Senin, 13 Juli 2020

HaiBunda Squad Ajak Bunda Tetap Sehat di Tengah Pandemi

 Menjaga kesehatan tubuh di tengah pandemi harus lebih diperhatikan agar imunitas stabil. Nah, untuk Bunda-Bunda yang ingin lebih bugar di tengah banyak aktivitas, yuk ikutan HaiBunda Squad bulan Juli!
Mengangkat tema 'Fit Your Body with Piloxing (Pilates and Boxing)', HaiBunda Squad kali ini bakal dilakukan secara online dengan menghadirkan Coach Sistya yang merupakan instruktur 'piloxing' berpengalaman dari Fit Squad.

Piloxing sendiri pada prinsipnya adalah olahraga yang menggabungkan kekuatan dan kecepatan dari boxing serta teknik kelenturan dari pilates guna membentuk postur tubuh.

Olahraga ini sangat cocok untuk Bunda aktif yang suka yoga dan cardio, karena keduanya ada di dalam gerakan piloxing. Selain pilates dan boxing, bakal ada dance serunya juga lho, Bun!

Semakin asik lagi, Bunda juga bisa dapatkan ilmu dan pengalaman baru melalui sesi sharing tentang tips tetap fit dan slim meski harus menjalani berbagai aktivitas sehari-hari pada era New Normal.

Acara ini tidak dipungut biaya alias gratis dan kuota terbatas. Bunda juga tidak perlu khawatir soal waktu pelaksanaan, karena acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu (18/7) mulai pukul 10.00 WIB.

Jadi jangan sampai ketinggalan ya, Bun! Yuk jaga tubuh tetap sehat, daftar HaiBunda Squad sekarang di sini.

Perhimpunan RS Indonesia Jelaskan Penyebab Variasi Tarif Rapid Test

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) lewat Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI nomor HK.02.02/I/2875/2020 mengatur tarif maksimal layanan rapid test Corona mandiri Rp 150.000. Tujuannya untuk menjawab keluhan masyarakat yang kebingungan karena harganya bisa berbeda-beda di tiap fasilitas kesehatan seperti rumah sakit (RS).
"Berbagai variasi harga di luar, ada yang di bawah 100 ribu tapi ada juga yang di atas 200 ribu, masyarakat dibikin bingung mau pilih yang mana? Kualitasnya seperti apa?" kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI, Tri Hesty Widyastoeti, dalam konferensi yang disiarkan BNPB, Senin (13/7/2020).

"Permintaan dari masyarakat sendiri sudah banyak memprotes kenapa ini tidak ditetapkan harganya. Sehingga ini juga membantu masyarakat, masyarakat itu tidak bingung kalau ke tempat layanan kesehatan sudah pasti harganya sekian," lanjutnya.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Lia G. Partakusuma, menjelaskan pihaknya sudah mengimbau agar rumah sakit mengikuti peraturan tarif rapid test yang dikeluarkan kementerian. Namun, ia juga meminta ada waktu transisi karena banyak rumah sakit yang kaget dan belum siap.

Menurut Lia perbedaan harga rapid test ini terjadi karena banyaknya variasi merek alat di pasaran. Di masa awal pandemi, pilihan alat rapid test dari penyuplai terbatas lalu secara bertahap semakin banyak dengan harga yang variatif.

"Waktu awal COVID ini datang kita tidak banyak punya pilihan untuk diagnosa deteksi ini. Sehingga yang menawarkan jenis pemeriksaan ini sangat terbatas. Sementara permintaan begitu banyak, tetapi yang ada terbatas. Sehingga itulah yang menyebabkan mungkin harga itu tidak terkontrol," kata Lia dalam kesempatan yang sama.

"Banyak RS yang meminta kepada PERSI apakah mungkin ada masa transisi. Karena pembelian yang dulu itu sedikit sekali yang harganya di bawah 100 ribu," lanjutnya.
https://nonton08.com/star/michael-haynes/feed/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar