Sabtu, 18 Juli 2020

Kisah Inspiratif Remaja Cantik Bermata Buta yang Sukses Jadi Atlet Renang

 Anastasia Pagonis terlihat seperti remaja wanita pada umumnya. Suka memakai t-shirt, rambut kuncir kuda, dan sesekali memakai makeup tipis.
Remaja 16 tahun ini juga jago olahraga dan merupakan perenang profesional. Ia latihan renang sejak usia 11 tahun dan kini tergabung dalam Paralympics Swimming Emerging Team Amerika Serikat.

Jadi atlet Paralympic, Anastasia Pagonis memang punya kemampuan berbeda dari perenang kebanyakan. Gadis cantik ini mengalami kebutaan yang membuatnya tidak bisa melihat dengan sempurna.

Dia hanya bisa melihat secara periferal. Jika diilustrasikan, pegang apel dengan jarak 3 cm di depan salah satu mata lalu tutup mata satunya dengan tangan. Seperti itulah penglihatan Anastasia.

Gadis berambut brunette ini tidak terlahir dalam kondisi buta. Saat pertama belajar renang dia bisa melihat dengan jelas. Tapi hanya dalam waktu beberapa bulan dia mulai kehilangan penglihatan dengan cepat.

Anastasia menderita penyakit Stargardt, kelainan genetik yang menyebabkan degenerasi makula, yakni hilang penglihatan di bagian tengah bidang pandang. Menurut National Eye Institute, diperkirakan 1 dari 8.000 - 10.000 orang menderita penyakit ini yang bisa muncul saat kecil maupun dewasa.

"Dia bisa jatuh dari tangga, ya Tuhan, sekitar 30 kali sehari. Dan ketika kamu dengar bunyi, 'Boom!' setelahnya kamu dengar seruan, 'Aku baik-baik saja!'" kata Stacey Pagonis, ibu Anastasia, seperti dikutip dari News Day.

Kehilangan penglihatan sempat membuat Anastasia kesulitan berlatih untuk mengasah kemampuannya. Dia mengatakan saat baru belajar, kepalanya selalu membentur dinding kolam renang dan itu bisa lebih dari sekali. Orang yang tidak mengenalnya mungkin akan mengira kalau dia anak ceroboh. Tapi dia adalah perenang tangguh, dengan kekuatan dan tujuan di balik setiap kayuhan tangannya.

Beruntung, ia bertemu pelatih yang paham dan bisa menangani anak-anak berkebutuhan khusus seperti Anastasia. Keith Green, pelatih Anastasia, memodifikasi gerakan dan menentukan metode pengajaran khusus agar ia bisa latihan tanpa berisiko tinggi mengalami kecelakaan saat renang di air. Anastasia pun bertanding di kompetisi Paralympic pertamanya pada Desember 2017. Ia berhasil memenangkan dua medali emas untuk Tim Amerika serikat. Lalu pada Mei 2018, Anastasia kembali bertanding di World Series dan membawa pulang medali perak serta perunggu.

Saat tidak latihan renang, Anastasia menjalani kehidupannya sebagai remaja biasa. Jalan-jalan, berbincang dengan orang, dan lain sebagainya. Dia juga belajar bagaimana caranya menatap tepat ke mata lawan bicara meskipun harus melihat ke atas kepalanya terlebih dahulu.

Anastasia juga bisa menggunakan smartphone dengan lancar. Dia memanfaatkan sejumlah aplikasi iPhone untuk melihat menu dan mengidentifikasi produk ketika belanja ke supermarket. Saat mengoperasikan smartphone, font huruf harus lebih besar agar bisa dilihat, atau dengan aplikasi suara telepon.

"Aku bisa melakukan apapun yang bisa orang lain lakukan. Hnaya saja dengan cara sedikit berbeda," tuturnya.

Anastasia yang tangguh dan tak menyerah dengan keadaan membuatnya terpilih sebagai salah satu sosok inspiratif oleh retailer kecantikan Sephora. Lewat kampanye 'We Belong to Something Beautiful', ia ingin menyampaikan bahwa semua orang bisa bermimpi dan mewujudkannya.

"Aku hanya ingin memperlihatkan pada dunia kalau aku berbeda, tapi juga sama seperti kalian. Aku masih punya mimpi, ingin mencapai hal-hal menakjubkan dalam hidupku, dan ingin menunjukkan ke semua orang bahwa inilah yang bisa dilakukan seorang gadis buta," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar