Kamis, 23 April 2020

RI Sering Kehabisan, Pemerintah Sebut Reagen Tes Corona Dicari Banyak Negara

Belakangan ini, Institute of Tropical Disesase (ITD) Universitas Airlangga (Unair) mengaku kehabisan kit reagen yang membuatnya tak bisa lagi melakukan pemeriksaan sampel virus Corona COVID-19. Tampaknya hal serupa juga dialami oleh beberapa laboratorium di Indonesia.
"Beberapa laboratorium terpaksa harus menghentikan aktivitasnya karena memang reagennya belum sampai," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto beberapa waktu lalu.

Reagen adalah bahan kimia yang dibutuhkan untuk melakukan pengecekan spesimen virus. Pada virus Corona COVID-19, reagen bekerja dengan cara mengubah genom virus sehingga bisa dideteksi dengan mesin polymerase chain reaction (PCR).

Achmad Yurianto mengatakan reagen COVID-19 saat ini memang sedang banyak dicari dunia. Pemerintah sudah berusaha untuk mendatangkannya dari luar negeri.

"Seperti kita maklumi dalam situasi pandemi seperti sekarang ini maka semua negara di dunia yang terdampak COVID-19 membutuhkan reagen ini," papar Achmad Yurianto dalam tayangan yang disiarkan BNPB, Kamis (23/4/2020).

"Sementara dihadapkan dengan kapasitas produksi reagen ini yang terbatas, maka gugus tugas nasional bekerja keras untuk mencari. Bekerja keras untuk menemukan reagen ini di seluruh dunia dan berusaha dengan segala cara agar negara kita bisa mendapatkannya," lanjut pria yang akrab disapa Yuri ini.

Saat ini pemerintah mengaku sudah memesan lagi 15 ribu reagen yang didatangkan dari Korea Selatan. Sementara untuk besok, 24 April 2020, diharapkan datang juga 400 ribu reagen.

"Tugas selanjutnya setelah kita mendapatkan reagen ini adalah mendistribusikan ke seluruh laboratorium yang mampu dan memenuhi syarat untuk melakukan pemeriksaan. Sehingga pengujian sampel secara masif bisa kita lakukan," pungkasnya.

Update Corona di Indonesia 23 April: 7.775 Positif, 960 Sembuh, 647 Meninggal

 Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Hingga Kamis (23/4/2020), tercatat 7.775 kasus positif, 960 sembuh, dan 647 meninggal.
"Konfirmasi positif 7.775 kasus," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Kamis (23/4/2020).

Kasus positif mengalami penambahan 357 sehingga secara akumulatif menjadi 7.775.

Pasien yang dinyatakan sembuh setelah mendapatkan hasil negatif dalam 2 kali pemeriksaan bertambah 47 kasus, sehingga total menjadi 960.

Kasus meninggal dunia bertambah 11 menjadi 647.

Apakah Puasa Bisa Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh? Ini Kata Dokter

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba, tetapi pandemi virus Corona tak juga kunjung usai. Ini membuat sebagian orang menjadi khawatir, apakah berpuasa di tengah pandemi tetap aman dan tidak akan menurunkan sistem kekebalan tubuh?
Menanggapi hal ini, dokter spesialis penyakit dalam dari Omni Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, mengatakan berpuasa tidak akan menurunkan sistem kekebalan tubuh.

"Puasa Ramadhan itu disebut sebagai diurnal intermittent fasting. Jadi diurnal karena dari pagi sampai siang, lalu intermittent karena tidak 24 jam puasanya," kata dr Dirga kepada detikcom, Kamis (23/4/2020).

"Jadi kalau kita lihat penelitian-penelitian kedokteran itu memang tidak ada hubungan yang signifikan antara puasa dengan sistem imunitas. Artinya tidak benar kalau puasa menurunkan kekebalan kita, itu tidak benar," lanjutnya.

Meski begitu, menurut dr Dirga ini akan menjadi berbeda cerita bila yang hendak berpuasa adalah orang yang sedang sakit. Ia menyarankan sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.

"Tentu kalau sakit beda lagi ceritanya, kalau sakit tetap harus ke dokter nanti dokter yang akan menyarankan apakah seseorang dinyatakan layak atau tidak untuk berpuasa," jelasnya.

dr Dirga juga menjelaskan agar nutrisi tetap terjaga selama berpuasa, maka saat sahur ataupun berbuka puasa harus didukung dengan mengonsumsi makanan yang bergizi.

"Harus memperhatikan sahur dan buka puasa. Buka harus disegerakan begitu adzan harus segera minum dan makan, begitu pun saat sahur makan-makanan yang bergizi," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar