Selasa, 08 September 2020

Viral Pasien Suspek Virus Corona Meninggal di Semarang, Ini Faktanya

Di media sosial viral video yang menyebut ada lima pasien suspek virus corona di Semarang dan satu orang di antaranya meninggal dunia. Dalam video tampak para petugas kesehatan dengan pakaian pelindung lengkap sedang membawa pasien.
"Bahaya, sudah ada di semarang virus corona," kata salah satu pengguna Facebook yang turut membagikan video.

Terkait hal tersebut Pihak RSUP dr. Kariadi Semarang lewat akun Instagramnya @rskariadi menegaskan video yang beredar tidak menunjukkan pasien kasus virus corona. Video tersebut merupakan latihan simulasi yang awalnya disiarkan oleh salah satu televisi swasta kemudian diedit oleh pihak tak bertanggung jawab.

"Jadi video pemberitaan dari Kompas TV sepertinya malah membuat resah pemirsa karena pemberitaan tentang simulasi diberitakan di tengah-tengah berita atau narasi. Terus ada oknum yang mengedit berita dari Kompas TV, jadinya seolah-olah kasus tersebut adalah benar," kata Humas RSUP dr Kariadi Semarang, Aditya Kandu Warenda, pada detikcom.

Penelusuran detikcom juga menemukan kejanggalan pada video yaitu menggunakan beberapa adegan dari berbagai siaran televisi tentang virus corona di tempat yang berbeda dari narasi. Sebagai contoh ada gambar dengan keterangan diambil di Cirebon, Surabaya, dan Tasikmalaya.

Jadi bisa dipastikan video yang menyebut ada pasien virus corona meninggal di Semarang adalah bohong alias hoax.

RSUP dr Kariadi memang sempat menangani mahasiswa asal Indonesia yang kuliah S3 di Wuhan yang disebut menjadi sumber merebaknya virus Corona di China. Namun mahasiswa itu sudah dipulangkan setelah menjalani observasi dan dinyatakan negatif Corona.

Viral Perawat di China Sampai Luka-luka Tangani Virus Corona, Kok Bisa?

Ramai diperbincangkan di media sosial seorang perawat yang menangani pasien virus corona 2019-nCoV, mengalami luka-luka seperti bekas menggunakan masker pada wajah dan kulit tangan yang pecah-pecah. Apa yang menyebabkan wajah dan tangan perawat tersebut mengalami luka-luka?
Dokter spesialis kulit, dari DNI Skin Centre, dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, mengatakan faktor pemakaian masker dan juga sarung tangan dalam jangka waktu yang lama bisa menjadi penyebabnya.

"Virus ini kan belum jelas juga penyebarannya seperti apa? Tentu yang merawatnya pasti akan khawatir sekali, dan penggunaan masker dan sarung tangannya dalam jangka lama, dan kesibukan menghandle banyak pasien jadi gak sempat dilepas atau diganti," kata dr Darma kepada detikcom, Senin (3/2/2020).

Menurutnya terlihat sangat jelas pada bagian wajah, seperti efek dari tekanan penggunaan masker yang terlalu lama. Sebab masker N95 yang umumnya digunakan dalam menangani pasien virus corona, memang sangat terasa kencang ketika digunakan.

"Kan masker yang bagus harus benar-benar ditekan, bukan seperti masker bedah, efeknya salah satunya dan mungkin karena dia khawatir karena penularannya lewat udara jadi harus di ikat kuat sekali, dan itu bila dalam jangka panjang bisa seperti itu," jelasnya.

Sementara itu, luka-luka di bagian tangan bisa disebabkan oleh penggunaan sarung tangan yang juga terlalu lama. Sebab sarung tangan lateks, yang biasa digunakan oleh para perawat dan juga dokter memiliki pori-pori yang kecil dan kedap udara.

"Tangan kita sendiri kan mengeluarkan keringat dan keringatnya tidak bisa keluar dari sarung tangan, seperti lembab gitu dan kemudian karena sudah saking lamanya itu akan berefek kulitnya jadi kering," ucap dr Darma.

"Karena terlalu kering, akhirnya pecah-pecah dan jadinya kaya lecet gitu. Jadi memang kalau kering gitu dia harus pakai pelembab gitu sebelumnya biar kulitnya nggak pecah-pecah," pungkasnya.
https://nonton08.com/haunted-campus/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar