Sabtu, 19 September 2020

Balap Lari Liar Pengingat bahwa Olahraga Tak Harus Mahal

  Fenomena balap lari liar memang meresahkan dan rawan penularan COVID-19 karena memicu kerumunan. Tapi di sisi lain jadi pengingat bahwa olahraga tidak harus mahal.

Anggapan bahwa olahraga itu mahal belakangan ini tampak makin nyata. Untuk bersepeda misalnya, para pegowes dadakan sampai harus bertengkar dengan pasangan untuk menebus frame seharga puluhan juta rupiah. Belum lagi perlengkapan-perlengkapan lainnya.


Sama halnya dengan berlari. Bahkan saat pandemi dengan berbagai tantangan ekonominya, promo penjualan sepatu lari tak pernah sepi dari antrean pembeli. Belum lagi untuk membeli sport watch untuk mengukur dan mencatat performa olahraga, yang harganya jutaan.


Balap lari liar seolah jadi pengingat, bahwa tanpa itu semua seseorang tetap bisa olahraga. Hanya butuh badan dan motivasi yang kuat, olahraga seharusnya sudah dilakukan. Nyeker alias tanpa alas kaki pun, tak masalah asal tetap hati-hati.


"Semua orang bisa berlari, mau yang punya uang dan yang enggak punya uang. Yang kurus dan yang gendut. Semuanya bisa," kata seorang peserta balap lari liar di Jakarta, Popay, saat dihubungi detikcom.


Soal olahraga tak harus mahal, praktisi kesehatan olahraga dr Rachmad Wishnu Hidayat, SpKO menyampaikan pendapat senada. Dibandingkan olahraga lain, lari termasuk yang paling murah dan praktis bisa dilakukan di mana saja. Perangkat penunjang memang ada manfaatnya jika tersedia, tetapi tidak mutlak.


"Tidak perlu peralatan tertentu," kata dr Wishnu.


Bahwa hal itu mengganggu ketertiban saat digelar di jalanan dengan berkerumun, itu soal lain. Menurut dr Wishnu, ada catatan yang membuat balap lari tetap tidak 'sehat' dilihat dari sisi tersebut.


"Lari tetap harus menerapkan protokol yang ada terutama menghindari kontak dengan orang lain. Itu penting," tegasnya, Kamis (17/9/2020).

https://indomovie28.net/ge-er-gede-rasa/


Susuk hingga Santet, Deretan Fenomena Corpus Alienum yang Pernah Bikin Heboh


Sebuah postingan di Instagram milik seorang selebgram mendadak viral. Dalam postingan tersebut menunjukkan x ray susuk di dalam tubuh seseorang, dan kondisi ini disebut dengan istilah corpus alienum.

Corpus alienum adalah istilah untuk benda asing dari luar ditemukan di dalam tubuh. Benda-benda tersebut bisa berada di berbagai bagian tubuh, seperti mata, saluran napas, kulit, perut, hingga anus. Kondisi ini juga sering disebabkan karena hal-hal aneh seperti susuk dan santet.


Kasus seperti ini ternyata cukup sering ditemukan di dunia medis. Biasanya para dokter akan langsung mengeluarkan benda tersebut untuk menurunkan risiko munculnya infeksi, inflamasi, atau mengeluarkan toksik.


Berikut berbagai kasus corpus alienum yang telah dirangkum detikcom:


1. X ray susuk

Kabar seorang wanita yang memiliki ratusan susuk di tubuhnya viral di internet dan menjadi pembicaraan masyarakat. Kasus ini viral setelah salah satu selebgram Tasqia Alifa Syabira mengunggah foto x ray susuk wanita usia 55 tahun di Instagramnya.


"Pasien wanita usia 55 tahun mau di X-ray. Nah, kalo gini susuknya ada berapa? Itung sendiri deh ya :)," tulis Tasqia dalam unggahannya.


Dalam unggahan x ray susuk itu, Tasqia juga menjelaskan dalam dunia medis susuk itu seringkali disebut sebagai Charm Needles. Umumnya, susuk itu terbuat dari emas dan tembaga, sehingga dari x ray susuk bisa terlihat.


2. Puluhan paku dan jarum di dalam tubuh

Pada 2011, fenomena corpus alienum juga terjadi pada bocah bernama Safira yang berusia 3 tahun. Tim dokter dari RSUD Andi Makkasau Kota Parepare menemukan puluhan paku dan jarum di tubuh Safira, yaitu di bagian betis, lengan, dan punggung.


Menurut dokter bedah yang menangani Safira saat itu, dr Khamaruddin Said, SpB, ia baru pertama kali menghadapi kasus seperti ini, apalagi jumlah yang ditemukannya itu cukup banyak.


"Kalau cuma mengeluarkan jarum atau gunting yang tertinggal di rongga tubuh, sering. Tapi, kalau itu jelas dari mana asalnya gunting dan jarum bisa sampai ke dalam tubuh," katanya.

https://indomovie28.net/final-girl/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar