Kamis, 23 April 2020

Dicari Relawan Buat Uji Vaksin Corona, Bayarannya Rp 11 Juta

 Berbagai negara berlomba mencari vaksin mujarab virus corona, termasuk di Inggris. Uji coba calon vaksin segera digelar dan relawan yang mau bergabung akan mendapatkan bayaran lumayan.
Uji coba vaksin corona di Inggris antara lain diadakan oleh Imperial College NHS Trust dan akan bertempat di 4 kota, yaitu Bristol, Thomas Valley, Southampton dan London. "Tujuan dari studi ini adalah tes vaksin baru melawan COVID-19 ke relawan sehat," sebut mereka.

Ilmuwan di Imperial College bakal mencari tahu apakah orang sehat bisa dilindungi memakai vaksin yang mereka kembangkan, ChAdOx1 nCoV-19. Harapannya bisa diketahui keamanan vaksin tersebut dan apakah bisa memicu respons imun melawan corona.

Gejala-gejala yang muncul setelah vaksin disuntik bakal diamati seksama. Waktu trial adalah selama 6 bulan di mana para relawan wajib mengunjungi klinik 4 sampai 6 untuk mengetahui perkembangan mereka.

Dikutip detikINET dari Mirror, total akan direkrut 1.112 relawan. Tentu akan ada efek samping tapi diklaim takkan membahayakan para relawan.

"Efek samping yang umum adalah warna merah ringan dan bengkak di sekitar titik suntikan. Anda mungkin merasakan gejala mirip flu dalam 24 jam setelah vaksinasi. Itu biasanya akan sembuh dalam 48 jam," cetus mereka.

Para relawan bakal mendapatkan sedikit bayaran sebagai ganti ongkos transportasi dan waktu mereka. Tergantung di mana tempat tinggalnya, mereka akan menerima uang senilai 190 sampai 625 Poundsterling atau di kisaran Rp 11 juta.

Relawan harus memenuhi beberapa syarat selain tentunya berkewarganegaraan Inggris. Sebut saja berumur antara 18 sampai 55 tahun, sehat, tidak terinfeksi corona dan tidak sedang atau berencana hamil selama uji coba.

AS, Jerman, hingga Korsel Diajak Bikin Pabrik Alkes di RI

Kesiapan industri alat kesehatan (alkes) di Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19 menjadi sorotan. Sebab RI masih ketergantungan impor hingga 90% dari total kebutuhan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memerintahkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mencari investor alkes.

"Kemarin atas arahan Presiden untuk segera memikirkan, mencari investor yang akan melakukan investasi di bidang alat kesehatan," kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam rapat kerja (raker) virtual dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4/2020).

Dia menjelaskan, pihaknya sedang membidik investor dari sejumlah negara agar mau menanamkan modalnya di Indonesia untuk membangun industri alkes.

"Kita minta dari Korea, dari Amerika, dari Jerman dan beberapa negara lain. Ini sekarang kita kerjakan," sebutnya.

Dia pun mengungkapkan penyebab Indonesia sangat ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan (alkes). Porsi impor barang tersebut mencapai 90% dibandingkan yang bisa dipenuhi dalam negeri.

Bahlil menjelaskan kondisi tersebut memang sengaja diciptakan dengan tidak membangun industrinya di dalam negeri.

"Menyangkut dengan alat kesehatan, saya setuju sekali. Saya dulu waktu pengusaha 90% alkes kita ini impor. Ini sengaja memang. Dari dulu saya juga salah satu pengusaha tahun 2006, itu main barang ini. Aku tahu betul ini barang permainannya bagaimana. Sengaja ini industrinya nggak dibangun," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar