Sabtu, 18 April 2020

Stres Gegara Corona Bisa Berdampak Pada Kualitas Sperma, Ini Cara Mencegahnya

Menurut sebuah studi, stres akibat pandemi virus Corona COVID-19 bisa menyebabkan kerusakan pada sperma dan juga perkembangan otak di masa depan. Hal ini dikarenakan para pria khawatir akan kehilangan pekerjaan dan orang tua yang mereka cintai.
"Ada begitu banyak alasan untuk bisa mengurangi stres, terutama pada saat ini ketika tingkat stres meningkat secara kronis dan akan tetap demikian selama beberapa bulan ke depan," tulis peneliti, Profesor Tracy Bale dalam studi tersebut, seperti dikutip dari Mirror.

Menurutnya melatih diri agar tidak stres, tak hanya bermanfaat pada kesehatan mental saja, tetapi juga untuk mengurangi risiko datangnya berbagai penyakit lain.

"Ini juga dapat membantu mengurangi potensi terjadinya dampak pada sistem reproduksi, yang juga dapat berdampak pada generasi mendatang," jelas Profesor Bale.

Oleh karena itu ada beberapa cara untuk mengurangi stres selama pandemi virus Corona berlangsung. Berikut ini penjelasannya menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC):

- Jangan terlalu banyak menonton, membaca, atau mendengarkan berita dari media sosial.

- Terlalu sering mendengar atau membaca berita tentang pandemi bisa menimbulkan rasa kekecewaan.

- Jaga kesehatan, latih pernapasan, atau meditasi. Cobalah untuk mengonsumsi makan-makanan yang sehat dan seimbang, berolahraga secara teratur, istirahat cukup, hindari alkohol, dan narkoba.

- Luangkan waktu untuk bersantai, dan lakukan beberapa aktivitas lain yang Anda sukai.

- Jalin komunikasi dengan orang lain, serta saling bertukar cerita dengan orang yang dipercayai tentang kekhawatiran dan perasaan Anda.

Para Ilmuwan Bantah Virus Corona Buatan Laboratorium Wuhan

Penyebaran virus Corona COVID-19 terus meningkat di dunia. Virus Corona dilaporkan mulai muncul di akhir Desember tahun lalu di Wuhan, China. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab awal kemunculannya. Salah satu dugaan yang menjadi perbincangan adalah virus Corona COVID-19 disebut berasal dari laboratorium Wuhan.
Mengutip Science Alert, terdapat studi yang memunculkan kemungkinan asal mula virus Corona ini. Studi ini membantah pandemi virus Corona terjadi karena hasil rekayasa. Penelitian ini menunjukkan virus Corona mungkin telah beredar di manusia jauh sebelum ditemukan di Wuhan, China.

"Mungkin saja nenek moyang virus Corona COVID-19 masuk ke manusia kemudian memperoleh genomik baru melalui transmisi manusia ke manusia yang tidak terdeteksi," tulis para peneliti dari AS, Inggris, dan Australia dalam studi tersebut.

Para peneliti menganalisis data genom yang tersedia dari virus Corona dan menunjukkan bahwa bagian receptor binding domain (RBD) dari lonjakan protein sangat efektif untuk mengikat sel-sel manusia melalui seleksi alam.

"Dengan membandingkan data genom yang tersedia untuk strain virus Corona dapat ditegaskan bahwa virus Corona berasal dari proses alami," kata salah satu tim peneliti Kristian Andersen dari Scripps Research.

Dari hasil ini terdapat dua hipotesis. Pertama bahwa seleksi alam terjadi pada inang hewan sebelum ditularkan ke manusia.

"Meskipun tidak ada virus Corona pada hewan yang diidentifikasi cukup mirip dengan yang telah bertindak sebagai nenek moyang virus Corona, keanekaragaman virus ini pada kelelawar dan spesies lain secara besar tidak tersampel," tulis para peneliti.

Hipotesis kedua merupakan seleksi alam yang terjadi pada manusia setelah virus tersebut ditularkan dari inang hewan.

"Skenario kedua adalah bahwa virus Corona disilangkan dari hewan ke manusia sebelum mampu menyebabkan penyakit," kata direktur institusi kesehatan nasional Prancis, Collins.

Sampai saat ini para peneliti belum bisa memastikan mana yang paling benar dari kedua kedua hipotesis ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar