Jumat, 18 September 2020

Corona DKI Lampaui Korsel dan Singapura, Ini Penambahan Kasus Sepekan Terakhir

 - DKI Jakarta mencatat lebih dari 50 ribu kasus positif akumulatif. Ada 59.472 total kasus positif Corona di DKI Jakarta, sementara kasus aktif berada di angka 12.752 kasus, demikian lapor situs resmi corona.jakarta.go.id.

Rupanya kasus Corona di DKI ini sudah melebihi total kasus di Korea Selatan dan Singapura. Korea Selatan yang sempat kembali mengalami lonjakan kasus, dilaporkan Worldometers per Jumat (18/9/2020) memiliki 22.783 kasus.


Disusul Australia dengan mencatat total kasus Corona 26.864 kasus. Sementara Singapura hingga saat ini mencatat 57.532 kasus, tetapi berhasil menekan angka kematian cukup rendah yaitu 27 kasus.


Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito juga menyampaikan DKI termasuk salah satu provinsi dengan laju kematian Corona tertinggi di Indonesia. Wiku menyebut ada 3 provinsi yang memiliki laju kematian Corona tertinggi di Indonesia dan perlu menjadi perhatian.


"Jika dilihat dari laju kematiannya maka Bali, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur adalah provinsi dengan laju kematian tertinggi dalam satu minggu terakhir," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden Kamis (17/9/2020).


Berikut penambahan kasus Corona di DKI Jakarta dalam sepekan terakhir.


- Jumat (18/9/2020): 1.014 kasus

- Kamis (17/9/2020): 1.113 kasus

- Rabu (16/9/2020): 1.294 kasus

- Selasa (15/9/2020): 1.076 kasus

- Senin (14/9/2020): 879 kasus

- Minggu (13/9/2020): 1.380 kasus

- Sabtu (12/9/2020): 1.205 kasus

https://nonton08.com/the-last-stand/


WHO Puji Cara Thailand Kendalikan COVID-19, Investasi Kesehatan yang Utama


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memuji cara Thailand yang berhasil mengendalikan wabah virus Corona COVID-19. Hingga hari Kamis (17/9/2020), Thailand hanya melaporkan 3.490 konfirmasi kasus positif yang 3.325 di antaranya sembuh sementara 58 meninggal dunia.

WHO menyebut Thailand berhasil karena memprioritaskan investasi di bidang kesehatan. Dimulai dari pengalaman menghadapi wabah severe acute respiratory syndrome (SARS) pada tahun 2003 lalu.


"Wabah itu membuat kita belajar sesuatu, bagaimana menghadapi pandemi besar berikutnya. Akhirnya kita mulai mengimplementasi WHO International Health Regulation terkait kapasitas di tahun 2006 dan 2007, serta meningkatkan manajemen darurat kesehatan publik," kata Dirjen Pengendalian Penyakit Thailand Dr Tanarak Plipat.


Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan Thailand sebagai salah satu contoh negara yang pada akhirnya bisa mengendalikan penyakit tanpa mengorbankan ekonomi.


"Respons Thailand terhadap COVID-19 memberi contoh kuat bagaimana investasi di kesehatan publik dan keterlibatan masyarakat dapat mengendalikan wabah, melindungi kesehatan orang-orang, serta memungkinkan ekonomi terus berjalan," kata Tedros seperti dikutip dari situs resmi WHO, Jumat (18/9/2020).


IDI: 117 Dokter Meninggal Akibat COVID-19, Terbanyak di Jatim-Sumut


Jumlah dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Per tanggal 17 September, Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sudah ada 117 dokter yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, menyoroti peningkatan tajam kematian dokter di Indonesia diakibatkan salah satunya karena masyarakat masih abai dalam menjalankan protokol kesehatan yang diserukan pemerintah. Ia menegaskan masyarakat yang harus menjadi garda terdepan dalam penanggulangan wabah COVID-19, bukan tenaga medis.


"Indonesia bahkan belum mencapai puncak pandemi gelombang pertama pandemi ini dikarenakan ketidakdisiplinan protokol kesehatan yang masif. Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum COVID-19 dunia yang akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan negara kita," kata dr Adib dalam rilis yang diterima detikcom, Jumat (18/9/2020).


Sebanyak 117 dokter yang meninggal terbagi atas 53 orang dokter spesialis, 2 orang dokter residen, dan 62 orang dokter umum.


Berikut sebaran wilayah kematian dokter Indonesia, diterima detikcom pada Jumat (18/9/2020):


Jawa Timur: 30 dokter

Sumatera Utara: 21 dokter

DKI Jakarta: 16 dokter

Jawa Barat: 11 dokter

Jawa Tengah: 8 dokter

Sulawesi Selatan: 6 dokter

Bali: 4 dokter

Kalimantan Selatan: 4 dokter

Sumatera Selatan: 4 dokter

Kalimantan Timur: 3 dokter

Kepulauan Riau: 2 dokter

DI Yogyakarta: 2 dokter

Aceh: 2 dokter

Riau: 1 dokter

Papua Barat: 1 dokter

Nusa Tenggara Barat: 1 dokter

Banten: 1 dokter

https://nonton08.com/mission-impossible-rogue-nation/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar