Selasa, 15 September 2020

15,2 Persen Warga Indonesia Semakin Sering Merokok Saat Pandemi Corona

Sebanyak 50,2 persen warga Indonesia masih merokok selama pandemi Corona dengan jumlah yang sama sebelum wabah merebak. Namun, terdapat 15,2 persen warga lainnya yang intensitas merokoknya meningkat selama wabah Corona.
Data tersebut terungkap dalam survei Komnas Pengendalian Tembakau terkait perilaku merokok saat pandemi COVID-19. Ada 612 orang dari 25 provinsi di Indonesia yang mengikuti survei tersebut.

Adapun salah satu alasan yang membuat seseorang semakin sering merokok selama pandemi Corona adalah karena ada klaim nikotin bisa mencegah masuknya COVID-19 ke dalam tubuh. Padahal, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, menegaskan merokok bisa meningkatkan risiko tertular COVID-19. Hal ini dikarenakan kebiasaan tangan saat sedang merokok.

"Sering meletakkan tangan ke mulut saat merokok dapat mentransfer virus ke dalam tubuh," demikian paparan dr Agus dalam sebuah acara webinar.

"Ada empat hal yang dapat menjelaskan risiko terinfeksi COVID-19. Merokok menyebabkan gangguan sistem imunitas, meningkatkan regulasi aseptor ACE2, menyebabkan terjadinya komorbid, dan meningkatkan transmisi virus ke tubuh," lanjut dr Agus.

Demikian juga perokok pasif, perokok pasif memiliki risiko yang sama tingginya dengan perokok aktif pada paparan infeksi COID-19. "Perokok pasif kemungkinan memiliki risiko yang sama terhadap COVID-19 seperti halnya perokok aktif," bebernya.

Sebagai gambaran risiko merokok dengan paparan COVID-19 juga terbukti dari perawatan ICU lebih banyak pada pasien yang merokok dibandingkan tidak merokok. dr Agus mengambil data pada riset seribu pasien di China terkait perokok dengan COVID-19 yang lebih membutuhkan perawatan intensif yaitu 12,3 persen perokok, sementara bukan perokok sebanyak 4,7 persen.

Tidak Disarankan Dipakai di KRL, Apa Kekurangan Masker Buff dan Scuba?

 Pengguna KRL disarankan menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Dalam penjelasan PT KCI, masker jenis tersebut dianggap hanya 5 persen efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Pengguna KRL disarankan memakai masker kain atau masker kesehatan.
"Masker kain 2-3 lapis dan masker kesehatan mengurangi penyebaran droplet yang masih mungkin terjadi," ucap VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, saat dikonfirmasi, Selasa (15/9/2020).

Memakai masker menjadi salah satu cara untuk menghindari droplet pembawa virus COVID-19. Hanya saja, studi menunjukkan tidak semua jenis masker bisa membantu mencegah penularan COVID-19.

Dalam studi yang dilakukan oleh Duke University, masker buff atau penutup wajah yang sering digunakan pengendara motor, menawarkan perlindungan yang sangat sedikit terhadap paparan virus Corona COVID-19.

Bahkan masker buff disebut menghasilkan lebih banyak droplet dibandingkan jika tidak memakai masker sama sekali karena bahan yang digunakan dapat memecah droplet menjadi partikel yang lebih kecil.

"Mereka cenderung bertahan lama di udara, bisa terbawa lebih mudah di udara, jadi ini sebenarnya kontraproduktif untuk memakai masker semacam itu," kata Dr. Martin Fischer, ahli kimia, fisikawan dan penulis studi, dikutip dari CNBC International

Sementara itu untuk masker scuba, dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, mengatakan, kemampuan proteksi masker jenis ini memang terbatas.

"Tingkat keamanan tetap di bawah masker standar bedah maupun N95," katanya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
https://cinemamovie28.com/late-summer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar