Sabtu, 25 April 2020

Bosan di Rumah? Ini Cara Ngabuburit Aman Saran Dekan FKUI

 Ngabuburit atau kegiatan menunggu adzan magrib menjelang berbuka puasa umumnya dilakukan saat di bulan Ramadhan. Namun pandemi virus Corona COVID-19 membuat aktivitas rutin setiap tahun itu hanya menjadi angan-angan saja karena masyarakat diimbau tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan demi mencegah penyebaran penyakit ini.
Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, mengatakan ngabuburit tetap bisa dilakukan, tetapi hanya di sekitaran rumah saja dan tetap memperhatikan jaga jarak.

"Ngabuburit di sekitar kompleks silahkan asal physical distancing dengan orang sekitar dan hindari kerumunan," kata Prof Ari kepada detikcom, Sabtu (25/4/2020).

"Tapi yang terbaik ya di rumah dengan sepeda statis atau olahraga statis," lanjutnya.

"Insyaallah kan penularan secara droplet, sejauh tidak kontak langsung dan tetap pakai masker tidak apa-apa. Tapi ngabuburitnya sendiri jangan berjemaah," pungkasnya.Menurut dr Ari meski ngabuburit di sekitaran rumah masih terbilang aman, bukan berarti boleh dilakukan secara beramai-ramai atau banyak orang.

Studi Temukan Virus Corona Bisa Menempel di Partikel Polusi Udara

 Studi awal yang dilakukan peneliti Italia melihat virus Corona COVID-19 bisa menempel di partikel polusi udara. Ini disebut-sebut peneliti bisa membuat virus menyebar lebih jauh dan jadi rute penularan baru.
Pemimpin studi Leonardo Setti dari University of Bologna mengatakan penting untuk menginvestigasi apakah virus Corona bisa disebarkan luas oleh polusi udara. Ini karena analisa statistik menunjukkan di Italia tingkat infeksi paling parah terjadi di daerah yang memiliki kualitas udara buruk.

"Saya adalah seorang ilmuwan dan saya mengkhawatirkan apa yang tidak kita ketahui. Bila kita tahu, maka kita bisa mencari solusinya. Tapi bila kita tidak tahu, kita hanya bisa menerima konsekuensinya," kata Leonardo seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (25/4/2020).

Dalam studinya Leonardo mengumpulkan berbagai sampel polusi di daerah Bergamo, lalu dilakukan pengecekan genetik spesifik untuk virus Corona. Hasilnya laboratorium independen mengonfirmasi jejak virus pada partikel polusi.

Dua kelompok lain yang melakukan studi yang sama juga mendapatkan hasil serupa.

Studi Leonardi dipublikasi di medRxiv dan belum mendapat peer-review. Namun demikian beberapa ahli mengemukakan teorinya bisa saja benar dan perlu diinvestigasi lebih jauh.

"Bukan hal mengejutkan bila selama ada di udara, percikan liur yang halus dapat bercampur dengan partikel urban dan terbawa lebih jauh," kata Profesor Jonathan Reid dari Bristol University, Inggris.

Cara Agar Badan Tidak Melar Saat Puasa

Puasa membuat tubuh menjadi sehat dan badan menjadi langsing. Tapi baru beberapa hari puasa Ramadhan, kok berat badan malah naik?
Dokter gizi dr Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, menyebutkan, asupan karbohidrat sederhana misalnya minuman manis dan kue dikonsumsi secara berlebihan. Sehingga total asupan kalori dalam seharinya menjadi berlebihan.

Demikian juga dengan asupan lemak, sering makanan yang dipilih, lebih ke arah tinggi lemak. Misalnya makanan yang digoreng, makanan yang bersantan, atau makanan yang mengandung tinggi lemak. Nah bila asupan makanan ini berlebihan, maka total kalori yang dikonsumsi menjadi berlebihan.

"Asupan karbohidrat sederhana yang berlebihan ditambah dengan asupan lemak yang berlebihan, akan menyebabkan total asupan menjadi berlebihan. Hal ini akan menyebabkan berat badan naik," ujar dr Cindi kepada detikcom, Sabtu (25/4/2020).

dr Cindi mengatakan, sering pada waktu puasa, kita kurang melakukan olahraga. Asupan makanan yang berlebihan dan aktivitas fisik atau olahraga berkurang akan menyebabkan risiko berat badan naik.

dr Cindi pun memiliki tips agar badan tidak melar saat puasa. Berikut cara agar badan tidak melar saat puasa:
1. Perhatikan Asupan Saat Sahur

Pada waktu sahur asupan makanan tetap bergizi lengkap dan seimbang. Sepertu tetap ada sumber karbohidrat tapi pilih yang kompleks misalnya roti gandum, nasi merah, havermut, dan lainnya).

Selain itu asupan protein kalau ingin turun berat badan, maka pilih protein yang lebih rendah lemaknya, misalnya dada ayam buang kulit, daging sapi has dalam, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lainnya. Ditambah dengan sayur dan buah, sehingga asupan vitamin dan mineral dapat dipenuhi.

Cara memasak makanan juga harus diperhatikan yakni dengan tumisan, sup, pepes, tim, dan panggang. Batasi makanan yang digoreng dan bersantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar