Jumat, 10 April 2020

Menelisik Kembali Kenangan Perjalanan di Ubud

Bicara Ubud, tak sedikit traveler yang dibuat jatuh cinta oleh ketenangan di sana. Lagi corona, ayo kita kenang indahnya Ubud.

Ubud, Bali identik dengan sawah bertingkat-tingkat yang indah dan tempat yang penuh ketenangan. Foto-foto tentang Ubud selalu didominasi dengan pemandangan hijau yang tampak menenangkan. Layaknya berkunjung ke rumah nenek di desa, Ubud selalu mengajak kita untuk kembali pulang dan do nothing but just enjoy your breathing.

Hari pertamaku di Ubud diawali dengan bangun pagi, setelah itu aku memilih untuk naik motor sewaan keluar rumah dan jalan dengan tujuan cari buah-buahan untuk sarapan. Menyusuri jalanan pagi di sekitaran Ubud adalah sesuatu yang menyenangkan dan layak dimasukkan dalam daftar itinenaryselama di Ubud. Jalanan di sekitaran Ubud termasuk jalanan yang tidak luas, tapi ber-aspal mulus. Kalau pagi belum banyak kendaraan berlalu-lalang, jadi udaranya masih sangat segar.

Apalagi di kanan kiri tampak sawah-sawah hijau yang menyegarkan aku pun menemukan plang jalan dengan nama Tukad Cepung Waterfall. Spontan aku langsung pergi ke Air Terjun Tukad Cepungyang katanya masih satu area dengan Ubud.
Saya mengandalkan GPS dan it works! Saya tiba di tempat tujuan dengan tepat. Saya butuh sekitar 40 menit untuk menuju Air Terjun Tukad Cepung. Sebelumnya saya mampir makan siang dulu di perjalanan. Tukad Cepung sendiri berlokasi di Jl. Tembuku, Dusun Penida Kelod, Tembuku, Bangli,Bali

Untuk menuju Air Terjun Tukad Cepung, saya harus jalan kaki sekitar 25 menit ke bawah dari parkiran Sedikit menguras tenaga memang, akan tetapi dipastikan semuanya akan terbayar lunas saat berhasil mencapai Tukad Cepung Waterfall. Oh iya untuk masuk ke hanya mengeluarkan uang sekitar 15.000 rupiah Air Terjun Tukad Cepung ini indah.

Kami semacam harus masuk melewati celah batu yang gelap, kemudian perlahan cahaya matahari akan masuk ke sela-sela batu. Kalau berjalan lebih ke dalam lagi, baru ketemu deh dengan Air Terjun Tukad Cepung. Foto-foto tentang Air Terjun Tukad Cepung selalu indah, tapi hasilnya akan berbeda-beda tergantung cuaca dan sinar matahari yang masuk ke dalam celah batu.

Kondisi di atas Tukad Cepung yang berupa hutan membuat bilah-bilah sinar matahari terlihat begitu indah menyeruak dari antara dedaunan. Beruntungnya saya datang pada saat yang tepat. Antara pukul 14.00 sampai pukul 16.00 saat matahari bersinar masuk ke dalam lubang menganga di atas tebing membentuk bilah-bilah cahaya dilatari aliran air terjun Tukad Cepung.

Dalam kondisi sepi, aura mistis Tukad Cepung memang terasa sangat kental, tinggal bagaimana kita menjaga sikap di lokasi-lokasi seperti ini.

Air Terjun Tukad Cepung sangat bisa untuk dipakai mandi. Airnya bersih, debit airnya pas, dan kolamnya tidak dalam. Mengingat Air Terjun Tukad Cepung adalah tempat yang dianggap suci, jadi sebaiknya sopan dan kalo saya sih pasti bilang 'permisi'.

Ada yang bilang juga sebaiknya untuk perempuan yang sedang haid tidak mandi di Air Terjun Tukad Cepung. Oiya saat aku mandi dan basah-basahan, aku langsung ganti pakaian di dekat air terjun dengan modal kain karena memang tidak ada kamar ganti apalagi kamar mandi di dekat air terjun.

Kamar mandi hanya tersedia di atas, di dekat loket, jadi harus jalan ke atas dulu sekitar 20 menit dengan baju basah baru bisa ganti. Aku sih pilih pakai baju kering untuk ke atas kemudian mampir minum kelapa sambil nunggu hujan yang tiba-tiba datang di tengah perjalanan mendaki ke atas.

Sejenak bayangan tangga yang berhasil saya lupakan kembali merebak saat memikirkan saya harus menyudahi kunjungan saya di Air Terjun Tukad Cepung. Merupakan pengalaman yang luar biasa nyasar dan berkunjung ke air terjun yang keren dan tersembunyi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar