Selasa, 28 April 2020

Cara Bill Gates Habiskan Uang Beli Mobil Sebelum Corona

- Bill Gates, juragan Microsoft sekaligus orang terkaya kedua di dunia dengan estimasi kekayaan oleh Forbes senilai US$103,8 miliar, tahu betul cara menghabiskan sebagian kecil uangnya buat beli mobil mewah.

Diketahui dari Carsoid, ternyata Gates merupakan penggemar mobil. Sederet merek mobil kenamaan dan berkelas menghuni garasi pria 64 tahun tersebut.

Gates doyan mengkoleksi mobil tua dan baru. Salah satu mobil yang ia miliki yakni Ford Focus produksi 2008 yang dipakai buat aktivitas harian.

Selain itu Gates rupanya 'tergila-gila' pada mobil Jerman Porsche. Dia diketahui punya empat unit Porsche, yakni 911 Carrera produksi 1991, 930, 959 Coupe (1988), dan Taycan.

Model 959 milik Gates disebut sebagai salah satu mobil langka lantaran hanya diproduksi 230 unit.

Kecintaan Gates pada Porsche semakin kukuh setelah dia membeli Taycan. Model ini merupakan mobil listrik pertama Porsche yang mulai diproduksi massal sejak tahun lalu.

"Saya harus mengatakan itu adalah mobil harga premium. Ini sangat sangat keren. Ini adalah mobil listrik pertama saya dan saya sangat menikmatinya," kata Gates, mengutip Economic Times.

Laporan Businessinsider menyebutkan 911 punya Gates telah dijual dan dilelang senilai US$80 ribu atau sekitar Rp1,2 miliar. Bukan cuma Porsche, Gates juga dikatakan memiliki mobil super mewah lainnya merek Lamborghini, Rolls Royce, Jaguar, Mercedes-Maybach, hingga Ferrari.

Gates saat ini lagi fokus membantu penanganan virus corona (Covid-19) melalui yayasan miliknya Gates Foundation. Dia lagi jadi bahan perbincangan atas usulnya menangani Covid-19 yang salah satunya dengan menggunakan obat malaria.

Usul Bill Gates Hindari Gelombang Dua Pandemi Corona

- Bill Gates mengajukan sejumlah usulan untuk mengurangi risiko gelombang dua pandemi Covid-19 akibat infeksi virus corona SARS-CoV-2.

Usulan ini dilontarkan Gates setelah sejumlah negara bagian di Amerika Serikat (AS) akan mulai melonggarkan pembatasan sosial dan kebijakan diam di rumah pekan ini. Pelonggaran dilakukan setelah sejumlah negara bagian itu menunjukkan semakin kecilnya angka penularan.

Padahal sebelumnya, peneliti kesehatan telah menyarankan agar tidak ada negara bagian yang membuka kembali pembatasan mereka sebelum 1 Mei.

Gates meningatkan, kecilnya angka penularan tidak berarti kawasan itu bebas dari risiko. Sebab, ada kemungkinan wabah gelombang dua yang lebih mematikan. Menurutnya, negara-negara bagian AS mesti mempertimbangkan hal itu terlebih dulu ketimbang mencoba memulihkan krisis ekonomi akibat penutupan yang dilakukan selama lockdown.

"Jika (pembatasan) dibuka, (pandemi) bisa kembali tumbuh eksponensial dan menyerupai New York," jelas Gates dalam wawancara dengan CNN. 

Pembukaan ini juga menurut Gates bisa meningkatkan risiko penularan ke daerah-daerah sekitar negara bagian tersebut. Sebab, orang-orang kembali bebas berkeliaran.

Saat ini jumlah kasus virus corona di AS mendekati angka 1 juta dan lebih dari 54 ribu warga AS tewas. New York menjadi negara bagian dengan kasus terparah di negara itu.

Gates lantas mengusulkan cara yang aman untuk melakukan pembukaan lockdown. Usulan ini menurutnya sejalan dengan rekomendasi dari banyak ahli dan ekonom, termasuk lembaga kesehatan dunia (WHO).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar