Kamis, 23 April 2020

Apakah Puasa Bisa Turunkan Sistem Kekebalan Tubuh? Ini Kata Dokter

Sebentar lagi bulan Ramadhan akan tiba, tetapi pandemi virus Corona tak juga kunjung usai. Ini membuat sebagian orang menjadi khawatir, apakah berpuasa di tengah pandemi tetap aman dan tidak akan menurunkan sistem kekebalan tubuh?
Menanggapi hal ini, dokter spesialis penyakit dalam dari Omni Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, MSc, SpPD, mengatakan berpuasa tidak akan menurunkan sistem kekebalan tubuh.

"Puasa Ramadhan itu disebut sebagai diurnal intermittent fasting. Jadi diurnal karena dari pagi sampai siang, lalu intermittent karena tidak 24 jam puasanya," kata dr Dirga kepada detikcom, Kamis (23/4/2020).

"Jadi kalau kita lihat penelitian-penelitian kedokteran itu memang tidak ada hubungan yang signifikan antara puasa dengan sistem imunitas. Artinya tidak benar kalau puasa menurunkan kekebalan kita, itu tidak benar," lanjutnya.

Meski begitu, menurut dr Dirga ini akan menjadi berbeda cerita bila yang hendak berpuasa adalah orang yang sedang sakit. Ia menyarankan sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.

"Tentu kalau sakit beda lagi ceritanya, kalau sakit tetap harus ke dokter nanti dokter yang akan menyarankan apakah seseorang dinyatakan layak atau tidak untuk berpuasa," jelasnya.

dr Dirga juga menjelaskan agar nutrisi tetap terjaga selama berpuasa, maka saat sahur ataupun berbuka puasa harus didukung dengan mengonsumsi makanan yang bergizi.

"Harus memperhatikan sahur dan buka puasa. Buka harus disegerakan begitu adzan harus segera minum dan makan, begitu pun saat sahur makan-makanan yang bergizi," pungkasnya.

Penderita Maag Perlu Hindari Menu Ini Saat Buka Puasa

Kesehatan menjadi syarat penting dalam menjalankan puasa. Bagi yang punya sakit maag, kesehatan bisa dijaga dengan memilih asupan yang tepat. Sayangnya lapar mata kerap mengacaukan minat lebih selektif dalam memilih asupan.
Medical Manager Consumer Health Division PT Kalbe Farma, dr. Helmin Agustina Silalahi menjelaskan saat berpuasa waktu makan akan lebih teratur. Pengeluaran asam lambung juga lebih teratur sehingga keluhan sakit maag bagi penderita maag fungsional akan berkurang.

"Walaupun pada awal puasa banyak yang mengeluh sakit maagnya kambuh, hal ini disebabkan penyesuaian lambung terhadap perubahan pola makan," dr Helmin kepada detikHealth, Kamis (23/4/2020).

dr Helmin menyarankan untuk menyiasati pola makan yang berubah selama berpuasa, makanlah dengan disiplin dan cukup saat sahur dan berbuka. Ia juga menekankan agar jangan melewatkan sahur dan menunda berbuka.

Selain itu, konsumsi makanan bernutrisi dan hindari makanan yang bisa memicu kambuhnya maag agar puasa berjalan lancar. Hindari makanan yang banyak mengandung gas dan terlalu tinggi serat, makanan yang sulit dicerna dan memperlambat pengosongan lambung hingga sumber karbohidrat tertentu.

"(Penderita maag) perlu menghindari makanan yang berlemak, goreng-gorengan, santan, mie, sayuran yang membentuk banyak gas (seperti kol, sawi ,lobak), makanan terlalu pedas, kopi, minuman bersoda, dan minuman mengandung alkohol," ujarnya.

Lebih lanjur dr Helmin menyarankan pada saat sahur makanlah sebanyak 30% dari kebutuhan makan sehari yang terdiri dari sumber karbohidrat kompleks seperti nasi merah, kentang dengan kulitnya dan roti gandum. Selain itu, penuhi dengan sumber protein dan lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, tahu dan tempe serta sayur mayur.

"10-15 menit sebelum imsak makan lebih kurang 10% dari kebutuhan kalori yang terdiri dari buah-buahan (3-5 porsi buah) dimakan dengan kulitnya atau diblender. Penting mengonsumsi makanan sumber karbohidrat kompleks (tinggi serat), untuk menjaga penyerapan karbohidrat berlangsung bertahap sehingga akan menjaga kadar gula darah tetap stabil selama berpuasa berarti tetap tersedianya sumber tenaga di siang hari," beber dr Helmin.

"Jangan lupakan juga minum air 4 gelas selama sahur sampai menjelang imsak," imbuhnya.

Sementara pada saat berbuka, lanjut dr Helmin, makanlah sebanyak 50% dari kebutuhan makan sehari. Dimulai berbuka dengan minuman yang manis tetapi menyehatkan yaitu minum jus atau sari buah dari 2-3 macam buah yang tinggi kandungan airnya seperti jeruk, melon dan semangka. Ingat, minuman manis bukan berarti minum teh manis, sirup, kolak dan sebagainya.

"Setelah salat magrib makan besar yang lengkap mengandung karbohidrat kompleks (nasi merah, kentang dengan kulitnya, roti gandum), protein dan lemak (ikan, ayam tanpa kulit, putih telur, tahu dan tempe) serta sayur mayur dan buah," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar