Minggu, 19 April 2020

Sebaran 327 Kasus Baru Positif Virus Corona di Indonesia 19 April

Indonesia kembali mengumumkan adanya penambahan kasus Corona di Indonesia. Saat ini sebanyak 327 kasus baru positif sehingga total 6.575 kasus. Total hingga Minggu (19/4/2020) ada sebanyak 686 kasus sembuh, dan 582 kasus meninggal.
"Ada penambahan kasus sebanyak 327 kasus total menjadi 6.575 kasus," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Minggu (19/4/2020).

Sebaran 327 kasus baru positif virus Corona COVID-19 adalah sebagai berikut:

Aceh 1
Bali 4
Banten 3
DKI Jakarta 108
Jawa Barat 55
Jawa Tengah 20
Jawa Timur 35
Kalimantan Timur 5
Kalimantan Tengah 5
Kalimantan Selatan 4
Kalimantan Utara 19
Nusa Tenggara Barat 6
Sumatera Selatan 5
Sumatera Barat 1
Sumatera Utara 2
Sulawesi Tenggara 9
Sulawesi Selatan 27
Sulawesi Tengah 3
Riau 4
Maluku 3
Papua 6

Update Corona di Indonesia 19 April: 6.575 Positif, 686 Sembuh, 582 Meninggal

Pemerintah kembali mengumumkan penambahan kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia. Pada Minggu (19/4/2020), tercatat 6.575 kasus positif, 686 sembuh, dan 582 meninggal.
"Spesimen yang diperiksa sudah lebih dari 47 ribu," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Minggu (19/6/2020).

Jumlah kasus positif mengalami penambahan sebanyak 327 kasus menjadi 6.575.

Pasien yang mendapat hasil negatif dalam 2 pemeriksaan dan dinyatakan sembuh bertambah 55 kasus menjadi 686.

Total pasien yang meninggal dunia bertambah 47 menjadi 582.

Benarkah Virus Corona Bisa Menular Lewat Kentut?

Beberapa waktu lalu, seorang dokter asal Australia bikin heboh karena menyebut kentut bisa menjadi media penularan virus Corona COVID-19. Dugaan ini didasarinya pada temuan virus Corona yang ditemukan dalam tinja.
Mengutip The Sun, disebutkan sebuah tes pada pasien positif Corona menunjukkan bahwa virus Corona COVID-19 dapat bertahan di kotoran manusia.

"Ya, SARS-CoV-2 dapat terdeteksi di tinja," begitu kata Andy Tagg, seorang dokter asal Australia.

"Mungkin SARS-CoV-2 dapat disebarkan melalui kentut tetapi kita masih butuh lebih banyak bukti. Jadi ingatlah untuk selalu menggunakan alat pelindung diri (APD)," lanjutnya.

Belum ada bukti ilmiah yang benar-benar kuat untuk menunjukkan virus Corona dapat ditularkan melalui kentut. Namun kaitan virus Corona dengan pencernaan sudah beberapa kali diteliti. Selain ada temuan virus di feses atau tinja, juga ada keluhan diare sebagai gejala awal virus Corona COVID-19.

Jadi perlukah menghindari orang kentut untuk saat ini? Tanpa ada risiko Corona, rasa-rasanya memang tidak ada yang mau berlama-lama mengendus bau tidak sedap.

Fakta di Balik Motif Batik 'Corona' yang Dipakai Jubir Pemerintah

Baru-baru ini ramai soal batik yang dipakai juru bicara pemerintah dalam penanganan virus Corona COVID-19. Banyak yang mengira motif batik yang sedang dipakainya adalah batik Corona. Benarkah begitu?
Saat dikonfirmasi, dr Achmad Yurianto yang juga merupakan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI (P2P Kemenkes RI) mengungkap kalau batik tersebut bukan merupakan batik Corona seperti yang ramai diperbincangkan.

"Kenapa kok rame? Itu batik setahun lalu waktu ada peringatan hari HIV AIDS," ungkapnya saat dihubungi detikcom pada Minggu (19/4/2020).

Motif pada batik tersebut memang sekilas mirip dengan Corona. Namun pada batiknya terdapat lambang merah yang menggambarkan HIV-AIDS.

"Itu kan ada lambang merahnya. Ada lambang HIV," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar