Minggu, 19 April 2020

Ilmuwan Sebut Wabah Corona Dimulai September dan Bukan di Wuhan

 Wabah virus corona kemungkinan sudah dimulai pada pertengahan September 2018 dan kota Wuhan bisa jadi bukan area di mana virus ini pertama kali bermula. Demikian hasil sementara riset dari ahli genetik University of Cambridge, Peter Forster.
Forster memimpin proyek penelitian untuk memahami proses terjadinya pandemi COVID-19. Mereka pada akhirnya berharap dapat menemukan orang pertama yang positif corona sebagai sumber wabah awal.

Mereka menciptakan analisis jaringan dengan lebih dari 1.000 genom virus corona. Ada tiga tipe virus ini, mereka sebut A, B, dan C. Tipe A paling mirip dengan virus corona di kelelawar dan diperkirakan sebagai genom virus orisinal yang menjangkiti manusia.

Tipe itu ditemukan di individu China dan Amerika, sedangkan versi mutasi ditemukan di para pasien dari Australia dan juga Amerika. Namun, tipe A bukan jenis yang paling banyak ditemukan di Wuhan, kota pertama di mana COVID-19 pertama kali teridentifikasi, melainkan tipe B.

Tipe C adalah 'anak' dari tipe B, terindentifikasi di kasus-kasus awal di Eropa, Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong, tapi tampaknya absen di China daratan. Berdasarkan data yang mereka kumpulkan, wabah virus corona tampaknya dimulai antara 13 September sampai 7 Desember 2019.

"Ini adalah asumsi terbaik yang bisa kami buat saat ini, sambil menunggu analisis sampel dari pasien lain yang disimpan di rumah sakit pada 2019," kata Forster, dikutip detikINET dari Newsweek.

Ia menambahkan, ada kemungkinan wabah corona sebenarnya tidak berasal dari Wuhan karena sampai 17 Januari, hampir semua pasien di sana menderita tipe B. Sedangkan di Guangdong, provinsi yang cukup jauh dari Wuhan, 7 dari 11 pasien malah menderita tipe A.

"Saya cenderung mengatakan penyebaran orisinal dimulai lebih cenderung di selatan China," cetusnya, sembari menggarisbawahi masih dibutuhkan riset lanjutan termasuk dengan meneliti lebih banyak kelelawar dan mungkin hewan lain yang disebut sebagai sumber corona.

"Proyek riset semacam ini akan membantu kita memahami bagaimana transmisi terjadi dan menolong kita mencegah kejadian yang sama di masa depan," cetusnya.

Ini Kata Pakar Keamanan Soal Aplikasi PeduliLindungi

 Inisiatif pemerintah meluncurkan aplikasi PeduliLindungi guna menekan penyebaran virus Corona dinilai bermanfaat untuk mendeteksi pergerakan dan penyebaran virus tersebut.
Aplikasi PeduliLindungi memiliki fitur aplikasi tracking yang dapat mendeteksi pergerakan terpapar Covid-19 selama 14 hari ke belakang. Berdasarkan hasil tracking dan tracing, masyarakat akan menerima warning untuk segera menjalankan protokol kesehatan apabila di sekitarnya terdapat pasien positif Covid-19. Aplikasi ini dapat bermanfaat secara maksimal karena terhubung dengan seluruh operator seluler di Indonesia.

Aplikasi serupa dengan mekanisme yang sama juga sudah digunakan secara efektif di negara lain seperti di negara tetangga Singapura yang dinilai berhasil membantu mengendalikan penyebaran Virus Corona di negara tersebut.

"Secara fungsional aplikasi PeduliLindungi itu banyak bermanfaat bagi mereka yang terpaksa keluar rumah dan bertemu orang lain atau menggunakan fasilitas umum memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi dinilai bermanfaat karena bisa memberikan deteksi daerah zona merah dan menginformasikan jika ternyata dalam interaksi dengan orang lain yang terpapar virus," ungkap Sekretaris Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Satriyo Wibowo dalam keterangan yang diterima detikINET.

Ditambahkannya, untuk sisi keamanan aplikasi juga ada jaminan karena banyak pihak terlibat terutama dari pemerintah dan ada juga dukungan dari operator seperti Telkom.

"Hal yang pasti developer dan server di Telkom, jadi datanya (disimpan) lokal. Saran saya ditingkatkan User Experience (UX) lebih friendly dengan feedback langsung terlihat nyata di halaman awal," sarannya.

Secara terpisah, Praktisi Keamanan Siber Mochammad James Falahuddin menyatakan kalau dari sisi keamanan, aplikasi PeduliLindungi sudah berhasil lolos masuk AppStore.

"Masuk AppStore itu tandanya untuk isu security sudah baik. Apple itu tak sembarangan review keamanan aplikasi bagi penggunanya. Mereka tak mandang jabatan atau instansi yang nenteng," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar