Selasa, 08 September 2020

Harga Oximeter Meroket Nyaris Sejuta, Gara-gara Happy Hypoxia dan COVID-19?

 Penjualan pulse oximeter di Pasar Pramuka meningkat belakangan ini. Bahkan karena minat yang begitu banyak dan stok semakin terbatas, kisaran harga pulse oximeter mengalami peningkatan.
Salah satu merek yang biasanya dihargai Rp 200-an ribu, kini dijual 400 hingga 500 ribu rupiah di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Hal ini diakui Ira, seorang petugas di toko alat kesehatan Pasar Pramuka. Menurutnya, kelangkaan stok mulai terasa sejak sebulan terakhir.

"Itu pas Corona kan sekarang katanya ada gejala baru, yang kadar oksigennya rendah nah sejak itu," jelas Ira, merujuk pada maraknya pembicaraan tentang happy hypoxia, kepada detikcom di Pasar Pramuka, Senin (9/7/2020).

Sementara itu, berdasarkan pantauan detikcom di beberapa market place pada Senin (9/7/2020), harga oximeter cukup bervariasi. Salah satu produk yang di Pasar Pramuka dijual dengan harga paling tinggi 500 ribu rupiah, dijual di lapak online nyaris satu juta rupiah, tepatnya 908 ribu rupiah.

Dokter paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, dr Adria Rusli, SpP(K), menyebut pulse oximeter bisa menjadi alat deteksi dini pada pasien COVID-19 yang mengalami happy hypoxia.

"Pada orang happy hypoxemia walaupun dia kadar oksigennya rendah, tidak ada gejala sesak napas. Nah, yang pake pulse oximeter itu (bisa dilihat misalnya) di bawah 90, (tapi) orang kelihatan nggak sesak, itu mungkin yang harus kita perhatikan hati-hati bisa jadi happy hypoxemia," lanjutnya.

Rata-rata 3.168 Sehari, Ini Riwayat Pertambahan Kasus Corona RI Sepekan Terakhir

 Peningkatan kapasitas tes di laboratorium membuat Indonesia mampu mendeteksi lebih banyak kasus virus Corona COVID-19. Dalam sepekan terakhir, rata-rata ada sekitar 3.000 kasus baru Corona per hari.
Terhitung dalam tujuh hari rata-rata penambahan kasus baru Corona Indonesia spesifiknya ada di angka 3.168. Mulai dari hari Selasa (1/9/2020) hingga Senin (7/9/2020).

Berikut detail riwayatnya seperti dikutip dari covid19.go.id:

Senin (7/9/2020) tambah 2.880 kasus baru menjadi 196.989
Minggu (6/9/2020) tambah 3.444 kasus baru menjadi 194.109
Sabtu (5/9/2020) tambah 3.128 kasus baru menjadi 190.665
Jumat (4/9/2020) tambah 3.269 kasus baru menjadi 187.537
Kamis (3/9/2020) tambah 3.622 kasus baru menjadi 184.268
Rabu (2/9/2020) tambah 3.075 kasus baru menjadi 180.646
Selasa (1/9/2020) tambah 2.755 kasus baru menjadi 177.571
Detail kasus hari Senin (7/9/2020), mencatat 2.077 pasien berhasil sembuh sementara 105 lainnya meninggal dunia.

Angka kasus memang cenderung rendah setiap Senin. Menurut Satgas COVID-19 ini karena jumlah spesimen yang diperiksa pada hari sebelumnya juga berkurang akibat beberapa laboratorium libur.

Waspada, Diabetes Bisa Sebabkan Komplikasi Stroke hingga Kebutaan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan diabetes mellitus sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Penyakit ini mengakibatkan terganggunya proses pengolahan glukosa dalam tubuh hingga mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
Diabetes mellitus dibagi menjadi dua jenis, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kedua jenis tersebut dibedakan berdasarkan penyebabnya.

Mengutip mayoclinic.org, diabetes tipe 1 terjadi karena masalah autoimun. Sistem kekebalan tubuh yang semestinya bekerja melawan patogen, malah berbalik menyerang sel-sel beta dalam pankreas yang berfungsi memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tak mendapatkan suplai insulin yang cukup untuk mengurai glukosa menjadi energi sehingga terjadi penumpukan gula darah.

Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi akibat tubuh tidak lagi merespon hormon insulin. Dampaknya, insulin yang diproduksi pankreas tidak bekerja maksimal untuk mengurai glukosa. Kondisi tersebut, seperti halnya pada diabetes tipe 1, menyebabkan penumpukan gula darah.

Diabetes tipe 1 lazimnya muncul karena faktor genetik, infeksi virus, atau riwayat penyakit turunan. Adapun diabetes tipe 2 kerap terjadi karena masalah kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, maupun penambahan usia.

Gejala umum yang muncul pada kedua tipe diabetes tersebut serupa, seperti lebih sering buang air kecil, rasa lapar dan haus terus menerus, penurunan berat badan ekstrem tanpa dikehendaki, kelelahan, penglihatan buram, luka sulit sembuh.

Di samping itu, diabetes juga berpotensi menimbulkan komplikasi penyakit. Berikut ini beberapa komplikasi yang dipicu penyakit diabetes.
https://kamumovie28.com/the-thinning/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar