Sabtu, 25 April 2020

Update Corona di Indonesia 25 April: 8.607 Positif, 1.042 Sembuh, 720 Meninggal

Jumlah kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Sabtu (25/4/2020), tercatat 8.607 kasus positif, 1.042 sembuh, dan 720 meninggal.
"Spesimen yang diperiksa akumulasi sudah menjadi 67 ribu lebih," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Sabtu (25/4/2020).

Jumlah kasus terkonfirmasi positif bertambah 396 sehingga secara akumulatif menjadi 8.607 kasus.

Pasien yang dalam dua kali pemeriksaan mendapat hasil negatif dan dinyatakan sembuh bertambah 40 kasus menjadi 1.042.

Kasus meninggal dunia mengalami penambahan 31 kasus menjadi 720 kasus.

Bosan di Rumah? Ini Cara Ngabuburit Aman Saran Dekan FKUI

 Ngabuburit atau kegiatan menunggu adzan magrib menjelang berbuka puasa umumnya dilakukan saat di bulan Ramadhan. Namun pandemi virus Corona COVID-19 membuat aktivitas rutin setiap tahun itu hanya menjadi angan-angan saja karena masyarakat diimbau tetap di rumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan demi mencegah penyebaran penyakit ini.
Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MMB, mengatakan ngabuburit tetap bisa dilakukan, tetapi hanya di sekitaran rumah saja dan tetap memperhatikan jaga jarak.

"Ngabuburit di sekitar kompleks silahkan asal physical distancing dengan orang sekitar dan hindari kerumunan," kata Prof Ari kepada detikcom, Sabtu (25/4/2020).

"Tapi yang terbaik ya di rumah dengan sepeda statis atau olahraga statis," lanjutnya.

"Insyaallah kan penularan secara droplet, sejauh tidak kontak langsung dan tetap pakai masker tidak apa-apa. Tapi ngabuburitnya sendiri jangan berjemaah," pungkasnya.Menurut dr Ari meski ngabuburit di sekitaran rumah masih terbilang aman, bukan berarti boleh dilakukan secara beramai-ramai atau banyak orang.

Studi Temukan Virus Corona Bisa Menempel di Partikel Polusi Udara

 Studi awal yang dilakukan peneliti Italia melihat virus Corona COVID-19 bisa menempel di partikel polusi udara. Ini disebut-sebut peneliti bisa membuat virus menyebar lebih jauh dan jadi rute penularan baru.
Pemimpin studi Leonardo Setti dari University of Bologna mengatakan penting untuk menginvestigasi apakah virus Corona bisa disebarkan luas oleh polusi udara. Ini karena analisa statistik menunjukkan di Italia tingkat infeksi paling parah terjadi di daerah yang memiliki kualitas udara buruk.

"Saya adalah seorang ilmuwan dan saya mengkhawatirkan apa yang tidak kita ketahui. Bila kita tahu, maka kita bisa mencari solusinya. Tapi bila kita tidak tahu, kita hanya bisa menerima konsekuensinya," kata Leonardo seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (25/4/2020).

Dalam studinya Leonardo mengumpulkan berbagai sampel polusi di daerah Bergamo, lalu dilakukan pengecekan genetik spesifik untuk virus Corona. Hasilnya laboratorium independen mengonfirmasi jejak virus pada partikel polusi.

Dua kelompok lain yang melakukan studi yang sama juga mendapatkan hasil serupa.

Studi Leonardi dipublikasi di medRxiv dan belum mendapat peer-review. Namun demikian beberapa ahli mengemukakan teorinya bisa saja benar dan perlu diinvestigasi lebih jauh.

"Bukan hal mengejutkan bila selama ada di udara, percikan liur yang halus dapat bercampur dengan partikel urban dan terbawa lebih jauh," kata Profesor Jonathan Reid dari Bristol University, Inggris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar