Selasa, 21 April 2020

Inikah Sebabnya Virus Corona Lebih Banyak Menyerang Pria?

Sebuah studi menyebut pria lebih rentan terinfeksi virus Corona COVID-19. Ada banyak faktor yang berpengaruh, kebiasaan cuci tangan diyakini sebagai salah satu di antaranya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut dalam studi Handwashing A Corporate Activity 2009, perempuan lebih sering mencuci tangan jika dibandingkan dengan pria.

"Hanya 31 persen pria dan 65 persen wanita yang rajin mencuci tangan setelah menggunakan toilet umum," demikian keterangan para peneliti, seperti dikutip Channel News Asia.

Penemuan ini kemudian mendorong sebuah perpustakaan di Inggris untuk semakin mengingatkan pengunjung mereka terkait pentingnya mencuci tangan setelah menggunakan toilet umum. Mereka pun menambahkan beberapa poster peringatan di toilet demi meningkatkan kesadaran para pengunjung khususnya pria.

"Kami telah menambah jumlah poster di toilet umum, sehingga pengunjung dapat teringat akan pentingnya kebersihan dengan mencuci tangan," ungkap seorang juru bicara perpustakaan.

Selain itu, sebuah penelitian Universitas Michigan pada 2013 meneliti sekitar 4.000 pengguna toilet di sekitar Lansing Timur, Michigan.

Para peneliti mengungkap kalangan perempuan lebih sering mencuci tangan menggunakan sabun. Durasi mencuci tangan mereka pun lebih lama jika dibandingkan dengan kaum pria.

Berdasarkan penelitian tersebut, sebanyak 14,6 persen pria bahkan tidak mencuci tangannya sama sekali. Sementara, 35,1 persen pria mencuci tangan tidak menggunakan sabun.

Eksekutif humas di New York juga mengatakan, sejak penyebaran virus Corona dia mulai memperhatikan kebiasaan cuci tangan para pria di tempat bekerja. Ia mengatakan banyak pria yang tidak mencuci tangannya setelah buang air kecil.

"Jika Anda berdiri di kamar mandi pria di tempat kerja, dan melihat mereka keluar dari toilet, mereka kebanyakan tidak mencuci tangannya," imbuhnya.

Sempat Lumpuh, Tenaga Medis yang Alami Komplikasi Corona Berhasil Sembuh

Bagaikan sebuah keajaiban, seorang tenaga medis asal Inggris dinyatakan sembuh setelah sempat mengalami lumpuh akibat komplikasi langka dari virus Corona COVID-19. Tenaga medis itu merupakan seorang pria berusia 42 tahun bernama Paul Skegg dan ia bertugas sebagai radiografer.
Dikutip dari Metro, menurut Direktur medis Rumah Sakit Darent Valley, Jonathan Kwan, Skegg mulai dirawat sejak 3 April 2020 kemarin, dan mengalami sindrom guillain-barre atau penyakit yang menyerang sistem saraf bagian luar otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini bisa mengakibatkan kelumpuhan pada pengidapnya.

Selama menjalani perawatan, Skegg menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang begitu cepat. Terlebih ia mengalami komplikasi langka akibat virus Corona.

"Pemulihannya yang begitu cepat adalah sebuah keajaiban," ucap Kwan.

Setelah Skegg dinyatakan pulih dari sakitnya, ia pun mendapatkan apresiasi dan penghormatan berupa tepuk tangan dari para tenaga medis saat ia berjalan keluar pergi meninggalkan rumah sakit.

"Hari ini (Minggu), kami berbaris di koridor untuk memberikan tepuk tangan kepada tenaga medis garis depan ini, setelah dirawat selama 16 hari di Rumah Sakit Darent Valley," kata Kwan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar