Selasa, 15 September 2020

Ade Firman Hakim Meninggal Bukan karena COVID-19, Ini Penjelasan Keluarga

Aktor dengan nama lengkap Ade Firman Hakim meninggal dunia pada Senin (14/9/2020) di RS Tarakan, Jakarta. Jenazah aktor kelahiran 20 Oktober 1988 itu dimakamkan dengan prosedur COVID-19. Tapi benarkah Ade Firman meninggal lantaran COVID-19?
Menurut adik dari Ade Firman, Dai Tirta Yusli sebelum meninggal dunia, pekan lalu kondisi kakaknya sempat drop. Namun saat itu Ade Firman masih bisa memegang HP dan berkomunikasi dengan sejumlah rekan.

Hanya saja, nyawa Ade Firman Hakim tidak tertolong. Ia mengembuskan napas saat menjalani perawatan di hari Senin, pukul 17.20 WIB."Minggu lalu sudah drop parah, tapi masih pegang HP. Masih berusaha pegang HP, kontak teman-temannya, saya larang. Akhirnya makin drop saya bawa ke rumah sakit suspect COVID," jelas dia.

"Akhirnya tadi 17.20 WIB saya dipanggil dokter bilang sudah nggak ada (Ade Firman)," sambung dia.

Dai mengungkapkan Ade Firman Hakim meninggal dunia bukan karena COVID-19. Melainkan karena riwayat sakit asma dan pneumonia yang telah diidapnya sejak lama.

"Kakak saya gak meninggal karena COVID kok. Jadi gini, kakak saya ini kan punya pneumonia, riwayatnya dari tahun 2000 ya pokoknya ada lah agak lama," ungkap Dai.

Hanya saja, Ade Firman mesti dimakamkan dengan prosedur COVID-19 karena mengikuti aturan saat ini. Sedangkan, hasil SWAB tesnya belum keluar sehingga tidak membuktikan Ade Firman terinfeksi virus corona.

"Karena prosedur SWAB belum keluar dan sudah meninggal tetap harus dimakamkan secara protokol COVID dari ketetapan pemerintahnya begitu. Belum keluarg (hasil SWAB) dari pihak rumah sakitnya, belum keluar. Bukan karena COVID, karena nggak ada hasil lab yang menunjukkan kalau kakak saya terpapar corona," kata dia.

Selamat jalan Ade Firman Hakim!

WHO Prediksi Eropa Akan Hadapi Banyak Kematian karena Corona

 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa Eropa akan mengalami peningkatan jumlah kasus kematian harian virus Corona COVID-19 pada bulan Oktober dan November.
Hal ini dikarenakan kasus di Eropa meningkat tajam dalam beberapa minggu terakhir, terutama di Spanyol dan Prancis. Lebih dari 51.000 kasus baru dilaporkan pada hari Jumat (11/9/2020) di 55 negara yang dipantau oleh WHO Eropa, ini lebih tinggi dari puncak kasus di April 2020 lalu.

"Ini akan menjadi lebih sulit. Pada bulan Oktober, November, kita akan melihat lebih banyak kematian," jelas direktur WHO Eropa Hans Kluge, seperti dikutip dari laman Channel News Asia.

Lebih dari 50 negara anggota WHO Eropa mengadakan pertemuan online pada hari Senin dan Selasa untuk membahas respon mereka terhadap virus Corona dan menyepakati strategi lima tahun mereka secara keseluruhan.

Namun Hans Kluge, mengeluarkan peringatan kepada mereka yang yakin bahwa pengembangan vaksin akan mengakhiri pandemi.

"Saya mendengar sepanjang waktu: 'vaksin akan menjadi akhir dari pandemi'. Tentu saja tidak. Kami bahkan tidak tahu apakah vaksin itu akan membantu semua kelompok populasi," ujar Kluge.

Kluge memperingatkan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi pandemi COVID-19 harus berdasarkan pada data epidemiologis dan kesehatan masyarakat. Dia juga membela pihak berwenang yang ragu-ragu untuk memberlakukan dan melonggarkan lockdown dalam beberapa bulan terakhir karena mereka menghadapi penyakit baru.

"WHO telah disalahkan beberapa kali, tetapi mengomunikasikan sesuatu yang tidak benar-benar kamu ketahui sangatlah sulit," ujarnya.
https://cinemamovie28.com/final-girl/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar