Selasa, 14 Juli 2020

Erick Thohir Mau Bikin Klaster Pangan, Ini Kata Buwas

Sejak Mei 2020, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah membeberkan rencana pembentukan BUMN klaster pangan. Isinya yaitu Perum Bulog, PTPN, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI.
Menyambut rencana tersebut, Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas mengatakan, rencana ini dapat menyatukan BUMN pangan sehingga tak lagi tersebar atau terpecah-pecah seperti saat ini.

Artinya, BUMN klaster pangan dapat memastikan pasokan komoditas pangan mulai dari beras, kedelai, ubi, jagung, serta protein hewani seperti daging ayam, sapi, kerbau, dan lain-lain tanpa harus terpisah karena tugas pengadaan komoditas-komoditas tersebut saat ini masih tersebar di sejumlah BUMN. Misalnya saja saat ini beras hanya di Bulog.

"Semua akan ditangani oleh klaster pangan, sehingga tidak seperti sekarang yang masih tersebar sangat lebar. Nanti jadi klaster-klaster, menangani, sinergi, dengan koordinasi yang bagus. Saya kira ke depan akan terkoordinasi dengan baik," kata Buwas dalam program Market Review IDX Channel, Selasa (14/7/2020).

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, program pertama dari BUMN klaster pangan yang dapat segera dilaksanakan adalah penyediaan sarana pascapanen di lumbung pangan nasional (food estate) pertama Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Pemerintah akan segera mengembangkan lumbung pangan di Kalimantan Tengah, di Kabupaten Pulang Pisau. Bulog sudah mempersiapkan sebagai off taker. Intinya Bulog bersama dengan BUMN klaster pangan kami sedang berkolaborasi dan mempersiapkan untuk itu. Dan kami akan berada di hilirnya," ujar Tri.

'Robot' Bakal Gantikan 30% Pekerjaan di Dunia, Manusia Bisa Apa?

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan bahwa 30% pekerjaan di dunia akan digantikan oleh 'robot' alias mesin-mesin canggih. Hal ini seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan masuknya dunia ke era industri 4.0.
"Dengan adanya industri 4.0 ini akan berakibat pada 60% pekerjaan di dunia akan menggunakan otomasi, dan dari 60 persen ini, 30 persennya pekerjaan di dunia akan digantikan oleh mesin-mesin canggih," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Kabarenbang) Kemnaker Tri Retno Isnaningsih dalam Webinar yang disiarkan di saluran YouTube Kementerian Ketenagakerjaan, Selasa (14/7/2020).

Namun di sisi lain akan muncul peluang 26 juta pekerjaan baru yang tercipta dengan bangkitnya perdagangan elektronik (online commerce) pada 2022.

Untuk menangkap peluang kerja tersebut, ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan, meliputi soft skill dan hard skill.

"Kita harus paham di sini ada dua hal penting yang diperlukan oleh SDM, yaitu SDM yang skill-nya mempunyai kapasitas di bidang pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, manajemen SDM, kemampuan berkoordinasi, kemampuan emosional, pengambilan keputusan, berorientasi pelayanan, negosiasi, berpikir cepat dan adaptif," jelas dia.

Lalu untuk hard skill yang harus dimiliki adalah kompetensi di bidang teknologi informasi dan matematika, arsitek, insinyur, dokter.

Peluang kerja di masa depan yang dapat ditangkap dengan kemampuan di atas adalah yang berorientasi pada teknologi informasi, kesehatan, profesional, kreatif atau seni, pengajar, konstruksi, dan manajer.

"Ini semua juga pastinya memerlukan pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kompetensinya, di mana ini menjadi tanggung jawab kita bersama, baik dari pemerintah maupun dari swasta, dan dari masyarakat untuk meningkatkan kompetensi dalam menghadapi industri 4.0," tambahnya.
https://nonton08.com/collider/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar