Rabu, 08 Juli 2020

Garnier Ganti Kemasan Plastik dengan Bahan Ramah Lingkungan

Brand kecantikan Garnier telah berkomitmen akan berhenti menggunakan plastik untuk kemasannya dan mempelopori sistem pelabelan karbon digital. Hal tersebut dalam rangka strategi Garnier untuk beralih menjadi produk ramah lingkungan.

Garnier mendeklarasikan bahwa akan menggunakan kemasan yang bisa digunakan kembali, didaur ulang atau dibuat kompos pada 2025 mendatang. Perusahaan kosmetik tersebut mengatakan bahwa komitmen tersebut bisa mengurangi 37 kantung plastik baru.
Baca juga: Perubahan Radikal Gucci Demi Hadapi Krisis Imbas COVID-19

Garnier juga mengumumkan bahwa telah bekerjasama dengan lembaga Ocean Conservancy and Plastics for Change untuk mengatasi lingkungan dan biaya sosial karena polusi plastik.

Bersamaan dengan tindakan untuk mengatasi limbah plastik, Garnier juga beralih ke lingkungan pabrik yang ramah lingkungan. Mulai dari energi hijau (energi ramah lingkungan) hingga memastikan semua bahan diambil dari tanaman.

"Green beauty (produk kecantikan ramah lingkungan) akan mengubah cara kita dalam berbisnis," ujar Adrien Koskas, global brand president Garnier.

"Tentunya akan memakan waktu, tapi green beauty akan memberikan transformasi untuk Garnier, dan kami berharap bahwa industri kecantikan secara keseluruhan," tambah Adrien.

L'Oreal yang memayungi Garnier, bulan lalu telah memberikan pernyataan bahwa perusahaannya secara perlahan tapi pasti akan beralih ke produk ramah lingkungan. Saat ini L'Oreal telah mengurangi dari kemasannya, mengurangi emisi, dan menciptakan lingkungan hijau pada 2030 mendatang.

Sajadah Salat Dijual Sebagai Karpet, Situs Belanja China Dihujat Netizen

Situs belanja China, Shein, jadi sasaran kemarahan umat Islam karena beberapa produknya. E-commerce yang dikenal menjual berbagai barang harga terjangkau itu menyediakan sajadah tapi bukan untuk ibadah. Menyinggung banyak orang Muslim, Shein pun ramai diprotes di media sosial karena menjual sajadah tersebut sebagai karpet.
Sejumlah produk yang sangat mirip sajadah salat dijual di situs Shein tapi disebut sebagai karpet. Padahal jelas-jelas ada gambar Kakbah di tengahnya yang dikenal sebagai tempat suci dan simbol ibadah bagi umat Islam. Sedangkan di produk-produk lain hadir gambar mihrab dan motif geometris lain yang sering ditemukan pada masjid. Tampaknya situs tersebut tidak familiar dengan ornamen-ornamen itu hingga menyebutnya sebagai karpet Yunani.

Penggunaan sajadah bukan untuk sesuatu yang menyangkut ibadah tentu menyinggung umat Islam. Apalagi dalam situs beberapa orang memberi komentar bahwa produk yang dikira karpet tersebut dipakai untuk hewan perliharaan. Hal ini jadi perbincangan di media sosia. Terlebih banyak fakta-fakta lain terungkap mengenai situs yang sebelumnya sering diperbincangkan karena bermasalah itu.

Di Instagram, pemilik akun @s.khadija.r menuding jika Shein bukan hanya mengambil dan memberi nama baru tapi juga mengambil keuntungan dari sajadah. Sajadah yang biasa digunakan sebagai ibadah dijual sebagai 'flower print tassel trim carpet' hingga 'fringe trim greek fret carpet' sebagai aksesori rumah.

Sedangkan akun Instagram @diet_prada yang mengangkat masalah ini menulis jika Shein terdaftar dalam perusahaan 'jangan dibeli'. Dikatakan jika perusahaan itu kurang transparan dalam aturan-aturannya terhadap lingkungan dan ketenagakerjaan. Terlebih barang-barang dijual dengan harga murah, masalah-masalah itu pun dianggap masuk akal.
https://indomovie28.net/star/jonathan-ozoh/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar