Jumat, 24 April 2020

3 Hal yang Diam-diam Diidamkan Wanita Saat Bercinta

Allana Pratt seorang pakar seks mengatakan banyak pria yang menganggap wanita tidak menginginkan seks seperti yang pria inginkan. Ia mengatakan wanita hanya perlu dirayu agar mencapai kepuasan dalam berhubungan seks.
"Saya merasa sangat lucu bahwa pria berpikir wanita tidak menginginkan seks sebanyak pria. Itu tidak benar, wanita suka seks. Wanita hanya butuh sedikit pemanasan, dirayu dan menikmati pemanasan," kata Allana seperti dikutip dari Huffpost, Minggu (5/4/2020).

Berikut 3 hal yang wanita inginkan dari pria saat bercinta:

1. Lakukan lebih banyak kontak mata
Banyak wanita yang mengeluh saat berhubungan seks pria tidak menatap mata mereka. Wanita risih saat pasangannya menutup mata atau bahkan hanya melihat bagian tubuh wanita.

2. Tetap bersama dalam kondisi apapun
Wanita melakukan hubungan seks biasanya untuk meluapkan emosionalnya dan Tempat untuk melepaskan stres. Wanita ingin pria menerima kondisinya dan tetap bersamanya.

3. Lebih terbuka
Saat berhubungan seks banyak wanita yang ingin pasangannya lebih terbuka soal hubungan mereka. Karena dengan lebih terbuka wanita dapat memuaskan pasangan mereka saat berhubungan seks.

Gugus Tugas COVID-19: Cairan Disinfektan Tak Boleh Disemprotkan ke Tubuh

Penyemprotan langsung cairan disinfektan dinilai ampuh untuk tangkal virus corona COVID-19. Namun selain di permukaan benda mati, beberapa tempat membuat bilik disinfektan di mana cairan disinfektan ini langsung disemprot ke tubuh.
Menanggapi hal ini, penanganan percepatan COVID-19, Wiku Adisasmito, ingatkan masyarakat hanya boleh menyemprot disinfektan untuk benda atau barang saja. Hal ini juga tertulis dalam surat edar Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) yang tak menganjurkan penyemprotan disinfektan langsung ke tubuh, termasuk bilik disinfektan.

"Disinfektan hanya boleh untuk benda atau barang sehingga tidak disarankan untuk disemprotkan ke tubuh manusia," katanya pada konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Minggu (5/4/2020).

Ia juga menjelaskan penggunaan disinfektan ini sebagai langkah pencegahan kedua selain mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir. Alih-alih langsung disemprotkan ke tubuh, disinfektan lebih baik digunakan saat mencuci baju.

Sehingga baju yang dipakai usai bepergian dari rumah bisa dikatakan aman dari virus corona COVID-19. Tak hanya itu, dibandingkan menyediakan bilik disinfektan, pemerintah daerah diimbau untuk memperbanyak wastafel portabel karena mencuci tangan lebih efektif untuk mencegah virus corona COVID-19.

"Kita ada baiknya dengan swadaya masyarakat untuk membuat dan memperbanyak tempat cuci tangan di area publik yang dapat diakses di tempat umum, di tempat transportasi umum, supermarket, tempat belanja, dan sebagainya," ujar Wiku.

Sebuah penelitian baru di Perancis mengungkapkan bahwa nikotin bisa melindungi orang dari infeksi virus corona. Namun sebuah uji lanjutan direncanakan untuk menguji apakah zat tersebut bisa digunakan untuk mencegah atau mengobati virus corona.

Temuan tersebut muncul setelah para peneliti di rumah sakit terkenal Paris memeriksa 343 pasien virus corona bersama dengan 139 orang yang terinfeksi corona dengan gejala ringan.

Mereka menemukan bahwa sejumlah kecil dari mereka merokok, dibandingkan dengan tingkat merokok sekitar 35 persen pada populasi umum Prancis.


"Di antara pasien-pasien ini, hanya lima persen adalah perokok," kata Zahir Amoura, rekan penulis studi dan seorang profesor penyakit dalam dikutip dari AFP.

Penelitian menggemakan temuan serupa yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine bulan lalu yang menunjukkan bahwa 12,6 persen dari 1.000 orang yang terinfeksi di Cina adalah perokok. Angka tersebut jauh lebih rendah daripada jumlah perokok reguler di populasi umum Cina, sekitar 26 persen, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Teorinya adalah bahwa nikotin dapat melekat pada reseptor sel, oleh karena itu menghalangi virus memasuki sel dan menyebar dalam tubuh, menurut ahli neurobiologi terkenal Jean-Pierre Changeux dari Institut Pasteur Prancis yang juga ikut menulis penelitian ini.

Para peneliti sedang menunggu persetujuan dari otoritas kesehatan di Perancis untuk melakukan uji klinis lebih lanjut.

Mereka berencana untuk menggunakan nikotin pada petugas kesehatan di rumah sakit Pitie-Salpetriere di Paris - di mana penelitian awal dilakukan - untuk melihat apakah itu melindungi mereka dari tertular virus.

Mereka juga telah menerapkan untuk menggunakan patch pada pasien yang dirawat di rumah sakit untuk melihat apakah itu membantu mengurangi gejala dan juga pada pasien perawatan intensif yang lebih serius, kata Amoura.

Para peneliti sedang menyelidiki apakah nikotin dapat membantu mencegah "badai sitokin", reaksi berlebihan yang cepat dari sistem kekebalan tubuh yang menurut para ilmuwan dapat memainkan peran kunci dalam kasus COVID-19 yang fatal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar