Senin, 14 September 2020

Ada Masker Sekali Pakai Ramah Lingkungan Terbuat dari Ganja

Perusahaan asal Prancis menciptakan masker sekali pakai yang ramah lingkungan. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi di masa pandemi virus Corona. Sebab selama ini, masker sekali pakai umumnya terbuat dari material sintetis yang sulit terurai, sehingga tidak bersahabat bagi bumi.
Geochanvre, perusahaan yang fokus pada pemanfaatan barang daur ulang dan berkonsep zero waste, mengembangkan bahan masker untuk mencegah penularan COVID-19 dengan tetap memerhatikan keberlangsungan lingkungan. Mereka mengklam telah menemukan bahan alternatif untuk membuat masker dengan pendekatan ecology.

Seperti dikutip dari Designboom, masker terbuat dari material alami yang bisa terurai secara alami setelah tidak digunakan. Geochanvre menggunakan kain yang 100 persen terbuat dari serat alami tanaman ganja, dan menyatakan bahwa produk tersebut merupakan masker pertama yang ramah lingkungan.

Masker terbuat dari serat ganja ini diklaim punya kemampuan menyaring partikel berukuran 3 μm dengan efisiensi hingga 87 persen. Saat ini peminat masker ramah lingkungan tersebut banyak berasal dari Eropa dan Kanada, serta telah terjual hingga 1,5 juta sejak diperkenalkan pada Maret 2020.

Masker dari daun ganja ini juga dilengkapi pinggiran plastik yang terbuat dari pati jagung agar lebih nyaman ketika digunakan. Plastik ini pun dapat terurai dalam waktu relatif cepat.

Penggunaan masker sekali pakai memang sangat tinggi khususnya di masa pandemi virus Corona ini. Seperti dilansir Channel News Asia, jurnal Environmental Science and Technology mengungkapkan, rata-rata konsumsi masker sekali pakai mencapai 129 miliar di seluruh dunia.

Kebanyakan masker sekali pakai terbuat dari plastik seperti polypropylene, polythene dan vinyl. Masker-masker tersebut dibuang lalu berakhir di lautan dan perlu waktu sampai 450 tahun untuk bisa terurai.

Maka dari itu, saat ini berbagai perusahaan mengembangkan masker ramah lingkungan yang terbuat dari serat ganja atau kayu-kayuan. Masker dijual minimal 50 - 400 buah dan dikemas dalam boks. Untuk boks isi 50 buah, dijual €34.29 atau sekitar Rp 600 ribu.

Kisah Food Heroes dari Surabaya, Selamatkan Makanan Berlebih Jadi Layak Makan

 Tahukah kamu kalau makanan sisa termasuk salah satu yang menyebabkan lingkungan tercemar? Makanan sisa yang berakhir menjadi sampah bisa menjadi sarang serangga penyebar penyakit, bau, mencemari air tanah dan menciptakan gas rumah kaca akibat dekomposisi bahan organik dari sampah makanan.
Bermula dari keresahan akan pencemaran lingkungan, seorang wanita di Surabaya bernama Eva Bachtiar bersama dua temannya yaitu Dedhy Trunoyudho dan istrinya, Indah Audivtia mendirikan organisasi Garda Pangan. Mereka bertiga menginisiasi gerakan food bank di Surabaya. Gerakan tersebut mempunyai beberapa program untuk mengurangi sampah makanan sejak 2017.

Garda Pangan sendiri saat ini dibantu 30 relawan inti untuk melakukan penyelamatan makanan. Selain itu juga ada lebih dari 500 relawan lepas yang tidak terikat dalam bekerjasama dengan Garda angan.

Wolipop pun berbincang dengan Eva Bachtiar mengenai food bank Garda Pangan yang didirikannya bersama dua rekannya itu. Eva bersama Dedy dan Indah berusaha menyelesaikan isu pembuangan sampah makanan.
https://kamumovie28.com/wrong-turn-5-bloodlines-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar