungkapnya lagi.

Bukan Cuma Mahasiswa, Ini Curhatan Dosen Soal Kuliah Online

Proses perkuliahan yang menerapkan kebijakan kuliah daring menyebabkan berbagai hambatan yang bukan hanya dirasakan oleh para mahasiswa, tapi juga dosen. Para dosen ikut kelimpungan dengan perubahan cara mengajar ini.

Berbincang dengan Wolipop, dua dosen berbagi kisahnya soal permasalahan kuliah online yang mereka rasakan. Mereka adalah dosen FISIB (Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Budaya) Universitas Pakuan Prodi Ilmu Komunikasi dan Kepala Lab Penyiaran FISIB Universitas Pakuan, Bogor, Dini Valdiani, M.Si, dan dosen FTIK Teknik Informatika, Universitas Unindra, Jakarta, Gita Kencanawaty, M.Pd.

Dini Valdiani, M.Si, mengungkapkan kesulitan kuliah online yang dialaminya adalah saat akan memerika tugas dan bimbingan skripsi mahasiswanya secara daring. Dia kurang menyukai jika harus memeriksa tuga dan skripsi yang dikumpulkan secara online.
dini valdianiFoto Dini Valdiani bersama dosen Unpak, Bogor. Foto: instagram @dinivaldiani.

"Aku itu masih dosen konvensional untuk hal itu, aku lebih suka corat-coret pakai pulpen dan bertemu mahasiswanya lalu bertanya ada kendala atau susahnya di mana? Karena kalau bimbingan dan skripsi online itu kan aku harus baca. Bayangin aku harus baca puluhan lembar di laptop dan dibenerin, ditandain dan kasih note juga kan," ungkapnya saat diwawancara Wolipop, Rabu (24/6/2020).

Dini merasa lega karena kini ada Edmodo, yaitu perusahaan teknologi pendidikan yang menawarkan alat komunikasi, kolaborasi, dan pembinaan untuk guru dan sekolah K-12. Jaringan Edmodo memungkinkan guru untuk berbagi konten, mendistribusikan kuis, tugas, dan mengelola komunikasi dengan siswa, kolega, dan orang tua.

"Untungnya sekarang kalau mengoreksi sama ngoreksi UTS dan UAS sekarang pakai Edmodo pilihan ganda jadi langsung keperiksa. Cuman lagi-lagi masalahnya adalah kita harus ekstra waktu lagi untuk tugas pilihan berganda, atau bikin soal pilihan berganda itu waktu kalau buat dosen, meriksanya gampang tapi bikinnya lama," jelasnya.

Sistem belajar mengajar secara virtual pun dirasa sulit bagi dosen FTIK Teknik Informatika, Gita Kencanawaty, M.Pd. Mata kuliah yang berhubungan dengan matematika, seperti kalkulus dan aljabar liniear, membutuhkan proses dan teknik dalam berhitung. Gita yang mengajar di Universitas Unindra, Jakarta mengaku mengalami kendala ketika hendak menyampaikan materi.

"Pada saat penyampaian materi pastinya tidak akan sama seperti saya menyampaikan di dalam kelas. Nah, yang sedikit agak kerepotan, ketika saya membuat video karena ini berhubungan sama berhitung kan itu ada prosesnya. Nah kalau saya hanya memberikan modul, PDF atau file lainnya itu kayaknya pasti kurang pas, makanya saya membuat video tentang tata cara untuk menyelesaikan suatu soal," paparnya saat dihubungi Wolipop baru-baru ini.

Gita menambahkan dalam proses pembuatan video dia harus hati-hati. "Nah, untuk pembuatan video itu kalau salah sedikit ulang, kerepotannya di situ. Tapi selebihnya nggak ada karena kebetulan mahasiswanya juga kooperatif," ujarnya.
https://indomovie28.com/cdn-cgi/l/email-protection

Tidak ada komentar:

Posting Komentar