Minggu, 26 April 2020

Berapa Lama Sih Waktu yang Ideal untuk Bercinta?

Menurut survei Society for Sex Therapi beberapa tahun lalu bercinta biasanya berlangsung selama tiga hingga tujuh menit. Namun menurut survei tersebut jika bercinta hanya tahan dalam dua menit bisa dikatakan durasi ini 'terlalu pendek'.
Mengutip Healthline, beberapa terapis seks yang ada pada survei tersebut mengatakan bahwa umumnya tujuh hingga 13 menit menjadi waktu yang banyak diinginkan pasangan dalam bercinta. Waktu tersebut demikian disebut sebagai waktu ideal saat bercinta.

Namun benarkah waktu ideal tersebut berpengaruh pada hubungan seksual?

Menurut dokter ahli kandungan di Rumah Sakit Premier, Surabaya, dr Poedjo Hartono, SpOG(K), tidak benar-benar ada batas waktu ideal untuk pasangan dalam melakukan hubungan seksual.

"Sebenarnya pada dasarnya tidak ada masalah ya selama dia sudah orgasme. Cuma memang ada yang lima menit sudah orgasme, ada yang setengah jam, ada yang satu jam, sebenarnya nggak ada masalah apa-apa," jelasnya saat dihubungi detikcom Rabu (4/1/2020).

Meski lamanya waktu bercinta tak jadi masalah. Ia menegaskan hal ini harus menjadi pertimbangan masing-masing pasangan, durasi waktu bisa saja menjadi penting jika pasangan mengeluhkan hal tersebut.

"Memang wanita kan butuh waktu yang lebih lama tapi ya, intinya komunikasi dulu bersama pasangan, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Karena kan kuncinya adalah kenyamanan kedua pasangan, pastikan mengerti apa yang pasangan inginkan," lanjutnya.

Sering-sering Dilap Ya! Benda Sehari-hari Berikut Bisa Jadi Sarang Corona

Kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia yang sudah mencapai 1.677 orang pada Rabu (1/4/2020). Pemerintah mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati lagi dalam menjaga kebersihan.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan virus corona bisa menginfeksi tanpa harus melakukan kontak langsung dengan pasien penyakit ini.

"Mungkin kita sama sekali tidak melakukan kontak dekat dengan orang yang sakit, tetapi droplet yang ditinggalkan oleh orang sakit di berbagai barang yang lazim digunakan bersama," kata Yuri saat konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Rabu (1/4/2020).

"Sebagai contoh misalnya handle pintu, meja atau pegangan kendaraan umum ini sangat mungkin menjadi tempat singgah bagi virus ini," lanjutnya.

Menurutnya jika seseorang menyentuh berbagai benda yang dicontohkan tersebut dan tidak segera mencuci tangan, risiko penularan virus corona akan menjadi lebih besar.

"Karena itu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir minimal 20 detik dan sesering mungkin ini menjadi kunci," tuturnya.

Viral Pesan Dokter Sebut Corona Bisa Dicegah dengan Vitamin E, Ini Faktanya

Di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap virus corona COVID-19, begitu banyak broadcast mengenai penyakit ini yang beredar di sejumlah platform khususnya Whatsapp Group.
Salah satu broadcast yang sedang ramai dibicarakan adalah tentang asal usul virus corona dan vitamin E sebagai obatnya. Dalam broadcast itu disebut seorang virolog bernama Moh Indro Cahyono yang merupakan lulusan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada sebagai narasumbernya.

Menanggapi hal ini, detikHealth pun melakukan konfirmasi kepada Indro mengenai broadcast yang telah beredar tersebut.

"Benar, aslinya itu obrolan biasa. Saya nggak tahu kalau itu wartawan dan beberapa statement belum siap dibuka ke publik. Saat dirilis saya nggak diberitahu sebelumnya," kata Indro saat dihubungi detikHealth, Rabu (1/4/2020).

"Tapi karena sudah terlanjur tersebar ya nggak apa-apa dan ada beberapa pertanyaan yang lucu tapi semua benar dari saya," lanjutnya.

Berikut ini adalah isi broadcast yang benar terkait asal usul virus corona bisa dicegah dengan konsumsi vitamin E. Selain pesan berikut broadcast yang beredar dipastikan hoax:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar