Sabtu, 25 April 2020

Cara Agar Badan Tidak Melar Saat Puasa

Puasa membuat tubuh menjadi sehat dan badan menjadi langsing. Tapi baru beberapa hari puasa Ramadhan, kok berat badan malah naik?
Dokter gizi dr Cindiawaty Pudjiadi, MARS, MS, SpGK, menyebutkan, asupan karbohidrat sederhana misalnya minuman manis dan kue dikonsumsi secara berlebihan. Sehingga total asupan kalori dalam seharinya menjadi berlebihan.

Demikian juga dengan asupan lemak, sering makanan yang dipilih, lebih ke arah tinggi lemak. Misalnya makanan yang digoreng, makanan yang bersantan, atau makanan yang mengandung tinggi lemak. Nah bila asupan makanan ini berlebihan, maka total kalori yang dikonsumsi menjadi berlebihan.

"Asupan karbohidrat sederhana yang berlebihan ditambah dengan asupan lemak yang berlebihan, akan menyebabkan total asupan menjadi berlebihan. Hal ini akan menyebabkan berat badan naik," ujar dr Cindi kepada detikcom, Sabtu (25/4/2020).

dr Cindi mengatakan, sering pada waktu puasa, kita kurang melakukan olahraga. Asupan makanan yang berlebihan dan aktivitas fisik atau olahraga berkurang akan menyebabkan risiko berat badan naik.

dr Cindi pun memiliki tips agar badan tidak melar saat puasa. Berikut cara agar badan tidak melar saat puasa:
1. Perhatikan Asupan Saat Sahur

Pada waktu sahur asupan makanan tetap bergizi lengkap dan seimbang. Sepertu tetap ada sumber karbohidrat tapi pilih yang kompleks misalnya roti gandum, nasi merah, havermut, dan lainnya).

Selain itu asupan protein kalau ingin turun berat badan, maka pilih protein yang lebih rendah lemaknya, misalnya dada ayam buang kulit, daging sapi has dalam, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lainnya. Ditambah dengan sayur dan buah, sehingga asupan vitamin dan mineral dapat dipenuhi.

Cara memasak makanan juga harus diperhatikan yakni dengan tumisan, sup, pepes, tim, dan panggang. Batasi makanan yang digoreng dan bersantan.

2. Saat Buka Puasa Jangan Makan Berlebihan
Demikian juga pada waktu buka puasa, asupan makanan dan minuman yang manis sebaiknya tidak berlebihan. Makanan yang dipilih tetap berizi lengkap dan seimbang. Sama halnya dengan pemilihan makanan pada waktu sahur, tentu saja porsinya tidak berlebihan.

"Banyaknya kebutuhan masing-masing orang, memang perlu berkonsultasi khusus dengan dokter spesialis gizi klinik yang ada di dekat tempat tinggal kamu," kata dr Cindi.

3. Minum 8 Gelas Sehari
air putihair putih Foto: shutterstock
Penuhi kebutuhan cairan sekitar 8 gelas per hari. Saat puasa harus disiasati agar kita tetap bisa minum 8 gelas sehari.

Saat sahur 2 gelas, saat buka dua gelas, usai makan malam, dan sebelum tidur. Dengan begitu kamu tidak akan mengalami dehidrasi.

4. Olahraga Rutin
Demikian juga olah raga, sebaiknya tetap rutin dilakukan meski lagi puasa agar badan tidak melar. Lakukan olah raga rutin 30 menit 3 sampai 5 kali dalam seminggu. Demikian juga dengan Latihan otot, sebaiknya tetap dilakukan rutin.

Kabar Gembira! Ridwan Kamil Sebut Jabar Sudah Bisa Produksi Kit Reagen PCR

Kabar gembira datang dari Tanah Air, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil sebut PT Biofarma di Bandung sudah bisa memproduksi tes kit reagen polymerase chain reaction (PCR) untuk virus Corona. Kabar ini ia sampaikan melalui akun Twitter pribadi miliknya @ridwankamil, Jumat (24/4/2020).
"Kini PT Biofarma @biofarmaID di Kota Bandung sudah bisa memproduksi test kit Reagen PCR mandiri sebanyak 50 ribu tes kit per minggu," tulis Ridwan Kamil dalam Tweetnya.


ridwan kamil
@ridwankamil
Kini PT Biofarma @biofarmaID di Kota Bandung sudah bisa memproduksi test kit Reagen PCR mandiri sebanyak 50 ribu tes kit per minggu.

PCR adalah metode swab hidung tenggorokan. Metoda paling akurat mendekati 90 persen. Tes kitnya selama ini mahal & harus diimpor dari Luar Negeri.

Video terlekat
5.632
15.31 - 24 Apr 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
3.011 orang memperbincangkan tentang ini

Pria yang akrab disapa Emil itu menuturkan, tes PCR merupakan metode yang jauh lebih akurat hingga 90 persen dalam mendeteksi virus Corona COVID-19 pada seseorang. Namun selama ini Indonesia masih harus mendatangkan tes kit tersebut dari luar negeri.

"Tes kitnya selama ini mahal & harus diimpor dari Luar Negeri," jelasnya.

Emil pun berharap dengan adanya tes kit reagen PCR yang sudah bisa diproduksi secara mandiri, bisa membantu Indonesia untuk melakukan tes corona secara masif di masyarakat.

"Dengan inovasi dan kedisiplinan, Insya Allah #KitaPastiMenang melawan COVID-19," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar