Selasa, 15 September 2020

Menkes Terawan Sampaikan Dukacita untuk 48 Perawat yang Gugur karena Corona

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengadakan doa bersama atas gugurnya para tenaga kesehatan karena pandemi virus Corona COVID-19. Acara virtual ini dihadiri oleh beberapa tokoh, termasuk di antaranya Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Menkes Terawan mengungkapkan saat ini ada 2.310 perawat dari 16.218 tenaga kesehatan yang ditempatkan Kementerian Kesehatan untuk membantu penanganan COVID-19. Ia mengapresiasi dedikasi tinggi yang ditunjukkan para tenaga kesehatan tersebut.

"Saya mewakili pemerintah ucapkan terima kasih kepada seluruh perawat yang bekerja keras berdedikasi tinggi," ujarnya dalam konferensi yang disiarkan BNPB pada Selasa, (15/9/2020).

Terawan menyebut hingga saat ini sudah ada 48 perawat yang gugur karena COVID-19. Untuk itu ia juga menyampaikan dukacitanya.

"Rasa dukacita mendalam juga saya sampaikan atas gugurnya 48 perawat dalam perjuangannya memberikan pelayanan kepada pasien untuk melawan COVID-19 ini. Paling banyak dari wilayah Jawa Timur. semoga jasa-jasa para pahlawan kesehatan diterima di sisi Tuhan YME," lanjut Terawan.

Ketua Umum PPNI Harif Fadhillah SKep, SH, MKep, mengatakan satu orang perawat bisa melayani puluhan pasien positif Corona. Oleh sebab itu, menjadi sebuah kerugian bagi negara bila ada satu saja perawat yang gugur.

PPNI sebelumnya membeberkan hingga tanggal 11 September 2020 sudah ada 78 perawat yang meninggal dunia positif Corona.

Pertumbuhan Kasus Corona RI Naik 10,4 Persen dalam Sepekan, Tertinggi di Aceh

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, melaporkan penambahan kasus Corona di Indonesia meningkat 10,4 persen dalam sepekan terakhir. Provinsi Aceh jadi sorotan karena mengalami peningkatan yang paling tajam mencapai 69,3 persen.
Wiku menjelaskan dalam sepekan terakhir terdapat akumulasi 24.343 kasus baru COVID-19 di Indonesia. Jumlah tersebut lebih tinggi bila dibandingkan minggu sebelumnya yang mencapai 22.059 kasus.

Aceh disebut jadi provinsi pertama dengan peningkatan kasus tertinggi. Dari yang tadinya 423 kasus dalam seminggu menjadi 716 kasus, juga dalam seminggu.

Provinsi berikutnya yang disebut memiliki kenaikan kasus tertinggi adalah Jawa Tengah sebesar 52,7 persen, Riau 41,4 persen, Jawa Barat 19,5 persen, dan terakhir DKI Jakarta 5,2 persen.

"Hal ini menunjukkan bahwa kasus COVID belum selesai di Indonesia," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Selasa (15/9/2020).

"Jadi kita seluruhnya harus tetap waspada dengan kasus COVID ini, di mana dalam seminggu terakhir, kami ulangi lagi, kenaikannya adalah 10,4 persen. Kenaikan ini harus bisa kita tekan sehingga tidak menambah kasus lagi," lanjutnya

Masker Buff dan Scuba Tak Disarankan, Ini Jenis Masker yang Aman

 Masker buff dan scuba sering digunakan banyak masyarakat saat beraktivitas untuk mencegah penyebaran COVID-19. Akan tetapi masker berjenis ini ternyata tidak efektif untuk mencegah penularan virus corona melalui droplet.
Dalam studi yang dilakukan oleh Duke University menyebutkan bahwa dari 14 jenis masker yang diuji. Masker buff yang biasa digunakan oleh pengendara motor hasilnya jauh lebih buruk dibandingkan dengan masker biasa. Masker jenis buff dan scuba hanya memberikan sedikit sekali perlindungan.

PT KAI Commuter Indonesia (KCI) bahkan melakukan sosialisasi pada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Dalam akun media sosial, PT KCI menjelaskan masker scuba atau buff hanya sebesar 5 persen efektif dalam mencegah risiko terpaparnya debu, virus dan bakteri.

Seperti diketahui, menggunakan masker menjadi salah satu upaya pencegahan COVID-19 selain mencuci tangan dan menjaga jarak.

Lalu apa saja jenis masker yang aman untuk untuk mencegah penyebaran virus COVID-19?
1. Masker N95
Masker ini merupakan jenis reseptor. Masker N95 menawarkan perlindungan lebih dari masker jenis lainnya karena dapat menyaring partikel besar dan kecil. Sama seperti namanya, masker N95 dapat memblokir 95 persen partikel yang sangat kecil.

Beberapa masker N95 memiliki katup yang membuatnya lebih mudah untuk dihirup. Hanya saja harga masker jenis ini terbilang sangat tinggi di pasaran.

2. Masker bedah
Jika masker scuba dilarang, masker bedah tentu bisa jadi pilihan tepat. Masker bedah disebut juga sebagai masker medis, masker ini digunakan sekali pakai untuk melindungi hidung dan mulut pemakainya dari kontak dengan tetesan, percikan dan semprotan yang mungkin mengandung kuman atau virus.
https://cinemamovie28.com/sicario/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar