Jumat, 25 September 2020

Satgas COVID-19 'Sentil' Calon Kepala Daerah yang Nekat Bikin Kerumunan

 Satgas Penanganan COVID-19 berikan peringatan tegas bagi para calon kepala daerah pada Pilkada 2020 yang masih mengadakan kerumunan saat berkampanye. Pasalnya, kegiatan ini bisa meningkatkan risiko penularan virus Corona.

"Apa pun alasannya sudah sepatutnya wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat betul-betul dapat melindungi rakyatnya, keselamatan rakyatnya, sehingga semua pesta demokrasi bisa dijalankan dengan baik," tegas juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat memberikan konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (24/9/2020).


Lebih lanjut, Wiku mengapresiasi tindakan Komisi Pemilihan UMUM (KPU) yang sudah berani untuk merevisi peraturan KPU terkait pemberian sanksi jika ada calon kepala daerah yang menggelar acara, seperti konser musik dan bazar yang dapat menimbulkan kerumunan saat kampanye.


"Kembali kami ingatkan dengan adanya yang diterbitkan KPU seperti PKPU Nomor 13 Tahun 2020 menyatakan bahwa seluruh kegiatan yang berpotensi mengundang kerumunan, seperti gelaran musik, bazar, hingga perlombaan sepenuhnya dilarang, kegiatannya bisa dilakukan dengan kegiatan lainnya, seperti virtual atau online," jelasnya.


Sebagai pengingat, pada hari ini kasus COVID-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 4.634 kasus, sehingga totalnya sudah mencapai 262.022 kasus. Sementara total pasien sembuh sudah sebanyak 191.853 orang dan 10.105 lainnya meninggal dunia.

https://cinemamovie28.com/wotakoi-love-is-hard-for-otaku/


Kasus Baru Corona RI Kembali Rekor, Satgas COVID-19 Jelaskan Penyebabnya


Pemerintah kembali melaporkan rekor kasus baru virus Corona COVID-19 di Indonesia. Per Kamis (24/9/2020), penambahannya mencapai 4.634 kasus.

Berdasarkan data per 20 September 2020, secara nasional kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia adalah sebanyak 8,4 persen. Adapun beberapa provinsi yang menjadi penyumbang kasus tertinggi, yaitu Jawa Barat, Banten, Sulawesi Selatan, Riau, dan Papua.


"Sedangkan jumlah kasus tertingginya berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan," ujar juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, saat memberikan konferensi pers yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (24/9/2020).


Selain itu, Prof Wiku juga menyebutkan 3 hal yang bisa menjadi penyebab kenaikan kasus baru COVID-19 yang terjadi beberapa hari ini.


1. Masyarakat belum disiplin menjalankan protokol kesehatan

Prof Wiku mengatakan, penyebab pertama kenaikan kasus ini karena masyarakat belum disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Ini juga diperburuk dengan perilaku masyarakat yang masih berkerumun, sehingga meningkatkan risiko penularan.


2. Kurangnya empati masyarakat

"Seiring berjalannya waktu, kami melihat masyarakat semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan," tegasnya.


Menurutnya, masyarakat seolah tidak memiliki rasa empati terhadap pandemi. Ini masih terus saja terjadi, meskipun masyarakat saat ini sudah melihat banyaknya korban yang berjatuhan setiap harinya karena menjadi korban COVID-19.


3. Masyarakat masih takut untuk melakukan testing

Penyebab ketiga adalah karena sebagian masyarakat masih takut untuk melakukan testing, saat dirinya memiliki gejala. Ini disebabkan karena adanya stigma negatif di masyarakat dan ketakutan yang tinggi terkait biaya perawatan yang besar jika terbukti positif COVID-19.


"Di sini kami himbau masyarakat untuk tidak memandang negatif pada mereka yang positif COVID, karena penyakit ini bukan penyakit yang memalukan. Siapapun yang terkena COVID harus kita bantu dan kita sembuhkan," jelas Prof Wiku.


"Dan tidak usah khawatir terkait biaya perawatan, karena seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. Baik dengan BPJS atau tidak dengan BPJS," lanjutnya.

https://cinemamovie28.com/super-8/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar