Minggu, 19 Juli 2020

Sudah Diuji Coba pada Monyet, Remdesivir Segera Siap Diproduksi Massal

 - Ilmuwan di Amerika Serikat tengah berlomba untuk menyelesaikan vaksin bagi penyakit yang sedang mewabah sejak akhir Desember 2019 lalu, yaitu COVID-19. Belum lama ini, para ilmuwan sudah melakukan uji coba dengan menyuntikkan vaksin pada monyet yang sebelumnya telah disuntikkan virus MERS-CoV.
Para ilmuwan dari National Institutes of Health (NIH) di Rocky Mountain Laboratories NIAID di Hamilton, Montana, menyuntikkan sekelompok monyet dengan antivirus remdesivir. Setelah enam hari divaksinasi, monyet-monyet tersebut tidak menunjukkan adanya gejala-gejala dari virus.

Setelah keberhasilan itu, para ilmuwan berharap bisa menguji coba obat tersebut untuk jenis epidemi COVID-19 yang sedang mewabah di Wuhan. Hal ini dikarenakan jenis virus pada MERS-CoV dan COVID-19 memiliki gejala yang sama.

Dikutip dari The Sun, meskipun hasilnya menjanjikan, ilmuwan AS akan terus meneliti agar remdesivir bekerja dengan baik dan bisa diproduksi secara massal.

"Remdesivir sebelumnya melindungi hewan dari berbagai virus dalam percobaan laboratorium. Obat ini juga telah dibuktikan secara eksperimental dan efektif mengobati monyet yang terinfeksi virus Ebola dan Nipah," kata salah satu ilmuwan.

Para ilmuwan tersebut telah menunjukkan bahwa penelitian untuk vaksin tersebut cukup menjanjikan untuk menyembuhkan MERS-CoV dan COVID-19. Jika semua telah terbukti aman dan paten, akan segera diproduksi serta dipasarkan.

RSCM Alihkan Layanan Tomo Terapi, Humas: Masih Proses Pengeringan

 Hujan deras pada Minggu pagi (23/2/2020) membuat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pertama kalinya terkena banjir. Sejumlah alat medis di ruang radiologi dan radioterapi saat ini tengah dilakukan pengeringan dan pengecekan.
Dalam rilis yang dikeluarkan pihak RSCM pada (24/2/2020) dijelaskan khusus untuk pelayanan Tomo Terapi dokter akan dilakukan pengalihan ke alat lain jika memungkinkan. Namun bila tidak, akan dilakukan proses rujukan ke RS lain sesuai koordinasi pihak RSCM.

Saat dihubungi detikcom, Humas RSCM, dr Ananto PH, menjelaskan maksud dari pengalihan alat tersebut tidak bisa disimpulkan bahwa alat yang digunakan sudah rusak dan tidak bisa terpakai kembali.

"Ini kan semua masih dalam proses pengecekan ya. Belum bisa dikatakan seperti itu (rusak atau tidak), alat-alat masih proses pengeringan, hari ini kan pihak dari Bapeten juga datang kan,"

"Jadi intinya proses pelayanannya tetap berlangsung, kalau kemudian ada kendala itu baru kita pindahkan ke alat lain, atau kita rujuk ke RS lain, tapi proses pelayanan tetap berjalan," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (24/2/2020)

Melalui rilis terbaru pihak RSCM, ia ingin memastikan bahwa pelayanan di RSCM sampai dengan saat ini masih berjalan.

Dalam 24 Jam, 2 Dokter di Wuhan Meninggal karena Virus Corona COVID-19

Seorang dokter perempuan di rumah sakit Wuhan, Provinsi Hubei, meninggal dunia. Ahli pencernaan ini juga merawat pasien dengan virus corona COVID-19.
Dokter bernama Xia Sisi (29) terinfeksi saat bekerja di Union Jiangbei Hospital, Wuhan. Ia dirawat pada 19 Januari lalu dipindah ke Zhongnan Hospital pada 7 Februari karena kondisinya memburuk.

Dikutip dari Straitstimes, dr Xia meninggal pada Minggu (23/2/2020).

Dalam kurun 24 jam, kabar kematian dokter lainnya datang dari Ziaogan Central Hospital. dr Huang Wenjun yang merupakan ahli pernapasan mengalami pneumonia sebelum mengembuskan napas terakhirnya.

Otoritas kesehatan China telah meminta agensi kesehatan lokal untuk memberikan penghormatan pada tenaga medis yang gugur. Mereka juga diminta membantu keluarga yang ditinggalkan.
https://nonton08.com/room-salon-college-girls-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar